34 ¤ Terperangkap ¤

17 6 47
                                    

Ada aku yang diam-diam mencintaimu, apakah kamu tahu itu? Aku rasa tidak.

ㅡunknown.

Bruk!

Radja mendobrak pintu kelas dengan sangat kasar, kakinya bahkan sampai nyeri sebab dorongan yang sangat kuat, Evans dengan cepat langsung berlari kedalam.

"Anjing kita kalah cepat!" umpat Evans sembari menendang kursi dan meja yang ada disana.

"Sabar, Vans." Radja langsung menahan badan Evans yang sudah hilang kendali, Radja berusaha kuat untuk terus menahan Evans.

"Vans, Sadar!" bentak Radja, Evans masih tidak bisa mengendalikan dirinya, dia masih terus menendang nendang barang barang yang ada disana.

Bugh!

Satu pukulan mungkin mampu meredakan Evans, dan benar saja. Evans langsung tersungkur dibawah lantai dengan darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Ki-kita kalah ce-cepat, Ja." isak Evans sembari menghapus air mata yang kini sudah bercampur dengan keringat.

"Nggak, kita belum terlambat Vans, kita pasti bisa bawa Raras kembali," ujar Radja menenangkan Evans.

Evans menggelengkan kepalanya, "Nggak, Ja. Gue nyerah, gue capek sama kasus ini, gue ngerasa kita udah gagal jagain satu orang."

Radja bangkit dan langsung menarik kasar kemeja putih Evans, kini keduanya sudah berdiri berhadapan.

"Liat gue, Vans!" bentak Radja, Evans menundukkan kepalanya, enggan menatap Radja.

Bugh!

Radja kembali meninju pipi Evans, Evans masih diam tidak membalas pukulan Radja sama sekali.

"Sadar, Vans! Evans yang gue kenal tuh bukan Evans yang lemah kaya gini, Evans yang gue kenal bukan orang yang gampang nyerah kaya gini, mana Evans yang dulu!" gertak Radja emosi.

Evans menatap Radja kalut, "Raras ja, Raras! Kita udah kehilangan dia sekarang, sekarang lo mau apa? Lapor polisi? Nyewa detektif? Atau mati ditangan pelaku."

"Mati ditangan pelaku, asal semua temen gue selamat," ujar Radja enteng.

Kini bergantian, Evans menarik kasar kerah hoodie hitam yang Radja kenakan, menatap Radja lekat dan bersiap meninju nya.

"Tonjok gue, Vans. Tonjok kalo itu bisa bikin lo sadar."

Bugh Bugh!

Evans langsung meninju pipi kanan dan kiri Radja, sehabis itu Evans langsung mendorong Radja hingga tersungkur lemah dibawah lantai.

Setelah perkelahian yang cukup sengit, keduanya memutuskan untuk terduduk dibawah lantai, dengan keadaan pipi yang memar, keduanya diam dalam pikirannya masing-masing.

"Tadi gue nemuin ini dilantai," ujar Radja sembari memberikan barang tersebut pada Evans.

Evans mengambilnya, "ini punya Raras, Handband kesayangannya dia, dia selalu pake ini kalo lagi main basket."

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang