26

873 125 10
                                    

Renjun bangun lebih awal lagi pagi ini. Ia bangun bahkan sebelum alarm yang semalam ia pasang berbunyi. Seperti biasa, ia bersiap untuk pergi bersekolah. Tak lupa, hari ini adalah hari pertama Renjun memulai sesi konseling bersama dokter Jungwoo.

Di penghujung hari nanti, dokter Jungwoo akan datang ke rumah dan melakukan sesi konselingnya.

Renjun kemudian mengambil ponsel miliknya yang ia simpan tergeletak di atas kasur.

Line
Best dude
Anda, Haechan, Jeno, Jaemin, Chenle, dan Jisung

Renjun|
Guys!
Berangkat lebih pagi yuk?

|Jeno
Ayo!

|Jisung
Boleh, Icung juga pagi ini ada jadwal piket.

Renjun|
Yang lain, gimana?

|Chenle
Lele udah siap, kok. Tinggal berangkat aja.
Mungkin berangkatnya di anter sopir aja.

|Haechan
Gue mandi dulu.
Rekor nih, jam segini udah bangun siap siap mau mandi :)

|Jeno
Bagus! Pertahanin, Can. Biar gak kesiangan terus.

Renjun|
Jadi nih ya berangkat pagi? Jaemin palingan lagi mandi dia.

|Jeno
Oke.

|Jisung
Oke!

Renjun kemudian mematikan ponsel miliknya dan memasukannya ke dalam tas. Ia segera berjalan keluar kamar dan berlari menuruni tangga menuju lantai bawah.

Ia melihat sekitar, ternyata belum ada siapa siapa. Ia melihat jam tangan miliknya, waktu menunjukan pukul setengah 6 pagi hari.

Perasaan, ia bangun tidak terlalu pagi.

Renjun berjalan ke arah penghujung ruangan. Ia memasuki ruangan itu tanpa izin. Benar saja, ibu dan ayahnya masih terlelap nyenyak di atas kasur.

Ia berjalan dengan semangat menunjukan senyum manis yang selalu ia perlihatkan. Ia menjatuhkan tas yang sedari tadi sudah menempel dengan baik di punggung miliknya.

Ia menaiki kasur yang berukuran king size itu.

"Mami~"

"Daddy~"

"Cepat bangun~ ini sudah siang, adek mau pergi ke sekolah~"

Renjun meracau tak jelas. Ia menaruh nada pada kata yang asal ia lontarkan.

Tn. Narendra pun membuka matanya pelan dan ia dapat melihat dengan jelas anak bungsu kesayangan nya sedang bertingkah lucu sekarang.

Bibirnya terangkat, senyum pun terlukis dengan indah di bingkai wajah, yang jelas jelas saat itu ia baru saja terbangun dari tidurnya.

Ia menarik tangan Renjun, sehingga yang ditarik pun terjatuh di atas kasur. Tn. Narendra membawa Renjun ke dalam dekapan tubuhnya. Ia peluk erat erat tubuh yang lebih kecil daripada tubuh miliknya.

"Daddy, lepasin! Nanti adek bau, daddy belum mandi." Ucap Renjun sembari mencoba melepaskan diri.

Tn. Narendra kemudian terkekeh kecil. Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang