"Kak."
"Hm? Kenapa Can?"
"Ecan ngerasa ada yang gak beres. Kita harus periksa CCTV sekolah."
Doyoung yang sedang memakan makanan nya langsung terdiam. Doyoung langsung beralih menatap Haechan.
"Gini kak, apa gak aneh di tubuh Renjun banyak luka memar? Kan gak mungkin Renjun jedot jedotin badan nya ke tembok." Ucap Haechan.
"Kakak juga pernah cerita ke abang kalo Renjun pernah bilang dia di bully." Ucap Jeno.
"Feeling aku Renjun dibully lagi kak. Kita harus cepet cepet ngecek CCTV sekolah." Ucap Haechan.
Doyoung hanya diam mendengarkan teman teman Renjun berbicara.
"Kalo menurut kalian gitu, oke, nanti kakak pergi ke sekolah buat ngecek CCTV. Tapi, buat sekarang kakak mau fokus sama Renjun dulu." Ucap Doyoung.
"Menurutku kak, kita harus gerak cepat." Ucap Jeno.
"Kenapa?"
"Karena kalo kelamaan, nanti bisa aja pelaku ngilangin jejak jejak bukti yang seharusnya kita dapatkan." Ucap Jeno.
"Bener, yang di ucapin sama Jeno bener. Aku setuju, kita harus cepet cepet nyari tahu apa yang sebenernya terjadi sama Renjun." Ucap Haechan.
Doyoung hanya diam tidak menjawab, dan memperintahkan kepada teman teman Renjun untuk melanjutkan aktivitas makan mereka.
*
Doyoung sampai di rumah sakit. Ia baru saja mengantar pulang teman teman Renjun.
Ia berjalan sepanjang lorong rumah sakit untuk menuju ke ruangan dimana adiknya dirawat.
Tak lupa, ia menenteng kantong kresek McD yang ia bawa untuk ayah, ibu, juga adiknya karena ia tahu pasti mereka belum makan.
Setelah berjalan menyusuri lorong yang panjang, ia akhirnya sampai di depan kamar dimana Renjun dirawat.
Ia langsung masuk ke kamar itu.
Ia melihat ayahnya yang sedang duduk sambil menatap ranjang adiknya. Ia juga melihat ibunya yang sedang duduk tepat di samping ranjang adiknya.
Tn. Narendra beranjak dari duduknya. Ia berdiri sambil menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.
"Ini, kakak bawa McD. Mami sama daddy pasti belum makan." Ucap Doyoung hati hati.
"Kakak bawain buat adek juga, tapi gatau adek bisa makan apa nggak."
Ny. Narendra melirik kearah Doyoung sebentar kemudian tersenyum tulus. Berbeda dengan Tn. Narendra yang hanya melihat Doyoung intens penuh dengan aura kuat disekitarnya.
"Mami sama daddy pulang aja, biar Doyoung yang jaga adek disini." Ucap Doyoung.
Ny. Narendra beralih untuk menghadap kearah Doyoung.
"Nggak, kamu sama Daddy aja yang pulang. Adek pengennya di temenin sama mami." Ucap Ny. Narendra lembut.
"Tapi, mami kan baru aja nyampe. Mami cape, pasti butuh istirahat." Ucap Doyoung.
"Nggak kok, mami gak cape. Udah sekarang kamu pulang sama Daddy. Nanti bawain mami beberapa baju buat nemenin adek disini." Ucap Ny. Narendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my illness ; Renjun
Fanfiction"Dia gila...." "Dia seorang psycho...." "Dia aneh...." "Dia stress...." "Aku benci diriku...." "Aku lelah...." "Aku tidak ingin hidup...." Semua manusia di muka bumi ini terlahir tidak sempurna. Dan, cerita ini menceritakan bagaimana seseorang harus...