5. Tiga

298 130 336
                                    

Untitled:Iridescent

BAB 3

*Selamat datang kembali temen-temen, jangan lupa untuk vote, komen dan share ke temen-temen kalian, biar mereka bisa baca juga cerita ini. Jika berkenan bisa tambahkan ke Reading List ya, semua bentuk apresiasi kalian sangat berharga buat kami*

*Selamat membaca bagian tiga dari sekuel Untitled yaitu Untitled:Iridescent, cerita ini berkaitan dengan yang pertama jadi di harapkan untuk yang baru memasuki dunia mereka bisa membaca dulu bagian dari cerita Untitled, ini dimaksudkan demi kebaikan kalian kok, biar nggak bingung, hehe*

*jika ada kritik dan saran jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar, terima kasih.*

***

"Galaxy Reksa." Sebuah uluran tangan menjuntai tepat di depan wajah Ansel, seorang lelaki jangkung serta berlesung pipit itu tersenyum.

"Kayaknya saya udah beberapa kali ngejar kamu untuk kenalan deh, tapi kamu terus menghindar, kenapa?" Ia kembali bersuara. Ansel memejamkan matanya sesaat, lelaki itu lagi, lelaki itu lagi. Ia yang merasa letih karena tengah mempersiapkan acara untuk re-organisasinya kembali mengabaikan uluran tangan tersebut, tangannya meraih kunci ruang teater yang menggantung dilubang pintu.

"Oke kalau kamu nggak mau jawab juga. Tapi kamu boleh panggil saya Reksa." Laki-laki itu terus berusaha memperkenalkan diri walau gadis di depannya ini masih mengabaikannya.

"Gue udah tahu nama lo, manusia yang masuk jajaran telat dateng ospek, 'kan?" Mata Reksa terlihat membulat, mereka berdiri berhadapan.

"Gua tahu lo yang dihukum buat keliling lapangan basket." Lelaki yang diketahui bernama Reksa itu tersenyum malu, rupanya ada yang memperhatikan dirinya.

"Dari sekian banyak mahasiswa baru yang dihukum, kenapa kamu ingat nama saya?"

Deg...

"Bentar, jangan salah paham dulu. Soalnya saat itu name tag lo yang paling gede di antara yang lain. Jangan kepedean juga, karena pas gue promosi soal teater lo juga 'kan yang mengajukan pertanyaan nggak jelas," tutur Ansel, ia tidak mau saja mahasiswa baru yang saat ini berdiri di depannya berbesar kepala.

Lagi pula memang benar, dari kalangannya siapa yang tidak tahu Galaxy Reksa? Nama yang sempat melambung saat awal pembukaan masa orientasi mahasiswa baru. Galaxy Reksa dalam tiga hari masa orientasi terlambat berturut-turut. Galaxy Reksa yang mempunyai banyak fans dalam satu hari karena ketampanannya, ingat correct, dari sekian banyak fans yang Reksa miliki berlatar dari anak-anak baru juga. Untuk seorang Ansel dan teman-temannya, Reksa merupakan anak baru besar pembuat onar yang menggunakan ketampanannya hanya untuk menarik perhatian.

Reksa manggut-manggut setelah hening beberapa saat. "Kamu nggak mau memperkenalkan diri kamu?"

Ansel menujuk dirinya sendiri. "Perlu diulang saat perkenalan bareng UKM?"

Reksa mengangguk sembari memamerkan senyum pepsodennya. "Udah sore nih, gue mau balik, basa-basinya udah cukup, 'kan? Gue rasa lo juga udah tahu gue." Reksa kembali tertegun, bagaimana bisa Ansel benar menebak kalau dirinya hanya sedang berbasa-basi.

"Saya boleh minta nomor kamu?" tanya Reksa, ia hendak mengeluarkan gawainya dari dalam saku celana, tapi belum sempat ia mengeluarkan, tangan Ansel sudah melambung di udara.

"Gue udah dijemput, bye Reksa."

Ansel berlari kecil meninggalkan Reksa. "Ansel saya mau deketin kamu boleh?" Terlihat Ansel sudah sampai di lantai bawah. Reksa berteriak dari gedung lantai dua tempat ia dan Ansel bertemu, sementara gadis itu sempat menengok ke arahnya tanpa memberikan ekspersi apapun.

Untitled:Iridescent | SEKUEL | COMPLETE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang