Peace ✌🏼 yooo tante nailaaa, jgn kalut gitu dong, manu bakalan aman sama om jer lah 😄
Jerry POV
"Pagi pak Jerryyy..."
"Loh mukanya kok pagi-pagi udah kusut aja, kenapa? Kurang tidur ya? Semalam ngapain? Begadang?"
Rentetan pertanyaan Novi memekakkan telingaku keesokan harinya.
Mataku padahal hampir saja terpejam setelah semalam tidak bisa tidur.
"Udah sarapan belum? Pasti udah" Novi berdiri di samping mejaku sambil memperlihatkan cengiran lebar.
Tanganku mengusap wajah pelan.
"Belum, bu Novi bawa apa?" Tanyaku sambil menegakkan punggung lalu menyender ke belakang.
Memang pagi ini aku tidak sarapan, karena terlalu mengantuk untuk menyiapkan sarapan, tadi saja untuk berangkat kerja aku naik ojek agar tidak tertidur ketika menyetir.
"Lah tumben belum sarapan, ya udah pulang aja ke rumahnya, sarapan dulu baru balik lagi" Lagi-lagi perempuan itu memperlihatkan cengiran lebar sebelum melangkah ke tempatnya.
Ck, aku berdecak melihat kelakuannya.
Perempuan itu memang mengesalkan.
"Selamat pagi ibu Manuuuu... kok tumben datangnya setelah kita, biasanya nyampe paling duluan" Sapa Novi riang.
Aku yang tadinya hendak menumpukan kepala ke atas meja kembali mendongak melihat ke arah pintu ruangan kami.
Penampakan Manu tidak jauh berbeda dariku, wajahnya kuyu layaknya aku yang kurang tidur.
Perempuan itu menoleh ke arahku sekilas dan tersenyum.
Mataku langsung melebar dengan punggung menegak.
Barusan dia tersenyum? batinku tidak percaya.
Manuella melangkah masuk tetapi tidak menuju ke kubikelnya melainkan berjalan ke arah kubikelku.
Lagi-lagi dia tersenyum.
Cantik, batinku lagi mengagumi apa yang aku lihat pagi ini.
"Nu, Nu, eh salah belok lu, meja elu di sini" Novi menarik lengan Manuella dengan cepat.
"Wah kayanya nyawa elu belum ngumpul ya?"
"Eh sebentar deh, kenapa muka elu juga keliatan kusut kaya Jerry?" Novi bertanya setelah berhasil menarik Manuella ke tempatnya.
Novi yang berdiri langsung memutar tubuh melihat ke arahku dengan tatapan curiga.
"Kalian bergadang barengan ya?" Tanyanya lagi.
"Wah beneran curiga nih gue" Lanjut Novi begitu mereka duduk di kursi masing-masing.
Aku yang masih mengantuk memberanikan diri untuk menghampiri Manuella, sekedar menyapa dan kalau beruntung bisa mengobrol dengannya menanyakan persoalan semalam yang belum selesai.
Ketika aku sampai di samping kubikelnya, Manuella mendongak dengan tatapan sayu, matanya terlihat sangat letih seperti kurang tidur.
Ternyata semalam kami berdua tidak dapat memejamkan mata, aku yang memikirkan apakah benar teman sepermainanku itu ingatannya sudah kembali sangat merasa senang sekaligus bingung.
Bingung karena Manuella bersikap masih tidak bersahabat padaku.
Dia menutupi kenyataan kalau ingatannya sudah kembali."Kamu pulang selamat sampai rumah?" Tanya Manuella dengan senyuman tidak menghilang dari wajahnya. Walaupun suaranya terdengar sedikit cemas dan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -