Setiap hati seseorang, pasti punya satu hal di mana akan ada ruang khusus untuk menyimpan nama orang-orang yang paling berarti.
Ada banyak persimpangan itu pasti, untuk tahu berada di mana nama kita di simpan, mungkin juga sulit dan pahit untuk di mengerti.
Menebak pun hanya akan menghadirkan segala prasangka, iya kalau memang kita istimewa, kalau nyatanya tidak? Kita sendiri yang merana.
Tapi, untuk berusaha memberikan yang terbaik itu keharusan. Sakit itu resiko dan kebahagiaan hanyalah bonus.
Apakah kita akan ditempatkan tepat berada di ruang terbaik atau sepuluh tingkat lebih rendah dari yang kita ingin, kita tak pernah tahu.
Jangan patah semangat, yang terpenting kita sudah mencoba.
Mengetuk hati seseorang, untuk tau posisi ruang mana kita berada di hatinya.-.
Klek!
Malam menutup pintu loker, membalikkan badan setelah merasakan sebuah tepukan di bahunya dari arah belakang.
"Apaan tuh?" Juna menaikkan kedua alis penasaran dengan kertas yang tengah Malam genggam. Ia mengikuti arah kepalan tangan Malam yang berusaha menjauhkan kertas itu dari Juna.
"Ngapain lo ke sini?"
Balas Malam mencoba mengalihkan perhatian, membuat Juna yang tengah berusaha mengintip kertas di genggaman Malam seketika mendongakkan wajah ke arahnya.
"Oh, tadi nyari lo."
"Kenapa?"
"Anak OSIS tanya, seleksi masuk calon OSIS mau diselenggarain hari apa, soalnya denger-denger si Arya juga udah nemuin lo kan?"
Malam menimang sebentar, sebenarnya kemarin Pak Kepala Sekolah sudah mulai memberikan izin pada ketua di setiap organisasi untuk mulai melakukan penyeleksian, beberapa ketua Organisasi di Airlangga sudah dikumpulkan, serta di beri arahan untuk organisasi yang di bebankan agar dijalankan oleh masing-masing ketuanya.
Memang, Malam akan mengatakan nanti seusai pelajaran selesai kepada para anggota OSIS-nya, tetapi Juna sudah bertanya lebih dulu, yang mau tidak mau harus ia katakan juga, karena Malam tak mau mendengar Juna merengek karena ingin tahu.
"Kita kebagian hari Sabtu." Kata Malam, membuat Juna mengangguk kecil.
"Berarti organisasi yang lain juga udah dikasih tau hari penyeleksiannya?"
"Iya, kemarin si Gading dapat hari Minggu, Paskib dapat hari Kamis, PMR dapet hari Jum'at dan OSIS beruntungnya dapat Sabtu."
Juna menepuk telapak tangannya tiga kali. "Baguslah, penyeleksian tetap di lakuin dua hari kan?"
"Iya, biar lebih matang lagi nyeleksi mereka semua satu persatu." Juna mengangguk-anggukan kepala, mulai memahami.
"Katanya si Gading empat bulan lagi kemah, emang nggak kelamaan nunggu dua minggu cuma buat seleksi doang?"
"Kalau masalah itu, sebenarnya Gading lagi ngajuin hari lagi, makanya dia kemarin nemuin gue waktu balik buat sama-sama bilang ke Pak Kepala."
"Si Gading kalau udah mau lomba pasti ribut sendiri, tumben dia minta tolong ke elo?" Tanya Juna penuh dengan perasaan penasaran. Yah, gelar kutub memang akan selalu tersemat di dada Arya dan Malam.
"Yang patut di pertanyakan adalah, kalau selain gue apa ada yang mau dimintai tolong sama si Gading? lo?"
Juna seketika menggeleng. "Itu tidak akan mungkin terjadi." Kata Juna dengan ekspresi dramatis, yang langsung membuat Malam memutar bola matanya malas.
"Omong-omong, hari ini lo ada perintah buat gue?" Tanya Juna mengalihkan perbincangan dengan menawarkan diri.
"Tinggal print pengumuman penyeleksian nanti, lo taruh di mading biar yang ikut seleksi langsung liat." Kata Malam membuat Juna lagi-lagi mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam
Novela Juvenil"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan b...