Bunyi alarm yang sangat nyaring berhasil membangunkan Renjun hari ini. Ia mencoba untuk mencari cari ponsel miliknya karena bunyi alarm yang sangat nyaring dapat mengganggu penghuni rumah yang lain.
Setelah bersusah payah, akhirnya ia dapat menemukan ponsel miliknya. Ia buka matanya perlahan, dan mematikan bunyi alarm itu.
Ia menggerakan tubuhnya pelan, kemudian memilih untuk bangun dan duduk di ujung ranjang kasur. Kemudian ia melihat ke arah jendela, dan belum ada cahaya matahari yang muncul.
Ia kembali meraih ponselnya dan melihat jam.
"Apa aku bangun kepagian? Kakak udah bangun belom ya?" Ucapnya dalam hati.
Renjun beranjak dari kaasur kesayangannya itu. Ia berjalan ke arah pintu kamar, kemudian berjalan keluar ke arah kamar kakaknya yang ada di seberang kamarnya.
sesampainya di depan pintu kamar, Renjun langsung masuk tanpa permisi. Ia melihat kakaknya yang masih tertidur dengan lelap di bawah selimut.
Renjun tersenyum kecil, ia menaiki tubuh kakaknya yang sedang tidur terlentang. Ia peluk erat tubuh kakaknya.
Doyoung merasa ada beban yang menimpa tubuhnya, ia mencoba membuka matanya pelan.
Ia dapat melihat dengan jelas adiknya yang sedang memeluk tubuhnya erat. Doyoung membalas pelukan adiknya itu.
"Huh? Kakak udah bangun?" Ucapnya sembari melihat wajah Doyoung.
"Morning, putra mahkota." Ucap Doyoung.
Renjun bangun, ia memilih untuk pindah ke samping kakaknya. Ia merebahkan dirinya berasma kakaknya ke dalam selimut. Doyoung melihat ke arah jendela sebentar.
"Jam berapa ini? Kok langitnya masih gelap?" Tanya Doyoung ke Renjun dengan mata yang kembali tertutup.
"Uhm, ini masih jam 5 pagi, sih." Jawab Renjun.
"Masih pagi banget loh ini, kenapa bangunin kakak?"
"Ishh, kakak lupa? Kan di list kegiatan yang aku bikin ada jadwal lari pagi." Ucap Renjun yang sekarang beralih menatap langit langit.
"Iya, kakak tau. Tapi, ini kepagian dek." Ucap Doyoung yang masih saja setengah tertidur.
"Ya namanya juga lari pagi kak, kalo nanti jam 9 namanya lari pagi yang kesiangan." Ucap Renjun malas.
Doyoung menutup wajahnya menggunakan selimut, Renjun mendecak sebal.
"Ishh, kak. ayolah kita lari pagi sekarang." Ucap Renjun mengguncang badan Doyoung.
"Belum sarapan, nanti tunggu sarapan dulu ya?"
"Kita sarapan di luar aja yuk, kak?" Ajak Renjun.
"Mau sarapan apa emangnya di luar?"
"Ya apa aja, kita liat nanti aja pas disana ada penjual apa aja."
Doyoung menurunkan selimut yang menutupi wajahnya, ia membuka matanya, "Yaudah, kakak siap siap dulu ya." Ucapnya.
"YES!!"
*
Renjun sudah menunggu Doyoung di bawah. Dia sangat bersemangat pagi ini. Dia melakukan pemanasan di halaman rumahnya.
Ketika Renjun sedang melakukan pemanasan, Doyoung datang menyusul. Ia langsung mengikuti Renjun yang sedang melakukan pemanasan.
"Lama banget sih, kak. Ini adek pemanasannya udah hampir beres, kakak baru dateng." Omel Renjun.
"Kakak pamit dulu ke mami, bilang mau lari pagi sekalian sarapan diluar." Ucap Doyoung.
"Yaudah yuk cabut sekarang." Ajak Renjun yang mulai berlari meninggalkan Doyoung di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my illness ; Renjun
Fanfiction"Dia gila...." "Dia seorang psycho...." "Dia aneh...." "Dia stress...." "Aku benci diriku...." "Aku lelah...." "Aku tidak ingin hidup...." Semua manusia di muka bumi ini terlahir tidak sempurna. Dan, cerita ini menceritakan bagaimana seseorang harus...