Persiapkan dirimu nanti malam tak, udah ga bisa nahan hasrat lagi iniii 🙈😆
Manuella POV
"Gue serem deh liat Jerry" Novi berbisik.
Acara resepsi pernikahan kami baru selesai beberapa menit yang lalu. Acara yang di hadiri oleh keluarga terdekat dan kenalan dari kedua keluarga serta rekan-rekan guru saja.
Aku dan Novi sekarang sedang duduk di kursi khusus untuk keluarga, mengamati Jerry sedang berdiri dengan kedua tangan masuk ke dalam kantung celananya memandangi para tamu yang masih ada di dalam aula sebuah hotel tempat resepsi kami berada.
"Serem kenapa?" Tanyaku bingung tetapi tidak balas berbisik.
"Lu gak liat muka dia tuh kaya ngusirin tamu-tamu biar cepet pulang?" Novi kembali berbisik.
Mataku memicing melihat untuk mengecek raut wajah pria yang sekarang sudah menjadi suamiku.
Tampang Jerry yang kulihat bisa di bilang malah terlihat kusut, mungkin dia masih tegang karena dua kali mengulang ijab kabul, tetapi itu kan sudah beberapa jam berlalu.
"Nggak sih gak serem, mungkin masih tegang kali karena tadi pagi salah ngucap ijab kabul sampe dua kali" Kataku lalu kembali menoleh ke Novi.
"Ck, gak peka nih anak" Novi mendelik.
"Maksudnya?" Tanyaku bingung.
"Ya elu liat deh mukanya Jerry yang biasa cengar-cengir sekarang keliatan gak bersahabat gitu"
"Dia pikir ngeliatin tamu-tamu pake tampang gitu bisa bikin orang-orang pada pulang"
"Kalo gue sih sengaja gak mau pulang dulu karena masih shock dapat kabar kalian pacaran dan tiba-tiba ngasih undangan" Novi bersedekap dengan bahu mengedik.
Sepupuku itu memang baru sembuh dari ngambeknya setelah semingguan mendiamkan aku.
Rekan-rekan guru dan murid-murid juga banyak yang kaget mendengar hubunganku dengan pak Jerry, karena selama ini kami memang menutupinya rapat-rapat.
Sama halnya seperti status hubungan saudara yang sampai sekarang masih kami tutupi. Novi pun meminta demikian, jangan sampai ada yang tahu kalau kami ini masih punya hubungan saudara jauh dengan Jerry.
"Udah lama kali Vi, kenapa elu masih shock sih?" Tanyaku sambil merangkul pundaknya.
"Dulu-dulu gue yang bantu Jerry buat dapetin elu, dan gue ngerasa di khianati karena gak ada yang ngasih tau kalo kalian udah pacaran, teman macam apa itu?" Novi mendengus kesal lalu pundaknya bergerak agar rangkulanku terlepas.
"Jangan deket-deket ah" Lanjutnya dengan ekspresi wajah di buat kesal.
"Yee... masih ngambek nih ceritanya? Padahal gue udah ikhlas loh elu gak ngasih gue kado nikahan" Aku kembali merangkul pundaknya.
"Samperin Jerry sana, sekalian siap-siap ngamar, dari pada laki elu tambah bete liat elu yang santai-santai aja sedangkan dia udah kaya orang kebelet, hihihi..." Kali ini Novi terkikik, tangannya mendorong tubuhku agar aku berdiri dari duduk.
Kebelet?
Aku kembali melihat ke arah Jerry.
Pria itu sekarang terlihat sedang mengusap-usap tengkuknya dan matanya sibuk mengamati tamu-tamu yang masih mengobrol dengan keluarga kami.
Beberapa saudara ada yang mengajak Jerry mengobrol dan hanya di tanggapi sedikit senyuman olehnya, tumben banget suamiku itu gak tebar pesona seperti yang biasa dia lakukan.
Benar apa yang di katakan Novi, Jerry terlihat sangat tidak bersahabat sampai akhirnya satu persatu saudara yang tadinya menghampiri dia akhirnya beranjak pergi.
Aku memberanikan diri menghampirinya, Jerry mengamati aku berjalan ke arahnya dengan kilatan mata yang terlihat tajam menusuk.
"Kamu kenapa sih?" Tanyaku pelan setelah berada di hadapannya.
Tangannya bergerak mengambil sejuntai rambutku.
"Acaranya kapan selesainya?" Tanyanya lalu kedua tangannya kembali masuk ke dalam kantung celana.
"Ya udah selesai dari tadi, memangnya kenapa?" Tanyaku bingung.
"Terus kita kapan ke kamarnya? Ini tamu-tamu kenapa pada belum pulang?" Jerry balik bertanya dengan pandangan mengedar.
"Memangnya kenapa kalau mereka pada belum pulang? Kan masih pada ngobrol sama papa mama kamu, mau kamu usirin?" Aku menatapnya dengan kedua alis bertaut.
"Ya kan gak enak kalo mau ninggalin tamu-tamu, aku udah..." Kalimatnya menggantung matanya melihat ke arah di balik pundakku.
Tubuhku reflek memutar untuk melihat siapa yang di lihat oleh Jerry.
Mama berjalan ke arah kami.
"Kalian ngapain masih di sini? Mama pikir udah masuk kamar, udah sana ke atas"
"Mama liat Jerry dari tadi udah kaya orang kebelet gitu, udah ke atas sana buruan" Mama memposisikan dirinya berdiri di antara kami lalu mengamit lenganku dan lengan Jerry.
"Tadi Novi yang bilang kamu kebelet sekarang mama, kamu emang kalo udah kebelet kenapa gak ke toilet di sana aja sih?" Tubuhku sedikit memutar sambil menunjuk ke arah toilet yang berada di sebelah aula khusus untuk tamu keluarga.
"Ck ck ck, memangnya kamu pikir suami kamu ini kebelet mau poop Nu? Gak baca raut muka dia yang udah gak tahan kebelet bukain baju kamu ini?" Mama menarik lenganku sedangkan Jerry terbatuk.
"Ha?" Aku menatap mama dan Jerry bergantian.
"Gak peka bener istri kamu ini Jer, udah sana ke atas, jangan lupa doa ya biar langsung jadi" Mama mendorong tubuh kami berdua begitu tiba di depan lift, tangannya menjulur memencet tombol lift ke atas lalu melambaikan tangannya meninggalkan kami dengan tersenyum lebar.
Aku mendongak melihat Jerry yang terdiam dengan jakun bergerak naik-turun, matanya melihat ke arah petunjuk nomor lift yang bergerak turun ke lantai kami berada.
"Kamu memangnya kebelet apaan? Mau poop kan?" Tanyaku pelan-pelan.
Wajahnya menunduk melihatku lalu meringis.
"Udah buruan masuk, nanti juga tau aku kebelet apa" Jerry menarik pergelangan tanganku lalu masuk ke dalam lift, tangannya turun dan akhirnya telapak tangan kami bertaut lalu meremasnya.
Ibu jarinya mengusap punggung tanganku pelan, tubuhnya perlahan mendekatiku.
Jerry berdeham membersihkan kerongkongannya.
Aku mendongak dengan gerakan pelan melihat ke arah Jerry.
Rahang pria itu mengetat dan telapak tangannya semakin meremas tanganku.
Kok suasananya berubah menjadi mencekam begini ya?
Tbc
Mencekam krn bentar lagi elu mau di terkam tak 😄😄
Malam ini tante double up 🙋🏽♀️
3/3/21

KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
ЮморWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -