Halooo.... tante datang lagi dgn cerita baruuuu... 👋🏼😁
Bukan lapaknya om beb, tante mau ngilangin om beb dari pikiran tante utk sementara waktu, jadi tante putusin buat pajang cerita ini duluan hehehe
Enjoy reading yaaa 😘😘😘
Buat kalian yg nerka2 siapa cast pemeran utama lelakinya cuss zoom kalo bisa eta covernya 😅😆Manuella POV
Perkenalkan namaku Manuella, biasa di panggil Manu atau Ella.
Tetapi lebih sering di panggil Panu, kalian gak usah bertanya ya bagaimana bisa aku mendapatkan panggilan demikian.
Aku rasa tanpa perlu di jelaskan kalian juga bisa tahu alasannya kenapa.
Manu dan Panu hampir mirip pengucapannya tetapi artiannya sangatlah berbeda jauh.
Kesal banget ketika teman-teman memanggilku Panu, terlebih lagi apabila mereka memanggilku di tempat keramaian, aku bisa langsung berjalan cepat tanpa perlu menoleh mencari tahu siapa yang memanggil.
Gak mungkin juga aku menoleh karena aku yakin banyak berpuluh-puluh pasang mata akan melihat ke arahku dengan sorot mata ingin tahu, 'dia beneran panuan?'
Panggilan itu kalau tidak salah sudah tersemat padaku sejak kecil, aku tidak tahu pasti karena um... bagaimana bilangnya ke kalian ya?
Aku kehilangan memori ingatan.
Ketika kelas 12, aku mengalami panas yang sangat tinggi sehingga menyebabkan diriku tidak sadarkan diri beberapa jam lamanya, ketika tersadar aku tidak mengingat masa kecilku lagi.
Tepatnya ingatan sampai aku beranjak remaja, aku sama sekali tidak mengingat masa kecilku sampai berusia 15 tahun.
Dokter pun tidak mengetahui secara pasti apa penyebabnya ketika kedua orang tuaku bertanya apakah ingatan masa kecilku bisa kembali atau tidak, jawaban si dokter yang menanganiku kala itu tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
Sehingga setelah 9 tahun berlalu sejak kejadian aku sakit sampai sekarang ingatanku tidak pernah kembali.
"Nu"
"Panu..!!"
Suara perempuan dengan senggolan sikunya di lengan membuat aku tersadar.
"Arah jam 11.30, siapa tuh?"
Aku menoleh ke perempuan yang sedang duduk di sampingku, matanya melotot menatap ke segerombolan pria-pria yang sedang berbincang-bincang tidak jauh dari tempat kami berada.
Mereka adalah sepupu-sepupu kami.
"Vi, kalo mau nunjukin keberadaan orang pake arah jam gak usah menitnya elu sebutin, cukup arah jam nya aja" Ucapku meringis.
Novi, sepupuku itu terkekeh. Matanya masih melotot, tepatnya mengamati sesosok pria yang berhasil menyedot perhatiannya.
"Gue gak ingat deh punya sodara kaya dia itu" Jari telunjuk Novi menunjuk bertepatan dengan tatapan pria yang menoleh ke arah kami secara bersamaan.
Sekedar info, sekarang kami berada di kediaman salah satu kerabat dalam rangka menghadiri arisan keluarga yang di adakan 3 bulan sekali.
"Pitak?" Pria yang di tunjuk Novi memicingkan matanya melihat ke arah kami. Suaranya terdengar ragu tetapi jelas kami dengar, tatapan matanya mengarah ke arahku, eh, apa aku salah?
Aku yang bingung langsung celingak-celinguk melihat ke kiri dan ke kanan. Mencari tahu siapa yang dia panggil dengan sebutan 'pitak'. Tidak ada orang yang duduk atau berdiri di dekat aku dan Novi berada.
"Vi, panggilan elu pitak?" Tanyaku bingung.
Novi menggeleng.
"Dia manggil elu, nyet" Jawab Novi, punggungnya menegak ketika pria berambut hitam legam dan tingginya sekitar 180 cm itu menghampiri kami dengan memperlihatkan senyuman 3 jari, giginya putih berjejer rapi, kedua lesung pipinya muncul akibat senyuman lebarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/225886373-288-k206612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -