33

624 120 12
                                    

Italic font mean flashback

Doyoung berjalan ke arah pintu rumah Jaehyun. Ia langsung menekan tombol bel rumah yang ada di samping pintu rumah Jaehyun.

Tak butuh waktu lama, akhirnya pintu rumah pun terbuka.

"Sorry nunggu lama, Doy. Ayo ma-"

"-Doy lo kenapa?"

Doyoung langsung menghambur berjalan ke arah Jaehyun dan memeluk erat tubuh teman nya itu. Ia jatuhkan kepala di atas pundak teman nya dan membiarkan semuanya tumpah pada saat itu juga.

"Doy, lo kenapa Doy?"

"Bentar, ayo kita pergi ke kamar gue dulu."

Jaehyun langsung membawa Doyoung dengan segera menaiki tangga menuju kamar tidurnya. Ia memimpin jalan menuntun Doyoung yang berjalan mengikuti dirinya di belakang.

Jaehyun membuka pintu kamar miliknya, dan mereka berdua pun memasuki kamar milik Jaehyun. Jaehyun memberi isyarat kepada Doyoung untuk pergi duduk dahulu di atas ranjang kasur miliknya.

Jaehyun kembali berlari menuruni tangga. Tak lama, Jaehyun datang kembali dengan membawa gelas juga air mineral di nampan yang ia bawa. Tak lupa pula, setelah ia memasuki kamar, dengan segera ia mengunci pintu kamarnya takut ada yang tiba tiba masuk dan melihat Doyoung sedang menangis.

Ia menyimpan nampan yang ia bawa di atas nakas, kemudian menuangkan air mineral ke dalam gelas. Ia juga menghampiri Doyoung yang tengah terisak dalam tangisnya.

Jaehyun memberikan gelas itu kepada Doyoung.

"Ayo Doy, minum dulu. Habis itu baru cerita." Ucap Jaehyun.

Doyoung menerima gelas yang Jaehyun berikan kepadanya dan meminum air sedikit air agar ia merasa sedikit tenang.

Setelah Doyoung meminum air, Jaehyun membawa gelas yang masih berisi air itu untuk ia simpan kembali di atas nakas.

"Udah tenang, Doy?" Tanya Jaehyun hati hati.

Doyoung menganggukan kepalanya pelan.

"Lo kenapa, Doy? Coba cerita sama gue, ya?"

Namun, Doyoung tidak merespon pertanyaan Jaehyun. Ia hanya menatap Jaehyun, sayu. Kemudian, ia kembali meneteskan air mata.

Jaehyun tidak meneruskan pertanyaannya, ia lebih memilih untuk mendekat ke arah Doyoung dan membawa tubuh temannya itu dalam dekapan.

Jaehyun mendekap tubuh Doyoung erat. Sesekali ia juga mengusap pelan punggung temannya.

"It's okay, Doy. i won't ask you anything then."

Tangis Doyoung semakin deras. Kali ini, tangisannya di iringi dengan isakan isakan kecil yang keluar dari mulutnya akibat tangis yang berusaha ia tahan sekuat tenaga.

"But, if you need someone who can listen you, i'm here, Doy. And i'm always."

*

Doyoung kini sedang diam di depan jendela kamar Jaehyun. Ia melihat sendu langit yang kini kian mengabu, seperti dirinya yang sedang dilanda kelabu.

Kosong.

Hanya kekosongan yang ada di mata Doyoung.

Jaehyun kemudian datang menghampiri Doyoung dan duduk di samping Doyoung. Doyoung menyadari kehadiran Jaehyun, ia pun menoleh ke arah Jaehyun dan mencoba menggeser tubuhnya untuk membagi tempat.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang