31. kebelet

6.3K 618 221
                                        

Gmn2 tak? Aku ok kan? kuat kan? Mau lagi? Ok sip 😆

Jerry POV

Dengan tidak sabar aku mendorong tubuh Manuella masuk ke dalam kamar begitu pintu terbuka lebar.
Walaupun sudah tidak dapat menahan hasrat yang sangat menggebu aku masih bisa menahan mendorong Manuella dengan lembut.

Tubuhku langsung memerangkap tubuhnya yang terbentur lemari di belakang kami.

Manuella tersentak kaget mendongak melihatku dengan mata melebar.

"Wangi kamu enak banget" Aku menunduk lalu berbisik di telinganya tidak lupa meninggalkan jejak dengan menjilati kulit di balik cuping telinganya.

Aku merasakan tubuh Manuella menegang.

Terdengar suara langkah dan suara orang berbicara dari lorong depan kamar kami, kenapa suara dari luar terdengar jelas sekali?

"Jer, kamu lupa nutup pintunya" Manuella menoleh ke arah pintu kamar yang masih terbuka lebar.

"Pantesan suara dari luar kedengeran jelas" Aku terkekeh lalu menutup pintu dan kembali memerangkap tubuh Manuella yang masih berdiri mematung menempel di depan lemari.

"Kebelet apaan sih sampe lupa nutup pintu?" Tanyanya dengan raut wajah polos.

"Aku kebelet mau ini" Kataku dengan kembali menunduk lalu mempertemukan bibir kami, melumatnya pelan agar Manuella tidak kaget menerima tindakanku.

Tubuhnya masih terasa tegang.

Tangan kananku menelusup masuk ke lekukan pinggang belakangnya lalu menarik tubuhnya mendekat.

"Jer, ganti baju dulu" Manuella melepas tautan bibir kami dengan nafas terengah karena setelah mendapat respon darinya lumatan ciumanku berubah lebih cepat.

Rela tidak rela aku mencibir begitu bibir kami terlepas.

"Aku udah gak tahan banget Nu" Kataku lalu mengecup bibirnya cepat.

Manuella menunduk.

"Segitu gak tahannya sampe gak mandi dulu?" Tanyanya pelan lalu mendongak.

"Eungg... mandi dulu lah, gak enak juga keringetan begini" Aku lalu membuka jas hitam dengan gerak cepat.

Membimbing Manuella berjalan ke arah ranjang. Lalu memutar tubuhnya.

"Untung gaunnya simple, jadi gak repot bukanya" Tanganku dengan cekatan sudah membuka resleting gaun pengantin Manuella yang berwarna putih.

Manuella berdiri memunggungiku dengan kepala menunduk dalam.

"Balik sini, mau liat wajah istriku" Kataku lalu memutar tubuhnya kembali menghadap diriku.

Manuella membuang pandangannya ke arah samping, wajahnya terlihat memerah.

"Apaan sih Jer, udah ah, mandi dulu sana" Katanya sambil menepis tanganku yang memegang kedua lengannya.

"Tersipu gitu jadi makin cakep deh"

"Jadi mau nyium lagi" Lanjutku dengan menelan ludah.

Selama berpacaran aku sudah menahan diri tidak bertindak jauh.

Pegangan tangan saja susah apalagi berciuman karena tante Naila yang sekarang sudah menjadi mertuaku itu selalu melarang kami berduaan lama-lama, dan tidak pernah mengijinkan Manuella bertandang ke apartemenku.

Ada bagusnya juga sih tante Naila melarang kami berduaan.

"Mandinya sendiri-sendiri apa mau berdua?" Tanyaku tidak sabar lalu membuka kancing kemeja yang aku kenakan dengan cepat.

That's not my nameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang