Belajar tinju mo ngelawan tante naila nih ceritanya? Emang berani ngelawan calon mertua? 😆🤭
Eta perut na beneran kaya roti sobek euyy 🤤
Manuella POV
"Kamu pacaran sama Jerry, Nu?" Akhirnya keluar juga suara mama setelah sekian lama hanya suara dentingan sendok dan garpu saja yang terdengar selama kami menyantap makan siang.
Tadi pagi aku yang hendak berangkat kerja dan ingin sarapan langsung di pelototi mama, sampai akhirnya aku langsung menutup pintu dan mengurung diri tidak berani keluar dari kamar.
Karena perut sudah sangat-sangat lapar, aku memberanikan diri keluar kamar untuk makan walaupun konsekuensinya bakalan bertemu dengan mama.
Seperti yang sudah aku duga, akhirnya mama bertanya pertanyaan yang tidak ingin aku dengar, bukan karena tidak ingin membahasnya, tetapi karena aku tidak tahu jawaban apa yang harus aku berikan.
Kalau menurut kalian hubungan aku dan Jerry apa? Berpacaran? Belum, kan?
Tetapi kami malah kepergok mama sedang berciuman, aku harus menjawab apa?
Kalau bilang belum pacaran, terus kalau nanti mama malah mencecarku dengan pertanyaan berikutnya, 'kenapa ciuman kalo belum pacaran?'
Aku harus jawab apalagi?
Kalau bilang iya, aku pacaran sama Jerry, tapi kapan jadiannya?
"Manu" Panggilan mama terdengar menyeramkan.
Aku masih menunduk, tidak berani bertatapan muka dengan mama.
Kepergok ciuman walaupun melalui video call sama menyeramkan seperti kepergok secara langsung.
Selama ini aku tidak pernah berbuat sesuatu yang membuat mama malu ataupun marah, aku adalah tipe orang yang hidupnya terlalu lurus tidak mempunyai lika-liku kehidupan yang terlalu ngejelimet.
"Gak ma, Manu gak pacaran sama Jerry" Aku menelan ludah dengan susah payah dan memejamkan mata, bersiap-siap menerima ledakan perkataan mama selanjutnya.
Sedetik, dua detik, hening tercipta. Aku membuka mata lalu melirik mama dengan takut.
"KALAU BELUM PACARAN KENAPA CIUMAANNN?" Mama melotot sehingga membuatku mengkerut.
Tuh kan bener pertanyaan selanjutnya seperti itu walaupun beda penempatan kata saja.
Aku meringis lalu kembali menunduk.
"Kamu gak malu Nu? Kamu itu guru BP, dan pengajar di yayasannya orang tuanya Jerry"
"Kalau tercipta skandal, apa yang bakalan terjadi?" Tanyanya.
Bahasanya mama kaya bahasa percakapan di sinetron yang sering beliau tonton.
"Kelakuan kamu itu gak mencontohkan sebagai guru, kalau murid-murid kamu tahu atau guru-guru yang lain tahu, bagaimana?" Tanya mama kemudian.
"Guru juga manusia, punya rasa punya hati" Ucapku pelan mengutip perkataan Novi tempo hari.
"Sebaiknya kamu berhenti kerja di sana"
Aku mendongak setelah mendengar perkataan mama.
"Ma, gak bisa begitu" Sahutku cepat.
"Manu di suruh berhenti kerja cuma karena ciuman itu? Atau karena hal lain?" Tanyaku.
Mama menarik nafas.
"Kamu sama Jerry berbeda level Nu, mereka dan kita jelas berbeda" Ucap mama kemudian.
"Mama gak mau keluarga yang lain ngomongin kita karena hubungan kamu sama Jerry" Lanjutnya.
Alisku bertaut.
Kok, masalahnya jadi panjang dan melebar begini ya?
Satu, aku tidak pernah berpikir akibat dari ciuman itu bisa sampai jadi bahan omongan keluarga.
Dua, tindakan kami memang tidak mencerminkan atau menjadi contoh yang baik untuk para siswa.
Tetapi kami melakukannya juga di luar jam sekolah dan lagi tidak mungkin keluarga lain tahu kalau kami tidak membeberkan kejadiannya kan?
Ini seperti melakukan tindakan paling memalukan padahal kami hanya berciuman saja.
"Ma, Manu dan Jerry udah besar dan kemarin kami tidak melakukan sesuatu hal yang dapat memalukan mama"
Aku tertegun mendengar perkataanku barusan, sangat baku, seperti dialog sinetron-sinetron di TV, jadi kebawa mama.
"Kalau udah besar seharusnya kamu bisa bersikap atau bertindak layaknya orang dewasa Nu"
"Intinya kamu harus cari kerjaan lain, mama gak mau om Danu berpikiran aneh-aneh kalau kalian berpacaran" Lanjut mama.
"Ma, ngapain mikir sampe sejauh itu sih? Jerry sama Manu gak pacaran, ciuman kemarin cuma kecelakaan..."
"Jerry minta maaf tant, kejadian itu sepenuhnya kesalahan Jerry"
Kami berdua menoleh ke asal suara, melihat Jerry berdiri di dekat pintu sambil menenteng sepedanya.
"Jerry bawa masuk sepedanya gak apa-apa kan, tant? Takut di colong orang hehehe..."
Entah sudah berapa lama dia berdiri di sana dan sejauh mana dia mendengar percakapan kami.
Kedatangan Jerry tidak serta merta membuatku bernafas lega.
•••
"Tant, Jerry ngerti perasaan tante, cuma gak usah berpikiran jauh lah" Kata Jerry sambil tersenyum.
"Papa gak mungkin ngelarang Jerry pacaran sama siapa pun, apalagi mama, kalo mama tau pacar Jerry itu Manu, pasti mama senang" Lanjutnya sambil melirikku.
"Kita walaupun bersaudara levelnya beda Jer" Mama menghela nafas.
"Level apaan sih tant? Keluarga Jerry gak ada tuh yang punya pikiran sempit, mereka berpikiran terbuka, orang tua Jerry gak ngeliat status orang" Kata Jerry.
"Jerry suka Manu, dan Jerry yakin Manu juga punya perasaan yang sama ke Jerry, ya kan Nu?" Tanyanya padaku.
Dih, percaya dirinya tinggi sekali.
"Ngaku deh Nu, walaupun kamu suka pria cool kaya Dedi, tapi kamu gak bakalan menyangkal kalo sekarang punya perasaan suka juga ke aku"
Bibir atasku mencebik mendengarnya.
"Jerry datang karena sekali lagi mau minta maaf, maaf karena bikin tante kaget liat kami ciuman, berani sumpah tant, itu pertama kalinya Jerry lepas kontrol"
"Selama ini Jerry mati-matian berusaha untuk gak lepas kontrol, Jerry menghormati Manu sama tante"
"Restuin hubungan kami ya tant, biar kisah kami ini cepat kelar, tante gak mau kan hubungan kami ini gak kelar-kelar kaya sinetron yang episodenya panjang banget?"
Satu lagi korban sinetron, aku menepuk kening.
"Tante malu Jer sama keluarga yang lain, tante ini cuma janda yang membesarkan anak perempuan seorang diri"
"Tante takut keluarga yang lain kalau berkumpul pas arisan menggunjingkan tante yang mendapatkan kekayaan secara instan"
"Dengan cara memperbolehkan anak perempuannya memadu kasih dengan keluarga kaya" Mama menunduk.
"Tante Naila tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal seperti itu" Jerry menghampiri mama lalu menangkup punggung tangan mama.
"Biar Jerry yang menyelesaikan semua masalah yang ada asalkan tante merestui hubungan kami" Lanjutnya lagi dengan wajah serius.
Mama mendongak lalu mengangguk. Sedangkan aku berdiri dan berjalan ke arah teras.
"Pada lebay bener ngalahin adegan sinetron" Kataku dengan menggelengkan kepala.
Tbc
😅😆
Pada lebay ya tak? Tante aja amit2 pas ngetiknya 🤣21/2/21
KAMU SEDANG MEMBACA
That's not my name
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/6/20 -