22. bengong dan bingung

2.1K 548 96
                                    

Sok kuat, makan bawang goreng aja mual kek ibu2 lagi hamidun muda 😅😆

Jerry POV

"Belagak sih udah tau gak suka bawang goreng, nih"

Keningku mengernyit melihat Manuella berdiri di depan toilet pria sambil menyodorkan obat kumur cool mint dan permen dengan rasa sama.

Kami langsung kembali ke sekolah setelah menyantap makan siang.

"Apaan nih?" Tanyaku datar tidak langsung menerima apa yang dia berikan.

"Kamu biasa kumur-kumur pake ginian kalo gak sengaja makan bawang goreng dan langsung makan permen ini karena kurang yakin obat kumurnya bisa ilangin bau bawang gorengnya"

Aku bergeming lalu menyenderkan tubuh ke pintu masuk kamar mandi, mengingat kembali kejadian waktu dia sakit perut terulang dan sekarang terjadi padaku.

"Kamu ngetes pake nanya ngapain saya ngasih ginian ke kamu?" Tanyanya karena aku malah menatapnya tanpa berkedip.

"Ingatan saya udah kembali dan saya mengingat semua kejadian-kejadian yang dulu pernah terjadi" Lanjutnya tanpa jeda.

"Terus?" Tanyaku lalu berjalan melewatinya.

Aku harus bersikap cool seperti yang Novi sarankan sebisa mungkin. Tetapi sangat sulit diterapkan, sudah bawaan dari lahir aku terbiasa tebar pesona.
Berbicara dengan orang lain pun tidak pernah ketinggalan untuk senyum tiga jari.

Dan sekarang aku harus cepat-cepat menutup mulut sebelum gigiku mengering, rasanya aneh, seperti bukan diri sendiri.

Aku mendengar suara langkah Manuella mengikutiku dari belakang. Tersenyum tipis karena dia mengejarku.

"Kamu kenapa sih?" Manuella menarik pergelangan tangan dan memaksaku berhenti melangkah.

Aku memutar tubuh setelah mati-matian berusaha untuk menyudahi senyuman yang kian mengembang di wajah.

"Bisa tolong lepasin tangan saya?" Pintaku menunduk melihat pergelangan tanganku lalu kembali mendongak menatap wajahnya.

"Kalo gak mau nerima pemberian saya bilang aja, gak usah nyuekin saya kaya begitu" Sungutnya lalu melempar plastik berisikan obat kumur dan permen.

Manuella berjalan dan sengaja menabrak lengan atasku.

Aku kembali tersenyum melihatnya, kelakuannya sangat mudah di tebak seperti yang Novi katakan.

Salah satu keajaiban dunia perempuan ya seperti ini, tidak bisa di mengerti dan di pahami oleh kaum lelaki.

Karena Novi memberikan masukan padaku, aku bisa sedikit mengerti.

Tetapi aku tidak ingin langsung menyimpulkan kalau dia cemburu melihat kedekatanku dengan Novi, kenyataan bahwa Manuella dekat dengan Dedi tidak bisa aku abaikan.

Bisa saja mereka saat ini sudah jadian, kejadian di coffe shop itu sudah seminggu berlalu.

Aku masuk ke ruangan guru berjalan pelan ke tempatku.

Novi duduk di kursiku sambil terkikik pelan.

"Panu masuk ruangan mukanya di lipet-lipet, hihihi... dia jadi nyamperin elu ke toilet?" Tanyanya setelah mendongak ke arah kubikel Manuella.

Tanganku menarik kursi kosong di belakang.

"Jadi, dia ngasih ini, ingatan dia benar-benar udah kembali" Jawabku sambil membuka plastik dan membuka permen yang Manuella kasih.

"Beneran? Kok dia gak cerita ke gue sih?" Novi mendelik ke arah kubikel Manuella lalu kepalanya langsung menunduk ketika teman sepermainanku waktu kecil memutar bangkunya dan berdiri seperti mencari seseorang.

That's not my nameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang