Kalau ada kontes orang tersial di dunia, mungkin saja Senja sudah ikut masuk final kalau mengikuti kontes tersebut. Bukan hanya sial, tetapi ceroboh dan sangat memalukan.
Dengan apa yang terjadi di hadapannya, bukan hal yang bisa dicerna oleh akal sehat. Apalagi Senja, mana ada dia punya akal.
Well, dia tidak sengaja, tetapi saat ketidaksengajaan itu terkena seorang Malam, bukanlah menjadi ketidaksengajaan tetapi menjadi lubang kubur galian yang sudah disiapkan untuknya.
Senja sendiri masih ternganga, merasa bingung dengan kejadian demi kejadian yang tidak pernah absen membuat dirinya semakin down untuk mendekati Malam. Senja baru gerak satu kali untuk mendekatinya, tetapi ia sudah berkali-kali membuat Malam terkena masalah karena berada di sampingnya.
Asap smokebomb itu pudar, dengan Jingga, Violetta dan Fayra yang juga melakukan hal yang sama seperti Senja. Menganga karena terkejut dengan apa yang dialami sahabatnya itu.
Hal yang pertama Senja liat ketika asap smokebomb yang sudah memudar adalah, wajah dingin Malam yang terlihat. Salahkan tingkat kebucinan Senja, bahkan sampai saat ini ia masih saja memuji ketampanan Malam yang tidak tercemar oleh asap smokebomb itu. Bahasanya terlalu dangdut, tapi seperti itulah pemikiran menghinggap yang ada pada benak Senja.
"A—a." Gagap adalah hal yang pasti terjadi ketika detak jantung sudah berpacu tanpa henti dengan ritme yang tidak santai. Efek puncak yang didapatkan Senja pada kejadian kali ini adalah, seluruh wajahnya memerah dengan tubuh yang menegang.
Malam juga melihat ke arah Senja yang berhadapan dengannya, beberapa siswa mulai berbisik kecil, menyadari ada hal menarik yang baru saja terjadi.
Dengan sekali gerakan, smokebomb yang tadi berada di genggaman Senja kini sudah beralih ke genggaman Malam. Malam hanya bisa menghembuskan nafas, ketika Senja masih saja menatapnya dengan tatapan terkejut juga berbinar juga suka juga segala hal yang berbentuk kagum dengan orang yang disukai.
Jengah dengan Senja yang masih tidak mengeluarkan suara, Malam kemudian berbalik.
Tanpa menoleh sekali lagi ke belakang, Malam sudah melangkahkan kakinya hendak pergi, bersiap menuju ke arah Juna untuk setidaknya menjitak kepala atau menendang kakinya dengan sadis.
Senja mengerjap, menyadari Malam yang kini sudah tidak ada di hadapannya. Ia masih dikuasai rasa keterkejutan, walau yang lain sibuk dengan smokebomb yang sudah dinyalakan serempak, tetapi tatapan Senja juga pikirannya yang ada hanya merujuk pada satu nama, yaitu Malam.
"Hikss, cobaan apa lagi." Kata Senja sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.
"E—-gue nggak tau ini keberuntungan atau malah kesialan." Fayra berucap kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"INI SAATNYA! KESEMPATAN BROWH!" Timpal Jingga dengan nada semangat.
"Apaan?" Jawab Senja sedikit lesu, membuat Jingga mendecak karenanya.
"Ada kesempatan lho Nja. Lo bisa deketin kak Alam dengan alasan minta maaf." Jingga menyatukan kedua tangan, menatap berbinar ke arah Senja yang wajahnya sudah mengeluarkan ekspresi berpikir.
"Bener juga si. Ada kesempatan dalam kesialan." Sahut Fayra.
"Cocok." Jingga memberikan dua jempol tangan ke arah Senja, Violetta yang melihat kejadian itu hanya bisa menghembuskan nafas, tidak salah juga si sebenarnya.
"Lo mau langsung gas ke kak Alam?" Fayra bertanya membuat Senja seketika mencoba menimang.
"Gimana caranya kalau lo langsung gas sekarang? Nggak ada yang waahh gitu?" Sahut Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam
Teen Fiction"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan b...