Sering2lah kasih liat senyuman 3 jari begitu ke pitak, tante yakin gak akan bisa meluluhkan tapi malah bikin pitak gumoh wkwkwk
Manuella POV
"Sini, sini pak Jer, duduk sebelah sini" Novi menarik pergelangan tangan Jerry ketika pria itu menghampiri meja kami.
Penampakan Jerry sangat kusut, wajahnya tidak seperti biasanya yang selalu di hiasi senyuman.
"Halo pak Jerry, kita ketemu lagi" Sapa pak Dedi ramah ketika Jerry telah mendaratkan bokongnya mengambil tempat berhadapan denganku.
Pria yang menjabat sebagai guru olahraga itu hanya tersenyum tipis membalas sapaan pak Dedi, dih aneh, biasanya juga langsung memperlihatkan deretan giginya.
Dasar pilih kasih, tebar pesonanya pasti di khususkan untuk ke perempuan saja.
Memang tumben banget, karena dari pagi yang aku perhatikan Jerry tidak mengeluarkan suara selama di ruang guru.
Apa dia lagi gak enak badan atau lagi sakit? Kalau iya mending sekalian tidak usah masuk kerja atau istirahat aja di kantor, tidur sebentar kan lumayan buat balikin stamina.
Dari pada ngasih liat muka kusut begitu ke orang lain, kan gak enak di liatnya, kalian jangan begitu ya, jangan ngikutin Jerry.
Kita harus selalu tampil maksimal apabila bertemu dengan orang lain walaupun kita sedang banyak masalah yang sedang kita pikirkan.
Pelayan beranjak dari meja kami setelah mengulang pesanan yang kami pesan.
Kami terdiam beberapa saat, keadaan sangat terasa canggung.
Aku melirik pak Dedi, dia terlihat sibuk mengelapi sendok garpu memakai tisu lalu memberikan padaku.Lalu mataku beralih melirik Jerry yang terlihat sibuk mengelapi meja di depannya.
Kenapa dia ngelapin meja? Naluri pembatunya langsung keluar liat meja kurang bersih? Batinku dengan pundak mengedik.Dan terakhir mataku jatuh melirik Novi yang sibuk memperhatikan kedua pria itu sambil tersenyum lebar dengan wajah memerah.
Entah apa yang ada di dalam pikiran sepupuku itu.
Pasti pikirannya melanglang buana ke dunia perototan dua pria yang sekarang berada di meja kami ini."Maaf ya pak Dedi, jadi rame begini, tadi Novi sama..."
"Iya maaf, jadi ganggu makan siang kalian yang mungkin cuma ingin berduaan aja" Jerry memotong perkataanku lalu meneguk es teh manis yang baru saja diletakkan oleh pelayan dengan tegukan besar.
"Hahaha, gak kok gak ganggu, saya kebetulan lewat sini terus ingat ibu Manu jadi sekalian aja mampir buat makan siang" Pak Dedi mengusap tengkuknya canggung sambil melirikku.
"Pak Dedi memangnya ada keperluan apa bisa lewat sini? Memangnya gak ngajar? Di sekolah sana peraturannya gak ketat ya makanya bisa keluar masuk di jam ngajar?"
Mataku melebar ke arah Novi yang sudah kuduga akan melancarkan pertanyaan-pertanyaan bermutu menurutnya.
"Keperluan pribadi" Jawab pak Dedi singkat.
"Oh, jadi boleh ya keluar di jam ngajar buat keperluan pribadi, enak bener"
Aku menginjak kaki Novi di bawah meja. Sepupuku itu tidak tampak berpengaruh dengan injakan sepatuku pada ujung sepatu kerjanya.
Mungkin aku menginjak kaki Novi kurang kencang kali ya."Ya kalau alasannya tepat ya di ijinin, lagian hari ini saya gak ada jam ngajar" Pak Dedi menjawab pertanyaan Novi, wajahnya tampak datar, aku yakin pria itu berusaha sabar menghadapi Novi.

KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -