31 ¤ TERROR ¤

16 6 34
                                    

Let's start to the game.

Mari kita tuntaskan apa yang baru saja kita mulai.

Senja perlahan membuka matanya yang terasa berat, merasakan nyeri di kepalanya, Senja mengedarkan pandangannya, menatap ke kanan dan ke kiri, sembari merasakan terpaan angin yang berhembus dengan kencangnya.

"TOLONG!" teriak Senja dalam hati, Iya. Senja memang tidak bisa berbicara sekarang, karena kondisi mulutnya yang kini tengah dililitkan sapu tangan.

Kondisi Senja saat ini sangat sangat memprihatinkan, Senja diikat di sebuah kursi dengan kondisi kaki dan tangan yang di ikat juga, ditambah dengan mulutnya yang di sekap.

Ya. Senja di sekap, bukan disuatu ruangan yang gelap gulita, bukan. Senja sangat mengenali tempat ini, karena memang tempat ini adalah tempat favorit Senja.

Rooftop, disinilah Senja berada sekarang.

"Tolong gue, demi apapun, tangan gue sakit banget." lirih Senja dalam hati, air mata sudah sedikit mengalir dari pelupuk matanya.

Senja memberontak, menggoyangkan kursi tersebut agar dapat memberikan celah untuk kabur, namun semakin Senja memberontak, justru semakin sakit juga tangan Senja.

"Semakin lo gerak, semakin sakit juga tangan lo."

Senja mencari-cari darimana suara tersebut berasal, ditambah penglihatan yang minim membuat Senja susah melihat siapa perempuan tersebut.

"Gue di belakang lo," ujarnya.

Senja menoleh, ternyata benar, perempuan tersebut kini sudah berada di belakangnya. Perlahan suara langkah kaki menghampiri Senja, Senja diam, menahan isak tangisnya.

Perempuan tersebut mengambil alih wajah Senja, mengapit kedua pipi Senja dengan satu tangannya. "Ha ha ha, seorang Senja yang katanya Jagoan, sekarang nangis di depan gue!"

Senja hanya diam ketika diperlakukan seperti itu, mau berbuat apa lagi? Senja tengah dalam sekapan seperti ini. Senja menatap betul mata perempuan tersebut, mata coklat dan tajam, seperti tidak asing baginya.

Perempuan tersebut melepaskan pipi Senja dengan kasar, "Senja yang malang." ucapnya dan melepaskan lilitan sapu tangan yang berada di mulut Senja.

"SIAPA LO? KENAPA LO NYEKAP GUE? APA MASㅡ" ujar Senja menggebu-gebu.

Perempuan tersebut langsung meletakkan satu jarinya tepat dibibir Senja, "Suuut, jangan berisik, permainan baru aja dimulai."

"Jangan ngomong sebelum gue kasih perintah, kalo lo sampe berani ngomong apapun, gue pastiin nyawa lo udah nggak ada besok." tambahnya.

Senja akhirnya memilih untuk diam, bukannya merasa takut, oh tentu tidak. Hanya saja Senja masih sayang dengan satu nyawanya ini.

Perempuan tersebut perlahan membuka penutup wajahnya, sampai pada akhirnya Senja melotot dan terkejut ketika melihat siapa perempuan yang berada di depannya sekarang.

"NITTA!" teriak Senja melupakan apa yang perempuan tersebut perintahkan.

PLAK!

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang