13(b): Resepsi

16 1 0
                                    

Acara malam ini adalah resepsi. Diadakan di ballroom salah satu hotel milik Mas Al.

Tamu undangannya mayoritas teman-teman Mas Al dan koleganya. Ada juga beberapa teman ayah dan ibu, mungkin. Aku belum pernah melihat mereka.

Mas Al mengajakku menemui koleganya, tapi aku menolak saat aku melihat segrombol orang yang duduk sambil menikmati makanan yang di sajikan.

Sebenarnya ada kursi untuk kami, pengantin nya di panggung kecil. Tapi Mas Al lebih suka berbaur dengan para tamu.

Aku mendekati segerombol orang itu.
"Enak banget yah, dateng-dateng langsung makan. Bukannya menemui yang punya acara lebih dulu" tegurku

Mereka hanya tersenyum tanpa dosa. Dasar temen lu****.

"Maaf, mumpung makan gratis hehe" kata salah satu dari mereka. Izza.

Mereka ini adalah teman saat masa MTs. Bisa di bilang hampir seperti sahabat. Mereka adalah Izza, Tisa, juga Hida. Mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahanku.

"Doi mana fi?" Tanya Izza
"Doi?"
"CK...bojomu Nang ndi elahhh....gitu aja telmi"
"Sebentar lagi ke sini ko" kataku

Benar saja, Mas Al berjalan menghampiriku.
"Assalamualaikum....kalian temennya Hafi ya?" Tanya Mas Al

Pertanyaan Mas Al hanya di jawab anggukan. Mereka masih tersepina ehh...terpesona sama Mas Al. Bahkan mereka tidak sadar jika aku menatap tajam mereka. Huh....dasar para gadis jomblo, liat yang bening dikit aja langsung speechless.

"Saya pinjam Hafinya sebentar ya" kata Mas Al.

Setelah itu Mas Al mengajakku bertemu teman Mas Al yang katanya spesial.

Aku kaget, ternyata teman spesial Mas Al adalah Pak Nasrul dan kang Pi'i. Yah,, walaupun Pak Nasrul masih belum mengenaliku.

Aha! Aku punya ide. Mumpung Pak Nasrul masih di sini. Aku pamit sebentar pada mereka dan kembali menghampiri teman-temanku.

"Za ikut aku sebentar yuk" kataku pada Izza
"Kalian boleh ikut kok" tambahku pada Tisa dan Hida.

Aku kembali ke meja dimana Mas Al duduk bersama teman speaialnya.

"Kenal nggak za sama salah satu dari mereka?" Bisikku pada Izza.
Izza hanya diam sambil memandangi salah satu dari teman Mas Al. Pak Nasrul.

Satu informasi untuk kalian, Izza itu suka sama Pak Nasrul sejak kita masih kelas 7. Bahkan sampai sekarang pun kayaknya masih suka. Walaupun Pak Nasrul sudah menikah dan punya anak. Aku yakin setelah pulang dari sini pasti Izza langsung galau.

Aku sering mengirim foto Pak Nasrul dan keluarganya pada Izza. Hanya untuk mamanas-manasi. Dan sampai sekarang aku masih berhasil membuatnya galau hanya dengan mengirim foto Pak Nasrul dan keluarganya.

****

Jam sebelas malam, acara resepsinya sudah selesai. Tamu undangan pun sudah pulang. Hanya tersisa keluarga inti dan WO yang sedang membersihkan ballroom hotel ini.

Aku dan Mas Al pergi ke kamar di hotel ini, yang sudah di pesan. Masuk ke kamar hotel, ternyata kamar ini sudah di hias seperti kamar pengantin. Ada kelopak bunga mawar yang bertebaran di atas ranjang. Juga beberapa lilin aromatherapy yang menebarkan wangi lavender.

Aku segera masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tidak akan ada drama sang perempuan yang kesusahan saat membuka resleting gaun dan berakhir sang laki-laki yang membuka resleting itu. Kerena resleting gaunku ada di depan jadi tidak ada adegan seperti itu.

Selesai mandi, aku segera keluar hanya memakai bathrob. Aku segera mengambil pakaian ku di koper kecil.

Niatku ingin menunggu Mas Al selesai mandi tapi malah ketiduran.

****

Pagi ini setelah sholat subuh aku kembali tidur. Sementara mas Al, entahlah. Aku tidak tau.
Aku terbangun saat sinar matahari mengintip melalui sela-sela tirai.
Aku mengambil ponsel, jam tujuh pagi. Aku tidak menemukan Mas Al di manapun tapi aku menemukan sticy note di atas nakas.

'Mas tunggu di restoran hotel, di lantai satu'

Itu isi sticy note nya. Aku segera keluar kamar setelah mencuci muka dan merapikan penampilanku terlebih dulu.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang