4 ¤ ARASTA ¤

234 118 18
                                    

Pagi ini pagi yang sangat sangat cerah, angin berhembus dengan sejuk nya, langit berwarna biru cerah, entahlah suasana macam apa ini.

SENJAPOV

Pagi ini aku ingin berangkat sekolah pagi, aku tidak ingin telat lagi, aku juga harus memperbaiki diriku, entah cuaca apa hari ini, yang pasti aku sangat menyukai cuacanya, aku berjalan menuju Meja makan untuk sarapan dengan keluargaku, aku sudah melihat dua orang yang sedang duduk menungguku.

"Senjaa sayang, ayo turun, mama sama papa sudah nungguin kamu loh," ujar Manja.

"Iyaa Ma, ini Senja mau turun," Aku sudah rapih mengenakan seragam sekolah ku dan siap untuk berangkat ke sekolah, jam menunjukan pukul 6 pagi kurang 10 menit lagi, masih banyak waktu bagi ku untuk berangkat menuju sekolah.

Di meja makan aku sedikit berbincang-bincang dengan Papaku, kebetulan sekali Papaku sedang ada dirumah akhir akhir ini.

"Papa," panggilku dan aku melebarkan senyum Manisku.

"Iyaa sayang," jawab papaku dengan nada sangat lembut.

"Papa, masih nyimpen motor Ninja Senja gak?"

Dengan sedikit terkejut papaku menoleh kepadaku dengan raut wajah sedikit kecewa, yaa aku memang mempunyai satu Motor Ninja berwarna merah, itu motor kesayangan ku, aku selalu menjaga nya setiap waktu, tapi takdir berkata lain, aku mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku, saat itu aku masih duduk di kelas 10 SMA, Mama dan Papa ku saat itu sangat berduka, bagaimana tidak. Aku satu-satunya anak di keluarga ini, untungnya, tuhan masih sayang padaku, dan nyawaku dapat tertolong, semenjak kejadian itu, Mama dan Papaku tidak memperbolehkan ku membawa motor kesayanganku lagi, entah dimana motor itu berada, yang pasti aku sangat merindukannya.

"Paa, Senja minta motor Senja lagi pa, Senja kangen banget sama motor itu, please Pa, Senja janji, Senja nggak bakal ngebut ngebut lagi deh,"" ujar aku merengek kepada papaku.

Papaku masih tetap terdiam dan akhirnya buka suara.

"Nak, kamu satu-satunya putri Papa, papa gak mau kejadian satu tahun yang lalu terulang lagi, cukup sudah hari itu saja, saat papa melihatmu terbaring lemah dirumah sakit, rasanya hati papa hancur, papa berfikir bahwa Papa adalah papa yang sudah gagal dalam mendidik kamu nak, karna papa membiarkan anak perempuan membawa motor sendiri," jawab Papa sembari mengelus puncak kepala ku.

"Paa, Senja udah mulai dewasa, lagian Senja capek jalan kaki mulu ke sekolah terus--" belum selesai aku bicara tiba-tiba mamaku langsung memotong.

"Lagian suruh siapa jalan kaki, Papa sama Mama menyuruh kamu buat di anter pak supir, kamunya malah gak mau,"

"Ma, Pa, senja mohon balikin motor kesayangan Senja yah, Please, Senja mohon,"

"Iyah, besok Papa akan bawa motor kamu ke bengkel dulu, soalnya motor itu belum Papa liat lagi keadaannya," ucap papaku, entah apa yang membuat nya berubah pikiran, papaku memang selalu menuruti apa kemauan anaknya.

"Yeayyyy, terimakasih Pa, terimakasih ma, yaudah kalo gitu Senja berangkat dulu yaa, udah siang hehe," ucap ku sembari bersalaman dengan Mama dan Papaku.

🌞🌞🌞

AuthorPov

Senin AndThegeng Berjalan menuju kelas, entahlah, apa yang membuat mereka sangat cantik hari ini, tidak seperti biasanya, banyak pasang mata yang tertuju kepada mereka, Apalagi Alula yang memang Sangat cantik disini. Senyum manis terpapar di wajah 5 Gadis Ini.

Sebelum ke dalam kelas, Senja dan kay memutuskan untuk pergi ke toilet dahulu.
Qamela, Alula dan Ibel kini sudah berada di dalam kelas.

"Mel, gue sama kay ke toilet dulu ya, lu sama yang lain duluan aja oke."

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang