Seminggu setelah pernikahan kami, Mas Al mengajakku menemaninya untuk meresmikan kantor cabangnya di Surabaya. Selama 3 hari.
Awalnya aku menolak, karena aku tidak suka acara seperti itu. Tapi dengan ancaman andalannya Mas Al akhirnya aku mau menemaninya asalkan Raka juga ikut.
Anggap aja Honeymoon, walaupun sebenarnya bukan.
Kami berangkat jam satu siang menuju kantor Mas Al. Aku bingung kenapa malah ke kantor dulu, bukannya langsung ke Surabaya.Sebenarnya aku baru kali ini datang ke kantornya Mas Al. Mobil berhenti saat sudah berada di basemant, lalu kami turun dan menuju lift yang tersedia. Mas Al menekan angka 30. Lift berjalan perlahan.
Ting
Pintu lift terbuka. Tersaji pemandangan langit yang cerah juga tempat yang ku pijak sangat luas. Sepertinya ini adalah atap dari gedung perusahaan.
Beberapa meter di depan kami ada sebuah pesawat. Yang kata Mas Al itu adalah jet pribadi miliknya. Di sini juga terdapat landasan pesawat. pantas saja pesawatnya bisa ada di sini.
Seorang laki-laki berbadan tegap dengan pakaian serba hitam membukakan pintu untuk kami. Mungkin dia bodyguard milik Mas Al.
Kami pun masuk, interior di dalam pesawat ini mirip seperti di rumah, membuatku merasa nyaman. Aku duduk di sofa yang menghadap ke jendela pesawat. Memandang awan yang melayang.
Mas Al menghampiriku dan duduk di sebelahku. Tangan Mas Al meraih kepalaku, menyandarkannya di dadanya yang bidang. Nyaman. Mas Al mengeratkan pelukan kami.
Oh, bagaimana dengan Raka? Anak itu sudah bercengkrama dengan dunia mimpinya. Tidur, karena ini memang jadwal tidur siangnya.
********
Pesawat landing di sebuah tempat luas. Kami pun keluar setelah pintunya terbuka. Ada beberapa bodyguard yang sepertinya berjaga di tempat ini.
Salah satu dari mereka menyala Mas Al, yang hanya di respon dengan anggukan singkat Mas Al. Laki-laki yang tadi menyapa Mas Al, menuntun kami memasuki lift. Dia menekan angka 1.
Lift berhenti dan pintu terbuka.
"Ini lobi perusahaan Mas" kata Mas Al. Aku hanya mengangguk.Kami keluar dari lobi, sudah ada mobil yang menunggu kami tepat di depan lobi. Mobil yang akan mengantar kami ke hotel.
******
Sampai di hotel, Mas Al meletakkan Raka yang masih tidur di ranjang. Mas Al pun sama-sama merebahkan dirinya di samping Raka.
Aku yang berniat ke kamar mandi untuk membersihkan diri malah ditarik Mas Al. Hingga aku terbaring di sebelah kanan Raka.
"Tidur" kata Mas Al singkat.
Aku pun menurut. Tak lupa juga aku memeluk tubuh mungil Raka. Aku terlelap dengan elusan tangan Mas Al di kepalaku.
*****
"Ndak bangun"
Raka membangunkan ku, dia duduk di sebelahku. Setelah melihatku bangun Raka pindah posisi ke tengah ranjang dengan berbagai mainan di sekitarnya. Juga Mas Al yang duduk menyender pada kepala ranjang. Mungkin mengawasi Raka bermain.Mas Al tersenyum memandangku. Tangannya terangkat, melepas Khimar ku secara perlahan. Rupanya aku tidur tanpa melepasnya.
"Jam berapa Mas?" Tanyaku
"Jam 3 sore. Mandi gih, sekalian mandiin Raka. Habis itu sholat asha. Mas mau ajak kamu ke suatu tempat"Aku menuruti nya. Menggendong Raka menuju kamar mandi. Selesai memandikan Raka, aku menyerahkannya pada Mas Al. Agar Mas Al memakaikan baju pada Raka dan aku mandi.
Selesai mandi dan sholat kami bersiap untuk pergi. Di depan lobi sudah ada sebuah mobil yang akan membawa kami.
Aku penasaran kami akan pergi kemana. Tapi bertanya pada Mas Al kemana tujuan Kami adalah hal yang sia-sia. Mas Al tidak akan memberitahu kami pergi ke mana. Jawabannya selalu 'nanti juga tau'. Itu adalah jawaban andalan Mas Al.
Mobil berhenti di sebuah parkiran. Kami keluar dari mobil. Aku terperangah, Mas Al membawa kami ke pantai. Entah apa nama pantainya, aku tidak peduli.
Angi bertiup cukup kencang. Langit yang menjelang senja, sangat indah. Kami melepas alas kaki dan merasakan pasir lembut yang kami pijak juga dinginnya air.
"Nda main kejar-kejaran yuk, bunda kejar Raka"
Raka mengajakku bermain. Sebelum aku mengiyakan dia sudah berlari lebih dulu."Bunda ayo kejar Raka, kalo bunda Ndak kejar ayah Ndak boleh deket-deket sama bunda"
Raka memprovokasi ku, agar aku mengejarnya. Karena setiap di minta main kejar-kejaran di rumah aku selalu hanya mengawasinya. Dan sekarang aku akan mengejarnya.
Raka berlari sangat cepat untuk anak seusianya. Meskipun aku berhasil menangkapnya, Raka dapat meloloskan diri kembali.
Hup,, "kena kamu, mau lari lagi hah? Bunda Ndak akan biari kamu lari lagi"
Aku berhasil menangkapnya, membawa dia ke dalam dekapanku dan aku menciumnya bertubu-tubi.
"Bunda ampun, Raka nyerah. Lepasin Raka. Raka geli"
"Ndak akan"
Aku kembali menciumnya. Setelah puas, kami tertawa bersama tanpa melepaskan dekapanku padanya.
"Kamu bunda lepasin, tapi panggilin ayah suruk ke sini" kataku.
Raka menurutinya, dia berlari menghampiri Mas Al yang berdiri menyender pada pohon kelapa.as Al menghampiriku, duduk di sebelahku dan merangkul pundakku. Sementara Raka kembali bermain pasir tak jauh dari kami.
Aku dan Mas Al sama-sama memandang langit yang berwarna jingga. Pertama matahari sebentar lagi akan tenggelam. Raka menghampiri kami dan duduk di pangkuanku. Sayup-sayup adzan Maghrib berkumandang.
Puas memandang sunset kami bergegas menunaikan sholat Maghrib di mushola sekitar pantai. Sebelum pulang kami menyempatkan mampir ke salah satu resto karena Raka yang merengek lapar. Lalu kami pulang dan beristirahat.
********
Hari sudah berganti, aku membantu Mas Al dan Raka bersiap untuk menghadiri acara peresmian kantor cabang
Sampai di sana ternyata acara sudah di mulai. Tepat saat Mas la di panggil untuk memberi sambutan den membuka kantor ini secara resmi.
Aku duduk di barisan depan bersama para undangan yang hadir.
Acara berlangsung lancar. Setelah sambutan dan peresmian, kami pun pulang ke hotel, sebenarnya aku merasa tidak enak karena acara belum selesai sepenuhnya. Tapi jika perintah dari Mas Al aku hanya pasrah menurut padanya.
Pulang ke hotel hanyalah alasan belaka. Nyatanya Mas Al malah berhenti di sebuah pusat perbelanjaan. Sekaligus mengajak Raka bermain di Time zone.
Puas menemani Raka bermain sekaligus berbelanja dan menikmati berbagai makanan kami pun kembali ke hotel. Dan besok kami akan pulang ke Jogja.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
РазноеKehidupan Hafi setelah ia menggapai semua impiannya. Kisah pernikahannya dengan mantan mafia yang sekarang menjadi mualaf. Jangan kalian pikir hidupku bahagia setelah apa yang ku impikan tercapai. ~Hafidza Az Zahrani ( Hafi) Aku adalah mantan ketua...