23 ¤ Pernyataan Edwin ¤

100 16 105
                                    

Happy Reading and Enjoy.
.
.
.
Maaf yee telat, ada problem biasa:v

Senja merebahkan tubuhnya di kasur, hari ini sungguh hari bahagia Senja, hari dimana dirinya dan orang yang dicintainya meresmikan hubungannya dengan sebuah Ciuman manis dibawah sinar Matahari Sore.

Senja tidak akan melupakannya.

"Senjaaaaa," panggil Manja, sontak Senja keluar kamar dengan wajah manisnya.

"Iya Ma, ada apa?" tanya Senja lembut.

Manja mengerutkan dahinya bingung, "Lembut banget tumben, biasanya kaya tukang Parkir teriak teriak melulu,"

Senja menahan senyumnya.

"Mama parah banget deh, masa anak sendiri disamain sama tukang Parkir sih," lirih Senja. Manja tertawa.
 
Panggilan Manja dan Panja memang hanya diperuntukkan untuk Anak-anak yang lainnya, tidak untuk Senja.

"Turun yuk, kita makan malem, Papa kamu udah nungguin Loh dari tadi," ujar Manja.

"Tunggu bentar ya Ma, Senja mau mandi." Manja mengangguk.

Senja segera masuk kedalam kamarnya lagi dan bergegas untuk membersihkan dirinya sebelum makan Malam.

Senja sudah siap dengan pakaian Santai nya, Saat turun ke bawah ternyata benar, Panja dan Manja sudah menunggu Senja sedari tadi.

"Maaf lama ya Pah," ujar Senja.

"Nggak apa-apa kok, untuk kamu seribu tahun pun akan Papa tungguin nak," sahut Panja.

Senja tertawa. Tidak dengan Manja.

"Mama kenapa diem aja?" tanya Senja.

"Cemburu ya, Masa cemburu sama Anak sendiri sih Ma," sambung Panja.

"Apa sih Pa, Mama tuh lagi mikir, Persediaan bulanan kita udah mau abis tau," ujar Manja.

"Yaudah nanti kita beli semuanya Ya Ma," Manja Mengangguk.

Senja tersenyum ketika melihat ke Uwuwan Papa dan Mamanya, kehangatan yang Senja punya dari dulu, Keluarga yang bahagia.

***

Edwin sekarang sudah berada didalam rumah mewah Radja, Rumah mewah yang hanya ditinggali oleh Radja dan beberapa pelayan saja.

"Betah amat Lo tinggal dirumah segede ini Sendirian," ujar Edwin dan duduk di soffa.

"Nggak sendirian, kan ada pelayan," sahut Radja cuek.

Radja memasuki Kamarnya, meninggalkan Edwin yang sedang sibuk menonton Tv di ruang keluarga. Radja tersenyum ketika melihat kearah dinding kamarnya yang penuh dengan Foto Senja.

"Woi, Gila Lo ya senyum senyum sendiri," Radja menoleh ternyata sudah ada Edwin di depan pintu kamarnya.

"Ketuk pintu dulu, Bodoh!" sahut Radja, Edwin tertawa.

"Eh iya, itu muka Lo kenapa pada biru?" tanya Edwin ketika melihat ada bekas lebam di wajah Radja.

"Urusan Cowok," jawab Radja cuek. Edwin hanya manggut manggut.

"Buruan Mandi, abis itu makan Malem, terus ada yang mau gue omongin sama Lo," Radja mengangguk.

Edwin langsung pergi tanpa menutup Pintu kamar Radja, Edwin memang sengaja ingin mengusili adik nya itu.

"BANG TUTUP PINTU!" teriak Radja, dan Edwin sudah lari masuk kedalam kamarnya.

Abang laknat dasar.

SUNSHINE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang