14

1.3K 187 7
                                    

"RENJUN KAK! CEPET KESINI DI TOILET DEKET KANTIN"

Doyoung langsung mematikan ponselnya dan berlari di ikuti oleh Chenle dan Jisung di belakang.

Dari kejauhan, ia melihat Jeno seperti sedang mencoba mendobrak pintu toilet.

"JEN! MANA RENJUN?!" Teriak Doyoung dari kejauhan.

Setelah berlari cukup jauh, dia akhirnya sampai di depan toilet yang Jeno maksud.

"Renjun ada di dalem, pintu nya dikunci di dalem." Ucap Jeno.

"Dek! Dek buka pintu nya." Ucap Doyoung sembari mengetuk pintu toilet tersebut.

Namun, tidak ada jawaban dari Renjun. Yang terdengar hanya suara tangisan Renjun.

Akhirnya Doyoung memutuskan untuk mendobrak pintu toilet tersebut.

"Dek, kalo kamu gak mau buka, kakak dobrak pintunya." Ucap Doyoung.

Doyoung pun mundur sedikit mengambil langkah. Dia mulai menghitung dari satu sampai tiga. Pada hitungan ketiga dia berhasil mendobrak pintu toilet itu.

Doyoung dibuat terkejut sampai dia sempat mematung barang sebentar.

Dia melihat dengan jelas adiknya sedang mencoba menggores lengan nya menggunakan cutter.

Dengan wajah yang sedikit bonyok, lalu lantai yang penuh dengan darah.

"RENJUN!" Teriak Doyoung sembari menghampiri Renjun.

Doyoung mencoba untuk menghentikan Renjun. Ia mencoba untuk mengambil cutter yang ada di tangan Renjun.

"Awas! Lepasin Renjun!"

Sraatt!

"Aw!"

Doyoung melepaskan tangan nya dari tangan Renjun. Dengan tidak sengaja, cutter tersebut melukai telapak tangan Doyoung.

"K-kak maafin a-adek. A-adek gak se-sengaja." Ucap Renjun.

Doyoung memanfaatkan situasi ini untuk mengambil cutter yang ada pada Renjun. Ia berhasil mengambil cutter itu lalu melempar cutter itu ke sembarang arah.

Doyoung membawa Renjun ke pelukan.

"KAMU NGAPAIN SIH?!!" Ucap Doyoung sedikit bergetar.

Tidak ada jawaban dari Renjun. Ia hanya menangis dengan keras di pelukan sang kakak.

Jeno dan teman teman nya langsung menghampiri Renjun.

"Pinjem sweater lo!" Ucap Jeno ke arah Jisung.

Jisung memberikan sweater yang ia pakai kepada Jeno untuk melapisi lengan Renjun yang penuh dengan sayatan.

Jeno mengikatkan sweater milik Jisung pada lengan Renjun untuk menghentikan pendarahan pada lengan Renjun akibat sayatan yang Renjun buat.

Haechan hanya bisa terdiam.

Chenle terduduk dilantai. Ia paling tidak bisa melihat darah. Ia akan langsung merasa lemas jika melihat darah.

Jaemin mencoba untuk menenangkan Chenle dan memberinya air mineral. Lalu, ia meraih ponsel nya dan langsung menelfon ambulans.

*

Sedari tadi, Doyoung mondar mandir di lorong rumah sakit. Dia memikirkan keadaan adiknya yang entah dia tidak tahu bagaimana, ia hanya menunggu dokter keluar dari ruangan dimana adiknya dirawat.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang