15 - Aquaaaaaa

17 0 0
                                    


Tangan Senja tertarik mengikuti arah gravitasi bumi, perlahan menurunkan tangan dengan lunglai, helaan nafas panjang pun mulai keluar dari dalam bibirnya sebagai perwujudan perasaan kecewa yang ia rasakan saat ini.

Salah satu pipi Senja menggembung, kebiasaannya ketika merasa kesal, karena apa yang ia harapkan ternyata tidak berjalan sesuai apa yang ia mau saat ini.

Senja menundukkan pandangan, beralih menatap satu botol yang masih tertutup dengan rapat tanpa minat. Lalu-lalang orang yang melewati tubuhnya tak ia hiraukan, ketika pandangan matanya hanya tertuju pada botol minuman yang sempat ia berikan pada Malam tadi.

"Oy." Suara seseorang membuat Senja yang tengah beradegan mellow jadi menegakkan kepala, matanya ia arahkan untuk memandang seluruh penjuru lapangan yang tengah ia pijak, mencoba mencari tahu siapa si pemilik suara yang berani mengganggu kesyahduannya.

Mata Senja berotasi kecil karena melihat Fajar yang menjadi pelakunya. Tapi, Senja tak bergeming, ia hanya menatap tubuh Fajar yang mulai melangkahkan kaki ke arahnya dengan ekspresi tengil yang ia pasang.

Fajar memberhentikan tubuh tepat tiga langkah di hadapan Senja, ia menatap tubuh Senja dari atas ke bawah secara detail, tapi saat iris matanya melihat benda yang Senja pegang, senyum jahilnya tiba-tiba tercipta karena merasa tahu apa yang tengah Senja alami saat ini.

"Kusut amat muka lo, abis di tolak ya?" Fajar menaik-turunkan alisnya, mencoba meledek dengan apa yang ia tangkap saat melihat air muka Senja yang kelihatan lesu.

Senja mencebikkan bibir, menatap tajam ke arah Fajar yang tanpa dosa kini mulai terkikik kecil ketika memandangi wajahnya.

"Ganggu banget lo." Balas Senja dengan nada di buat segalak mungkin. Tak tahan, Fajar kembali meledeki Senja, ia menutup mulut dengan kedua tangan sambil mencoba mengeluarkan isakan yang dibuat-buat.

"Huhuhuuu, gue di tolaaakkk." Fajar menautkan kedua alis, membuat ekspresi memelas sambil mulutnya ia komat-kamitkan untuk lebih menjiwai apa yang ia lakukan.

Gemas dan kesal bercampur karena apa yang Fajar katakan, Senja mengambil ancang-ancang dengan melebarkan kakinya. Dengan sekali gerakan, sebuah suara pukulan keras terdengar mengalun yang diiringi teriakan Fajar karena Senja menendang pantatnya dengan bernafsu.

"Huhuu gue ditol—–ADAW!!" Fajar langsung mengelus pantatnya yang terasa berdenyut karena tendangan Senja tadi, dengan tangan kirinya yang menggaruk pinggiran kepala, tak habis pikir dengan apa yang telah Senja lakukan kepadanya.

"KDRT lo." Gerutu Fajar masih asyik mengusap pantat bohay-nya. Senja yang mendengar penuturan Fajar seketika bergidik ngeri.

"Najis gue KDRT-in lo, mending gue bunuh sekalian." 

"Ini nih, kenapa lo ditolak."

Sontak, Senja langsung menatap tajam ke arahnya. "Tau apa lo?!!"

"Tau lah, kelakuan lo kaya lutung ngamuk gitu, makanya di tolak."

"Bodo amat."

"Suka banget ya lo ngebuat gue naik darah." Senja akan melemparkan kepalan tangan ke bahu Fajar, tapi Fajar langsung meminggirkan tubuh, membuat pukulan Senja tak jadi mengenai bahunya.

Senja dan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang