23

1.1K 173 25
                                    

Jeno sampai di depan kamar Renjun. Ia memegang gagang pintu barang sebentar, menghela nafas panjang, kemudian membukanya dan menunjukan senyum dengan mata bulan sabit miliknya.

"Lama banget, ngapain dulu di bawah?" Tanya Haechan.

"Tadi ngobrol bentar bareng kak Doy." Jawab Jeno.

Mendengar jawaban dari Jeno, Jisung pun teringat tentang hal tadi ketika ia sampai di rumah Renjun. Ia melihat dengan jelas Doyoung yang baru saja berhenti menangis.

"Eh, tadi gue liat kak Doy kayak yang baru abis nangis." Ucap Jisung.

Sungguh, Jeno ingin merobek mulut Jisung saat ini. Ia benar benar sangat polos dan tidak bisa mengerti situasi.

"Hah? Siapa yang nangis? Kak Doy?" Tanya Renjun.

"Iya, gue tadi liat mata kak Doy merah kayak yang baru aja nangis."

Jeno berdeham. Ia tidak ingin Jisung melanjutkan penjelasan tentang kak Doy.

"Ada makanan gak sih? Gue laper nih."

Jeno berjalan seolah olah ia sedang mencari cari makanan. Padahal, sebetulnya ia sekarang sedang mengalihkan pembicaraan.

"Lo laper, Jen?"

Jeno menoleh ketika mendengar pertanyaan dari Renjun. Dalam hati, sepertinya ia berhasil mengalihkan pembicaraan.

"Iya nih!"

"Yaudah, gue turun dulu ke bawah ambil snack."

Jeno semakin panik. Ia cepat cepat berjalan kearah Renjun yang sudah beranjak dari tidurnya. Ia menahan bahu Renjun untuk tetap berada diatas kasur dengan posisi tiduran.

"Biar gue aja yang bawa." Ucap Jeno.

Lalu, Jeno berjalan menjauh dari ranjang dan meninggalkan kamar Renjun. Ia menuruni tangga satu per satu. Pelan. Karena ia merasa tidak enak jika ia turun, dan keadaan di bawah sedang tidak baik baik saja.

Ia berjalan menuju ke arah dapur rumah Renjun, dan mendapati Doyoung sedang terduduk sendirian di depan mini bar.

"Kak Doy."

Doyoung menoleh ketika mendengar namanya terpanggil.

"Kenapa Jen?"

"Renjun minta tolong ambilkan snack."

Doyoung kemudian menepuk dahi nya pelan.

"Aduh, kakak lupa. Kan ada kalian ya di atas. Duduk dulu, kakak ambilkan." Ucap Doyoung sembari beranjak dari duduk.

Jeno pun menuruti perkataan Doyoung. Ia duduk di bangku sebelah tempat Doyoung tadi duduk. Ia melihat Doyoung yang sedang sibuk mengambilkan beberapa makanan.

Doyoung menyimpan satu per satu makanan diatas meja mini bar. Kemudian menata nya di atas nampan. Tak lupa, beberapa minuman dan juga gelas jaga jaga jika teman teman adiknya haus.

"Yuk, kakak bantu antar ke atas. Kamu bawa makanan nya, biar kakak yang bawa minuman nya."

Jeno memegang tangan Doyoung berusaha untuk menghentikan langkah Doyoung. Doyoung menoleh ke belakang dan menunjukan raut wajah kebingungan.

"Kenapa Jen?"

"Kak Doy antar sampe depan kamar Renjun aja ya? Jeno gak mau Renjun liat kak Doy abis nangis kayak gini."

Doyoung tersenyum, kemudian ia menganggukan kepalanya pelan.

Jeno berbalik membawa nampan yang masih tersimpan diatas meja, kemudian memimpin jalan yang di ikuti oleh Doyoung di belakang.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang