Begini kira2 klo jerry lagi ngamatin manu dari kejauhan 😆
Manuella POV
"Kamu betah ngajar di sekolah sana?" Tanyaku memulai pembicaraan setelah memesan pesanan kami.
Dedi, pria cool yang aku suka itu mengangguk sambil tersenyum tipis, wajahnya adem di pandang mata.
Nah, kaya begini ini pria yang aku suka, senyumnya gak berlebihan, gak kaya pria yang doyan tebar pesona itu.
Yang berlebihan itu gak baik, yang dikit-dikit bikin penasaran.
"Pak Dedi beneran minta mutasi? Kenapa? Kok mendadak banget?" Novi yang duduk di sebelah Dedi mulai mengajukan pertanyaan sensusnya.
"Gak mendadak kok, memang saya rencanain udah lama" Jawabnya.
"Beneran? Bukan karena di mutasiin sama pak Danu karena pak Jerry yang anaknya itu ngajar di sini?"
Hampir saja aku menendang kaki Novi di bawah meja karena mengajukan pertanyaan demikian.
Bagiku pertanyaan tersebut terlalu sensitif untuk ditanyakan, kalian jangan kaya Novi ya, kritis boleh tapi kalau nanya juga musti lihat-lihat kondisi.
"Bukan kok" Jawabnya lagi.
"Ahh boong nih, pak Dedi pasti jawabnya gak jujur, pasti pak Dedi di pindahin secara sepihak, iya kan?"
"Vi" Aku menarik lengan Novi dengan mata melotot.
"Apaan sih? Gue kan penasaran, kalo elu yang di mutasiin juga gue bakalan nanya-nanya kaya begini" Ucap Novi santai.
Aku melirik pak Dedi yang tampak tidak nyaman.
"Bilang aja jujur ke kita-kita, gak apa-apa kok" Novi masih usaha mendesak pak Dedi.
"Ehh... mienya udah datang, ayo Vi, dimakan mienya cepet, jangan sampe entar dingin gak enak" Aku mencoba mengalihkan perhatian Novi agar dia berhenti menanyakan hal-hal yang membuat pak Dedi tersudut karena pertanyaannya.
"Lho, tadi diajakin gabung gak mau, pak Jerry laper ya?" Novi menjulurkan leher melewati pundakku sehingga aku secara reflek ikutan melihat ke belakang.
Jerry, si pria tebar pesona itu tersenyum ke arah kami.
"Tadi saya nawarin mang Udin, dia mau, ya udah saya ke sini"
Keningku mengernyit melihatnya berbicara dan mengambil duduk di sampingku tanpa permisi atau meminta ijin untuk bergabung.
"Kursi ini ada orangnya" Kataku sambil mengaduk-ngaduk sambal, awas aja jangan sampai sambalnya ini pindah ke mukanya kalau dia masih aja duduk di sampingku.
"Si Panu nih, boong pak Jerry, gak ada yang duduk di situ" Novi mencegah Jerry yang hendak berdiri.
"Sini-sini tukeran duduk aja sama saya, biar saya bisa liat pria-pria berotot jejeran, hihihi... kapan lagi" Novi menyenggol lenganku secara sengaja setelah dia bertukar tempat duduk dengan Jerry.
Posisi duduk kami akhirnya berhadapan pria dengan wanita, udah kaya apaan aja.
Aku bersungut sembari menyendokkan sambal ke atas mie ayamku banyak-banyak.
"Kamu bukannya gak suka pedes, Nu?" Suara Jerry terdengar.
"Siapa bilang? Jangan sok tau" Jawabku rada ketus dan tidak melihat ke arahnya.
Sok tahu banget ini orang, bener kan, kalau berinteraksi dengannya bawaanku selalu sewot.
"Dari kamu kecil kamu tuh gak suka pedes" Ucap Jerry dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -