35 ¤ Mencari Jalan Keluar ¤

22 6 37
                                    

Setelah mereka pulang dari sekolah Garuda, mereka langsung melesatkan diri menuju sekolah mereka, tentu mereka akan melanjutkan kembali aktivitas sebagai seorang pelajar.

Ternyata kasus ini cukup sulit, para penjahat tidak memberikan clue sedikitpun tentang ini, Senja kini tengah berada di dalam kelas, sembari memijit kepalanya yang masih terasa sangat pusing.

"Senin kenapa? Pusing ya?" tanya Kay sembari membantu memijit kepala Senja.

Senja mengangguk pelan, "Cuma sedikit pusing, Kay."

"Ayo kita ke UKS, biar Kay yang nganter, daripada kenapa kenapa nantinya," bujuk Kay.

"Gue nggak mau, sebentar lagi waktunya pulang, Kay."

Kay tetaplah seorang Kay, cerewet dan bawel adalah sifat utamanya.

"Ayo kita ke UKS, Kay nggak mau Senin malah makin sakit," ajak Kay makin menjadi jadi, Senja memejamkan matanya, suara Kay justru sangat membuat kepalanya lebih sakit.

"GUE BILANG NGGAK MAU!" teriak Senja, bertepatan dengan bel sekolah berbunyi, anak-anak tidak menghiraukannya dan langsung berhamburan pergi, tidak dengan Kay. Dia masih kaget ketika Senja baru saja membentak nya.

"Ada apa sih, ribut-ribut?" tanya Zendaya yang baru saja datang.

Qamela, Ibel dan Alula langsung menghampiri Senja dan Kay, Alula langsung berinisiatif untuk menjauhkan Kay dari amarah Senja.

"Udah Kay, jangan nangis, lo harus bisa ngertiin kondisi Senin yang sekarang, lo tau sendiri kan," ujar Qamela, Kay mengangguk kecil seraya menahan tangisnya.

Senja yang tadinya berdiri kini sudah duduk kembali, astaga kepalanya malah tambah pusing sekarang.

"Mel, o-obat gue ketinggalan di mobilnya Evans," lirih Senja.

"Oke sebentar biar gue yang ambilin," kata Qamela, saat Qamela hendak berlari, Zendaya menahannya.

"Biar Zen yang ngambil obat kak Senin, Kak Qamela sama yang lainnya bawa kak Senin ke UKS, Oke." Qamela mengangguk, dengan cepat Zendaya berlari menuju kelas Evans.

"Nin, ayo kita ke UKS dulu," ujar Qamela, Senja mengangguk setuju. Ibel dan Qamela membantu Senja, dan Alula yang mengurus Kay.

*****

"Eh sumpah ya, Vans. Gue sama sekali belum dapet kabar tentang Davine," ujar Charlie sembari mengaduk teh yang dia pesan.

Keempat nya tengah berada didalam kantin sekolah, karena tadi mereka belum sempat beristirahat maka dari itulah mereka mampir terlebih dahulu.

"Gue juga, apa kita kerumah nya aja? Soalnya si Nitta juga nggak pernah keliatan," usul Evans.

"Boleh tuh, kita udah lama juga nggak kumpul begini loh, semenjak pada punya pacar jadi jarang kumpul," sahut Bastian.

"Sianjing, kan elo yang punya pacar dih," balas Evans sembari melemparkan kacang kearah Bastian.

"Ampun bang jago," ledek Evans.

"Senja sama yang lainnya belum keluar ya?" tanya Radja.

"Iya nih, gue juga nungguin Kay," sahut Charlie.

Evans bangkit dari duduknya, "Gue mau ke Toilet dulu ya." Semuanya mengangguk.

Evans berjalan dengan santai menuju Toilet, dengan menggunakan Handband hitam kepunyaan Raras, kini ketampanan Evans sedikit bertambah.

Saat Evans sudah masuk kedalam Toilet, Zendaya baru saja berlari kearahnya, kini Zendaya tengah menghampiri Radja dan yang lainnya.

"Zen, lo kenapa lari larian?" tanya Radja, Zendaya masih diam mengatur nafasnya yang tengah memburu.

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang