09 - Smokebomb

18 2 0
                                    

Suasana SMA Airlangga lebih ramai pagi ini. Dalam benak Senja, waktu-waktu saat ini biasanya masih akan ada beberapa orang yang kena hukuman karena telat datang atau ke-gep gara-gara lupa bawa barang untuk kegiatan MOS. Namun, kali ini pemandangan yang berbeda sedang menyambutnya, bukannya pemandangan orang-orang yang tengah dihukum tetapi diganti dengan orang-orang yang berkerumun menggunakan bermacam-macam seragam yang berbeda.

Senja tentu ingat hari ini adalah hari terakhir pengadaan Masa Orientasi Siswa alias MOS yang sedang para siswa baru jalani, tak terkecuali dirinya. Senja kira, untuk penutupan hanya akan ada beberapa kata sambutan dari Bapak Kepsek atau jajarannya, bahkan mungkin saja sang pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Malam.

Tapi, yang sedang ia lihat sekarang, bukan hanya podium kosong dengan mic yang berdiri di depannya, tetapi yang ia lihat juga ada beberapa barang yang biasa untuk kegiatan ekstrakurikuler berada di sisi kanan atau kiri tembok sekolah. Pikirannya tentu saja akan berpacu pada satu hal, yaitu akan diadakannya Demo Ekskul.

Senja memegang tali tas berwarna merah yang ia pakai dipunggung, sembari menatap gugup ke arah orang-orang yang ada di depannya. Sebenarnya yang Senja alami kini, ia agak insecure dengan beberapa senior khususnya para ciwi-ciwi bodygoals yang ada di depannya. Senja sebenarnya cantik, sangat cantik kalau saja ia sedikit memakaikan make up di wajahnya, cuma ya, kalau dipikirannya hanya ada Malam, kegiatan kesukaan ciwi-ciwi seperti Make up untuk seorang Gloria Rasya Senjana mana bisa diingat.

Untuk kali ini bukan hanya ada rasa insecure yang menghinggapi Senja, tetapi juga ada rasa kesal yang tiba-tiba saja muncul dalam hatinya.

Well, dia tidak senorak itu kalau pakai baju compang-camping atau memakai stelan baju, tas, sepatu yang berwarna-warni mirip ayam sayur, dan Senja juga enjoy saja dengan kesederhanaan yang biasa ia terapkan sehari-hari. Cuma, saat ini ia agak insecure melihat beberapa kakak seniornya berdandan cantik, yang juga karena mungkin mereka merasa pede dengan kecantikannya, malahan mereka jadi sok-sokan menggoda cowok lain, itulah yang membuatnya insecure sekaligus kesal, karena yang sedang di goda adalah Malam Rangkesa Satyaka!!!

"Nggak bisa dibiarin, kak Alam nggak boleh deket-deket sama topeng monyet berdempul tepung itu!" Gerutunya saat melihat beberapa anak cheers mendekati Malam yang tengah duduk di salah satu tembok pembatas koridor.

"Tapi gue mau ngebiarin juga gimana caranya?!" Kesalnya ketika ide dalam otaknya tersumbat. Apa yang harus ia lakukan? Masa iya, dia datang ke sana langsung menjambak cewek berdempul itu dan menyeretnya ke tengah lapangan untuk baku hantam? Bisa habis ia dirajam sama Kresna kalau sampai malu-maluin diri sendiri.

Senja menghela nafas pelan, walau begitu rasa ketar-ketir yang menghinggapi dadanya semakin tidak terkontrol, ia malah semakin kelimpungan melihat cewek cheers itu sudah duduk di sebelah Malam dengan senyum yang dibuat semanis mungkin. Untung saja Malam acuh, ia hanya melirik sekilas kemudian kembali menatap dokumen yang tengah ia pegang.

Kalau saja ini adalah komik anime, mungkin kepala Senja sekarang sudah keluar asap panas yang membara. Dirasa tak membawakan hasil apapun kalau ia diam saja, Senja menghentakkan kaki, hanya ada 1 cara! Yaitu ia harus berpura-pura berbicara dengan Malam. Kenapa dari tadi Senja tidak kepikiran?!!

Ia memantapkan diri, kemudian akan melangkahkan kaki memasuki kawasan lapangan utama.

Tanpa ia sadari, tepukan di bahu secara tiba-tiba dari arah belakang membuatnya terlonjak, untung saja tidak terlalu keras yang memungkinkan beberapa senior atau teman-teman seangkatannya bisa menoleh dengan tatapan aneh ke arahnya. Sudah cukup ia dipandang waktu MOS saat itu, jangan sampai ada adegan tatap-tatapan lagi, bisa berabe kalau satu sekolahan menatap ke Senja yang alhasil malah membuat mereka naksir padanya.

Senja dan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang