8 ¤ Perhatian Kecil ¤

124 63 2
                                    

Happy Reading And Enjoy

Arasta dan SATG memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 17:30, sebelum pulang mereka izin kepada Kay dan bi Dira terlebih dahulu.

"Kay, udah sore nih, gue sama yang lainnya pulang ya," ucap senja memeluk kay.

"Iya Nin, Semuanya terimakasih ya udah mau jenguk Kay," semua mengangguk dan tersenyum pada Kay.

Semuanya sudah berada di parkiran, Namun tidak dengan Senja yang masih mengobrol sedikit dengan bi dira, membicarakan tentang sakit yang kay alami.

"Bi, emang om Farhan sama tante mira belum pulang pulang juga ya?" Tanya senja, om Farhan dan tante mira adalah orang tua kay, namun mereka mengabaikan kay dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Belum non, bibi juga bingung, kapan mereka pulang,kasian non kayla kayanya kangen banget sama mereka" lirih bi dira

"Hmm gitu ya bi, yaudah ceritanya lanjut nanti ya bi, senja pulang dulu, keburu malem hehe" ucap senja sembari berpamitan kepada bi dira

"Hati hati di jalan Non senja" senja yang mulai menjauh hanya tersenyum dan mengangguk kepada bi dira.

🌞🌞🌞

Senja sudah berada di parkiran, hanya ada motor dia dan--- entahlah masih ada satu motor yang terparkir disini.

"Kaya motornya Radja deh" batin senja, namun dia tidak peduli dan langsung memakai helm nya, belum sempat memakai helm nya senja sudah melihat seorang laki-laki duduk sendirian di taman rumah kay sembari memegang pipinya yang memar.

Senja mengurungkan niatnya untuk pulang, senja ingat bahwa tadi dia melihat muka Radja seperti orang yang habis terkena pukulan. Senja berjalan perlahan ke Radja dan benar saja, Radja sedang merintih kesakitan.

"Nih" senja langsung menyodorkan obat merah dan plester luka yang tadi dia minta dari bi dira.

"Apaan?" jawab Radja tanpa ekspresi

"Obat merah sama plester luka, luka lo harus di bersihih kalo engga bisa parah" ucap senja dengan raut muka judesnya

"Ekhemm, perhatian nih ceritanya?" Radja malah meledeknya dan senja mengerutkan dahinya bingung

"Dih yaudah, kalo gitu gue balik" belum sempat senja membalikkan badannya, dengan cepat Radja langsung menarik tangannya dan langsung membuat Senja refleks duduk di sebelahnya.

"Obatin gue" ucap Radja lirih karena menahan sakit dipipinya.

"Gak usah manja, yang sakit itu pipi lo, bukan tangan lo" Radja terdiam, dan membuat keduanya hening, senja merasa tidak enak dengan perkataannya tadi, dengan cepat senja mengambil obat merah yang tadi dia bawa.

"Sini gue obatin" senja sebenarnya malas, hanya saja ia tidak tega melihat muka melas Radja.

Radja mendekatkan pipinya pada senja, dengan cepat senja langsung membersihkan lukanya, dan memakaikan obat merah dan plester luka nya.

Radja hanya bisa diam dan terus memandang wajah gadis di depannya ini, wajahnya memang agak sedikit dekat dengan senja. Maka dari itu Radja tidak berkedip sedari tadi.

"Cantik juga kalo dari deket" batin Radja, dan tiba-tiba jantung nya berdegub dengan cepat

"Gue tau gue cantik, gak usah ngeliatin gue kaya gitu" dengan cepat Radja langsung melihat ke arah lain dan berdecih.

"Pede banget lo"

"Udah selesai tuh, jangan lupa di ganti plester nya dirumah" senja bangun begitu juga Radja

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang