Langkah kaki itu semakin dekat. Rumah dengan nuansa biru dan putih itu terdengar ramai oleh langkah kaki dan suara-suara orang yang bersautan. Anak-anak terkejut melihat banyak orang yang begitu saja masuk dalam ranah mereka. Dan menuju suatu kamar dengan pintu berwarna putih dan tulisan 'Bahaya, selamatkan telinga Anda' tergantung didepan pintu. Ada jeda sejenak antara mereka, sebelum akhirnya membuka pintu
Orang-orang dengan pasangan jas hitam putih itu langsung saja masuk kedalam kamar. Menampakkan remaja laki-laki yang tengah mendengarkan musik dengan headset. Ray terkejut melihat beberapa laki-laki bersetelan jas hitam putih, langsung saja masuk kedalam kamarnya tanpa permisi.
"Hei hei hei...siapa kalian?!! Aku nggak ingat mengundang kalian ke kamarku!! Pergi dari sini, kalau tidak aku akan menelpon polisi!!" Kata Ray panik, dan mulai bangkit dari tempatnya. Jangan tanyakan seberapa takutnya ia ketika melihat banyak orang itu seakan-akan bisa melakukan apa saja padanya.
"Tenang tuan muda, kami tidak akan menyakiti Anda. Kami kemari atas perintah tuan Chandra. Beliau ingin Anda tinggal di rumah utama keluarga Chandra kembali." Kata salah satu dari mereka menjelaskan.
Ray masih diam, tak bisa mengatakan apapun. Seingatnya, ia dan bundanya pergi dari rumah keluarga besar sang ayah 5 tahun lalu. Ia tidak tahu, apa yang membuat bundanya nekat meninggalkan ayahnya. Tapi yang jelas saat itu, terjadi pertengkaran hebat diantara keduanya. Hingga membuat sang bunda pergi membawa dirinya. Jauh dari jangkauan keluarga sang ayah.
Selama 5 tahun, ia tinggal di panti asuhan ini. Sebagai gantinya, bundanya juga harus ikut membantu mengurusi kebutuhan anak-anak di didalamnya. Bundanya merelakan banyak waktu untuk mengabdi pada tempat ini. Bahkan kadang, anaknya sendiri ia kesampingkan.
Kenapa baru saat ini sang kakek mencari dirinya? Kenapa baru mencari dirinya saat sang bunda sudah tiada beberapa waktu yang lalu? Kepalanya terasa pusing ketika banyak hal memenuhi rongga kepalanya.
"Dengar ya?! Aku tidak akan pergi dengan kalian! Kalian hanya akan membawaku pada rumah yang menakutkan itu! Aku nggak akan mau pergi!" Ray melempar mereka dengan semua benda yang ada di sana. Sedangkan orang-orang itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sikap Ray tidak seperti tuan muda mereka yang lainnya. Karena dia memang berbeda.
🍁🍁🍁
Sepi memenuhi rongga telinganya. Ada takut yang remaja itu rasakan ketika berada di dalam ruangan ini. Ray menghela nafasnya. Ia sungguh tak mau berada di tempat ini, berat sekali menerima kenyataan bahwa apa yang selama ini ia terima mereka abaikan begitu saja. Seakan-akan apa yang mereka lakukan pada Ray dan bundanya tidaklah berarti apa-apa. Lihatlah bagaimana luasnya kamar ini, terlihat sangat mewah. Tapi terasa hampa. Pada akhirnya ia berakhir dalam rumah keluarga Chandra yang bak sebuah istana.
Dalam bayangannya, rumah ini mengerikan. Penuh dengan manusia-manusia batu. Manusia batu? Kalian akan melihatnya nanti.
Ray tidak bisa tidur, dia terbiasa tidur dengan suara-suara ramai. Entah itu karena perdebatan dari anak-anak seumuran nya ataupun dengan suara tangisan anak-anak kecil yang tidak bisa tidur. Ia sudah terbiasa seperti itu. Mungkin karena itu juga yang membuat sosok Rayyan Chandra Arrega menjadi remaja yang banyak bicara.
"Bunda, aku tidak bisa tidur. Orang-orang suruhan kakek telah membawaku dari panti. Saat Ray pertama kali lihat mereka tadi, sungguh tidak ada yang berubah. Ray kangen sama Bunda, tapi kenapa Bunda tinggalin Ray untuk selamanya?! Kalau Ray kangen kan Ray nggak bisa peluk Bunda!" Kebiasaannya setiap malam adalah bicara. Bicara pada bundanya, seolah-olah ia melihat sosok yang selalu menjaganya itu di depan mata. Walau pada kenyataannya, hanya ruang kosong dan hampa di hadapannya tak pernah terisi oleh siapapun yang mau mendengar setiap katanya. Miris memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Rayyan ✓
Teen FictionKehidupan sempurna di dalam keluarga adalah hal yang selama ini Rayyan damba. Tidak perlu seperti keluarga orang ternama, yang disorot banyak kamera dan bergelimang harta. Rayyan hanya ingin bahagia dengan cara sederhana. Namun keluarga besarnya mem...