Pagi hari, di rumah sakit, Ny. Narendra terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam menunjukan pukul 6.30 pagi. Ia juga melihat, anak bungsunya yang masih tertidur lelap. Ia menghampiri ranjang anaknya. Perlahan ia mengusap pucuk kepala anak bungsunya itu.
dengan samar, ia berucap "Renjun, anak bungsu mami, cepat sembuh nak."
Ketika sedang fokus terhadap anaknya, ada yang mengetuk pintu kamar. Ny. Narendra langsung bangun dan berjalan menuju kearah pintu.
Ia membuka pintu kamar, ternyata ada suster yang datang dengan membawa makanan.
"Nyonya, ini sarapan untuk Renjun dan juga nyonya. Setelah sarapan, obatnya langsung diminum ya." Ucap suster tersebut ramah.
"Baik sus, terima kasih." Ucap Ny. Narendra sembari tersenyum.
"Oh iya, saya hampir lupa. Nanti sekitar pukul 8, akan ada dokter yang memeriksa Renjun."
"Baik sus."
Suster tersebut langsung pergi meninggalkan kamar. Ny. Narendra menaruh sarapan yang diberikan oleh suster tadi di nakas sebelah ranjang Renjun. Ia kemudian pergi membuka tirai kamar agar ada cahaya matahari yang masuk. Setelah itu, Ia pergi ke kamar mandi berniat untuk membasuh muka barang sebentar.
Setelah dari kamar mandi, ia melihat Renjun yang tertidur sangat gelisah. Nafasnya tidak beraturan, keringat yang bercucuran, dan raut wajah seperti orang yang ketakutan.
Melihat itu, Ny. Narendra terkejut. Ia langsung mendekat ke arah Renjun. Ia pikir Renjun bermimpi buruk. Lalu ia menepuk pipi Renjun pelan dengan tujuan agar Renjun bangun dari tidurnya.
"Dek, Renjun bangun." Ucap Ny. Narendra.
Renjun langsung membuka matanya. Ia langsung melihat ke arah Ny. Narendra masih dengan nafas yang tidak beraturan. Ia langsung memeluk erat ibunya begitupun sebaliknya. Ny. Narendra memeluk erat Renjun sembari mengusap punggungnya untuk menenangkan anaknya.
"Kamu kenapa? Tenang tenang mami ada disini gak kemana mana." Ucap Ny. Narendra.
Renjun hanya diam tak menjawab, ia terus memeluk ibunya.
Tak lama, Renjun mulai melonggarkan pelukan nya dan nafasnya pun mulai tenang. Ny. Narendra mencoba untuk melepaskan pelukannya perlahan, kemudian ia melihat wajah anaknya dan tersenyum.
"Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Tanya Ny. Narendra.
Renjun menganggukan kecil kepalanya.
"Minum dulu yuk, biar tenang.—"
"— Sarapan nya udah dateng, makan dulu abis itu minum obatnya." Ucap Ny. Narendra sembari mengusap dahi Renjun yang penuh dengan keringat.
"Suapin."
Mendengar apa yang diucapkan Renjun, Ny. Narendra tersenyum.
"Kamu ini udah besar, tapi kalo lagi sakit tetep aja manja kayak masih bayi ya." Ucap Ny. Narendra sembari mencubit hidung Renjun.
Renjun kemudian tertawa kecil.
*
tok tok tok
Suara ketukan dari pintu kamar dimana Renjun dirawat berbunyi. Tak lama setelahnya, pintu terbuka dan menunjukan satu dokter beserta suster memasuki ruangan.
"Selamat pagi! —"
"— Gimana, udah merasa baikan?" Ucap dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my illness ; Renjun
Fiksi Penggemar"Dia gila...." "Dia seorang psycho...." "Dia aneh...." "Dia stress...." "Aku benci diriku...." "Aku lelah...." "Aku tidak ingin hidup...." Semua manusia di muka bumi ini terlahir tidak sempurna. Dan, cerita ini menceritakan bagaimana seseorang harus...