Kemarin bawa kue pancong skrg usaha bawa cookies 🍪 demi kamulah nuuu...
Jerry POV
Aku memasuki ruang guru pada hari Senin pagi dengan terburu-buru, terlambat 30 menit karena ban sepeda bromptonku kempes, mungkin karena cukup lama tidak di gunakan sehingga menyebabkan bannya mengempis.
"Wah, pak Jerry kekinian lho, itu brompton asli ya, pak?" Novi menunjuk sepeda yang sedang aku tenteng dan mengekor sampai ke kubikelku.
Sebelah alisku terangkat mendengar pertanyaannya, dia meragukan keaslian sepedaku ini?
"Kok gak di parkir di parkiran sekolah aja? Kan ada tempat khusus buat sepeda" Lanjutnya lagi.
Mataku melebar, parkir sepeda kesayanganku ini di parkiran sekolah?
Sepeda Brompton London S6L Vic Lee ini adalah salah satu dari sepeda-sepeda koleksianku yang harganya selangit, mana mungkin aku mau memarkirkannya di tempat umum.
Kenapa aku lebih memilih sepeda merk Brompton ya alasannya karena bisa di lipat dan ditenteng, sehingga memudahkan diriku untuk membawanya serta kemana pun aku berada.
Sampai-sampai aku juga membeli koper khusus untuk menyimpan sepeda ini apabila aku bepergian memakai pesawat udara.
"Sepeda limited edition ini bu Novi, kalo ilang dicuri orang nyesek saya" Jawabku setelah meletakkan sepeda di belakang meja dengan sangat hati-hati.
"Kalo takut dicuri orang ya mending gak usah dipake di tempat umum pak"
"Ditaro di rumah, di bungkus dan diliatin aja, aman deh" Lanjutnya kemudian sambil memperlihatkan cengiran lebar.
Lama-lama ini perempuan ngeselin juga omongannya, batinku kesal.
Aku menatapnya lalu tersenyum.
"Ibu Novi udah pernah makan kue pancong?" Tanyaku masih dengan senyuman, walaupun sedang kesal aku tidak boleh melupakan keramahan.
Ban sepeda kempes sudah cukup membuat mood ku pagi-pagi berantakan sehingga terlambat, di tambah lagi dengan ocehan perempuan ini.
Bikin kesel aja.
Sabar Jer, jangan kepancing emosi, tebar senyuman, tebar pesona aja.
"Udah dong, enak itu kue pancong" Jawabnya semangat.
"Maksudnya saya udah pernah makan kue pancong sama loyang cetakan besi yang panasnya itu?" Tanyaku dengan masih tersenyum.
"Ihh... tuh kan, pak Jerry tuh emang humoris banget sih" Novi malah menarik kursi kosong di sebelahku dan duduk di atasnya.
Mataku lagi-lagi melebar melihatnya malah duduk di sampingku.
Dengan sedikit memanjangkan leher, aku melongok melihat ke arah kubikel Manuella, perempuan itu tidak berada di tempatnya.
"Si Panu lagi marahin siswa-siswa yang gak ikutan upacara" Novi menjawab pertanyaan yang belum terucap mulutku.
"Pak Jerry mau kemana? Kan baru nyampe, udah sarapan belum?" Tanyanya begitu melihatku berdiri.
"Saya gak ikutan upacara, harusnya saya juga di marahi guru BP" Aku sengaja menjawab demikian agar dapat meninggalkan Novi, dari pada mendengar celotehannya yang makin bikin aku meradang.
Dengan langkah cepat aku menelusuri lorong menuju lapangan sekolah.
Matahari di pagi hari ini bersinar sangat teriknya, tubuhku terasa gerah.
Kepalaku menunduk, pantas saja gerah aku sampai lupa menanggalkan jaket karena tadi terburu-buru meninggalkan Novi.
Dengan cepat tanganku membuka jaket dan hanya menyisakan kaus putih yang terasa sangat melekat di badan akibat keringat.
![](https://img.wattpad.com/cover/225886373-288-k206612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -