22

1.4K 166 46
                                    

Mr. Lay menuntun Doyoung menuju ruang UKS dimana Renjun beristirahat. Di ikuti oleh Jeno juga Jaemin di belakang mereka yang sekarang sedang beradu mulut satu sama lain.

"Gara gara lo sih, gue bilang tenang, tunggu kak Doy dateng dulu."

"Kok lo jadi nyalahin gue sih?! Lagian ucapan guru BK tadi tuh keterlaluan bikin emosi tau ga!"

"Tapi kalo lo tunggu sebentar sampe kak Doy dateng, gak bakal serunyam ini jadinya!"

Doyoung berhenti sebentar. Ia menoleh ke belakang karena adu mulut antara Jeno dan Jaemin semakin menjadi.

"Ini kalian kenapa malah adu mulut gini?" Ucap Doyoung.

"Ini nih kak, si Nana gara gara nya."

"Lo kok nyalahin gue mulu sih?!"

"Emang iya! Coba aja lo tunggu kak Doy dateng! Gak bakal serunyam ini tau gak!"

"Udah udah. Udah gak apa apa, gak usah pikirin masalah ini. Biar kakak yang urus nanti."

Mereka melanjutkan langkah lagi menuju ruang UKS.

Sesampainya mereka disana, sudah ada Haechan, Chenle, dan Jisung menunggu. Haechan bersama Chenle duduk di sofa, sedangkan Jisung duduk tepat di sebelah Renjun.

Jisung segera beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Haechan dan Chenle.

"Renjun?"

"Sepertinya, ia tertidur Mr. Lay. Mungkin efek dari obat yang ia minum." Ucap Jisung.

Mr. Lay menganggukan kepala, kemudian Doyoung datang menghampiri ranjang dimana Renjun berbaring.

Ia mengusap wajah adiknya pelan, tidak ingin membangunkan sang tuan yang sedang terlelap.

Ia mencoba untuk menepikan beberapa anak rambut yang mungkin akan mengganggu tidur sang tuan.

Ia menatap dalam wajah adiknya, mengusap nya pelan.

Tanpa izin, air dari pelupuk matanya pun turun membasahi pipi. Sudah terlalu banyak hingga tidak bisa ditampung lagi.

Sekeras mungkin, sekuat mungkin ia tahan agar tak ada isakan yang keluar dari mulutnya. Sampai sampai, ia merasakan dada nya kini kian menyesak.

"Dek." Ucap Doyoung.

Renjun tidak merespons apa apa. Ia masih terlelap dengan tenang.

"Pulang yuk? Mr. Lay bilang, kamu masih butuh istirahat."

"Nanti kalau sudah pulih,—"

"—Kamu bisa bersekolah lagi. Bermain dengan teman teman mu lagi."

Doyoung semakin terisak.

Semakin ia mencoba untuk menahan nya, semakin sakit yang ia rasakan di dada.

Ia mundur beberapa langkah dari sana, kemudian membalikan badan.

Mr. Lay mengusap punggung nya perlahan. Ia mencoba untuk menguatkan dan menenangkan Doyoung yang kala itu sangat terisak.

"Tenang, Doyoung. Saya yakin, Renjun akan cepat pulih. Melihat ia memiliki kakak yang hebat sepertimu." Ucap Mr. Lay.

Perlahan, tangis Doyoung pun mereda. Ia mengusap matanya hendak untuk meninggalkan jejak.

Ia tidak mau adiknya tau kalau ia menangis.

Doyoung kemudian berbalik, ia kembali menghampiri ranjang dimana Renjun berbaring.

Ia duduk diatas ranjang nya, kemudian mengusap pelan wajah adiknya.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang