Jingga, Violetta serta Fayra mulai memasuki ruang UKS secara bersama-sama setelah kejadian Juna yang tiba-tiba datang ke kelas mereka bertiga untuk menjemput tanpa sebab. Dan baru di ketahui setelahnya, bahwa Senja-lah yang membuat mereka bertiga di panggil tiba-tiba.
Setelah petugas UKS yang berada di dalam ruangan keluar, mereka langsung berdiri di sebelah Senja yang masih tertidur di atas ranjang UKS.
"Bisa-bisanya lo jadi kaya gini si, Nja?" ujar Violetta iba karena melihat wajah pucat Senja saat ini.
"Bangke banget dasar si janda." kata Jingga ikut-ikutan emosi setelah ia tahu alasan mengapa kini Senja terbaring lemah di atas ranjang UKS.
"Harusnya lo nggak mau, peduli amat sama omongan dia, Nja." tambah Fayra, berusaha berkomunikasi dengan Senja yang hanya terdiam di tempat saat ini.
Mereka bertiga masih setia memperhatikan wajah pucat Senja yang berada di hadapan mereka. Menatap iba juga kesal bersamaan. Seperti apa yang Fayra katakan tadi, Senja mau-maunya saja si disuruh si Wanda untuk menjalani hukuman tidak masuk akalnya.
Dalam beberapa alasan, mereka memang pasti kesal jika berada di posisi Senja ketika di ejek seperti itu oleh Wanda. Tapi bagaimanapun, seharusnya Senja tidak melakukan hal yang di luar batas kemampuannya saat ini.
"Andai lo tau Nja, tadi yang bawa lo itu kak Alam. Dia ngegendong nyampe marahin si keranda gara-gara semena-mena sama lo." Kata Fayra dengan nada sendu.
Tapi tanpa disangka, Mata Senja langsung terbuka lebar setelah Fayra merampungkan kata-katanya.
"Gue tau." Kata Senja sembari mulai mengerjapkan mata, ketika keheningan tengah terjadi di ruangan UKS.
Fayra yang mendengar suara tadi langsung membulatkan mata, terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar.
"WAAAAAA!!!!" teriak Fayra reflek.
"EH AYAM-AYAM." Jingga menimpal latah, ia hampir terpental ke belakang kalau saja Violetta tidak langsung memegangi lengannya.
"Ya Allah, jantung gue rasanya kayak kena bom." Violetta menghela nafas kasar sambil mengusap dada ketika merasakan dadanya yang sudah bergonjang-ganjing karena semprotan Fayra juga timpalan Jingga secara bersahut-sahutan
Senja yang sudah tersadar sepenuhnya pun hanya melirik dengan memasang wajah tanpa dosa.
"Nyekek temen sendiri dosa nggak sih?" Ucap Jingga melirik sinis pada Senja yang pura-pura merasa lemah tiduran di atas kasur.
Senja juga masih sempat terkekeh, karena semua yang sahabatnya katakan tentu ia dengar dengan jelas. Yah, mereka masih saja mengkhawatirkannya.
"Aduh, gue sakit." Sahut Senja sambil menempelkan punggung tangannya pada kening. Membuat Jingga yang melihat hal itu kontan memutar bola matanya jengah.
"Yang benar?" di antara mereka bertiga, Violetta yang kelihatan masih cemas.
"Sakit gue, kak Alam nggak ngejagain sampai gue buka mata." Jawab Senja mendramatisir membuat Violetta memicing ke arahnya.
"Dih." Cibirnya.
"Lo tadi nggak pura-pura pingsan kan, Nja?" Tanya Fayra langsung menginterogasi, membuat Senja hanya meliriknya menggunakan ekor mata.
"Awalnya si nggak." Senja beranjak dari posisi tidurnya, kemudian menyandarkan tubuh ke tembok, karena posisi kasur UKS yang berada di pojok.
"Terus?"
"Ya terus gini lah yang lo liat aja." Balas Senja sambil mengendikkan bahu. Fayra menghela nafas, kemudian mendudukkan dirinya di samping Senja di atas kasur UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam
Roman pour Adolescents"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan b...