"Setelah menahan sakitnya luka, dia tertawa keras untuk menghibur semua orang seolah-olah hari ini tidak ada yang perlu di khawatirkan karena akan baik-baik saja."
—LuGu—
Kafe Lintang Aksara Selatan adalah kafe milik kakak dari Karna. Di hari libur Karna mengunjungi tempat ini untuk melepas lelahnya dari tugas yang bertumpuk dari hari Senin bahkan minggu lalu pun dia belum selesaikan.
Lintang menghampiri Karna yang duduk termenung sembari menatap kosong asap dari kopi hitamnya yang masih panas. Hujan di luar sangat lebat, petir pun mulai bersahut-sahutan padahal masih siang.
"Aegros aman?" tanya Lintang yang mengambil duduk menghadap Karna.
"Aman kok! Kan gue yang ngurusin," balas Karna sembari terkekeh pelan.
Lintang berdecih, "Gue tahu lo bisa diandalkan. Tapi, please ya? Lo ingatkan pesan terakhir dari Kenan?"
"Kenan Galuha Wiratama? Generasi setelah lo?" Lintang hanya mengangguki ucapan Karna.
"Gue udah bilang Yahasiro itu enggak kayak kakaknya Yakasimo, mereka beda, jadi apa yang harus ditakutin?" Ucapan enteng yang keluar dari mulut Karna itu dihadiahi lemparan kain lap dari Lintang.
"Sekali pun beda mereka masih sedarah bodoh!" Lintang sangat gemas dengan tingkah santai Karna dari dahulu saat Karna masih duduk di kelas satu SMA.
Karna berdecak kesal, "Iya gue tahu keduanya lahir dari ibu yang sama. Tapi asal lo tahu Yahasiro itu bestie gue dari masih jaman cemong!"
"Mata lo bestie! Tetep aja, apa lo mau dengan Yahasiro lo itu Aegros bubar?!"
Karna memutar bola matanya malas. Dia pun merogoh ponselnya dari saku kanan, dia sibuk memainkan sesuatu sampai panggilan dari Lintang dia tidak pedulikan. Lintang berakhir pergi dengan rasa darah tingginya yang menaik.
"Kemarin cewek itu buru-buru masuk rumah karena liat mobil warna hitam, kira-kira kenapa, ya?" Karna kembali mengingat kejadian super tidak terduga kemarin sore.
"Kakak Lintang! Aiya mau beli kopi yang dingin sama yang hangat dong! Aiya juga mau beli roti pelangi kayak waktu itu!!"
Ponsel Karna sampai lepas dari genggamannya, semua pengunjung di kafe ini pun menatap jengkel Aiyanika. Sementara Lintang menghampiri anak itu dengan ekspresi wajah yang pasrah nan terpaksa.
"Aiya, kita enggak jual roti pelangi, kakak belinya jauh di luar sana, kamu belinya sama papi kamu, ya?" Lintang benar-benar kewalahan menghadapi pelanggan seperti Aiyanika.
"Kak Lintang pembohong! Dosa kak Lintang sebesar samudera! Ayo beli lagi pokoknya!!" rengek Aiyanika.
Lintang memejamkan matanya sesaat, kemudian menyuruh Karna untuk mengurusi Aiyanika. Karna dengan senang hati bertemu kembali Aiyanika. Karna pun menggandeng Aiyanika ke luar.
"Ke sini jalan kaki?" tanya Karna yang melihat Aiyanika masih menggunakan jas hujan berwarna pink dan sendal kelinci dengan kaus kaki warna-warni, definisi anak sd yang banyak gaya.
"Kata bang Kafka biar sehat," jawab Aiyanika sembari terus tersenyum lebar dengan pipi gembulnya itu.
"Iya, tiap hari ketemu gue biar gue sehat," gumam Karna, sehingga Aiyanika jadi kebingungan. Siapa pun tolong Karna! Dia sangat ingin memakan si cewek lugu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUGU
Ficção Adolescente"Jadi pacar gue, ya?" "Boleh, tapi pacar itu apa?" Apakah playboy kelas kakap- Karnahasta Allean Nandra dapat menyikat habis siswi di seantero sekolahnya yang tak berdosa hanya bermodalkan tampang rupawan yang memabukkan, bahkan segala macam janji...