Sesi pelatihan sudah berakhir beberapa saat lalu ketika Aksa memberikan pelajaran terakhir, yaitu tentang gerakan serong kanan dan kiri.
Dan kali ini adalah persiapan untuk penyeleksian dari pos baris-berbaris, yang tentunya akan di laksanakan pada calon anggota OSIS baru, dengan kakak OSIS terpilih yang menjadi penentunya.
Senja kali ini berpikir positif, bahwa pos kali ini bukanlah menjadi beban terberat baginya. Seperti apa yang sempat Malam katakan beberapa saat lalu, memang benar Senja pernah menjadi anggota Paskib di SMP, jadi untuk berbagai macam gerakan dasar baris-berbaris, tentunya sudah Senja pelajari bahkan hafal karena itu termasuk syarat dan ketentuan yang wajib dalam setiap kegiatan ekskul Paskib tadi.
Tapi, entahlah itu untuk Jingga. Yang bahkan tak pernah memperhatikan gerakan petugas upacara, yang mungkin jika di perhatikan secara detail, bisa di ambil secuil ilmu dalam berbarisnya.
"Semoga aja gue lagi nggak kumat penyakit buta arahnya." Gerutu Jingga yang tentu saja bisa Senja dengar.
Senja menoleh ke arah Jingga sembari menaikkan kedua alisnya ke atas. "Emang lo buta arah?"
"Ya nggak terlalu si, gue cuma taunya kanan kiri. Nggak tau timur, selatan, utara, barat di mana."
Mendengar penuturan Jingga, Senja kontan memutar bola matanya malas. "Yang penting kan lo tau kanan-kiri. Emang ada gerakan hadap selatan atau serong utara?"
Jingga mengerutkan dahi sejenak. "Iya juga ya." Balasnya mulai menyetujui penuturan Senja.
"PERHATIAN! UNTUK SELURUH PESERTA DARI BARISAN PERTAMA, UNTUK SEGERA BERBARIS DI DEPAN!!" Suara teriakan dari Sezha, membuat perbincangan di antara Senja dan Jingga terhenti. Mereka berdua kemudian melabuhkan pandangan ke arah tengah-tengah lapangan, yang mana merupakan tempat penyeleksian pos berbaris dengan peserta pada barisan pertama yang juga sudah mulai berkumpul di sana.
"Yuk, ke sana." Ajakan Jingga tadi membuat Senja langsung mengangguk.
Mereka berdua dan seluruh peserta yang bukan dari barisan pertama, berkumpul mengerubungi peserta pada barisan pertama. Untuk melihat penyeleksian, sekaligus ajang pengevaluasian diri sebelum mereka sendiri yang nantinya akan maju ke depan.
Sebenarnya, sebelum penyeleksian tadi. Para peserta di perintahkan untuk membuat tanda nama yang di kaitkan dengan peniti pada saku bajunya. Hal itu di lakukan, agar para kakak OSIS lebih mudah mengenali para peserta yang ada.
Pembuatan tanda nama tidak di lakukan pada awal pos di karenakan pos awal di peruntukkan untuk pengenalan diri, dan menurut Malam saat itu tanda nama tidak terlalu di butuhkan.
"Oke, seperti apa yang para kakak OSIS katakan, bahwa saat ini akan di laksanakan penyeleksian pada pos baris-berbaris. Gerakan yang akan di uji coba tentunya yang sudah kalian semua pelajari tadi." Kata Malam sebagai pembuka, dengan dirinya yang tengah berdiri paling depan saat ini.
"Untuk pengomando, tentu saja dari pihak penanggung jawab tadi."
Malam menatap lekat satu persatu wajah-wajah baru yang ada di hadapannya. "Konsentrasi pada aba-aba, dan berikan hasil dari apa yang kalian pelajari tadi dengan sebaik mungkin."
Ucapan Malam tadi mendapat anggukan serempak dari seluruh peserta yang ada. Sedangkan Juna sudah mulai melangkahkan kaki ke depan barisan pertama, karena dirinyalah yang menjadi penanggung jawab.
"Oke, konsentrasi pada aba-aba."
Menit demi menit berjalan cepat ketika saat ini Juna telah memberi aba-aba gerakan terakhir sekaligus penutup untuk seleksi barisan pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam
Teen Fiction"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan b...