10. Pesan Bunda

999 86 12
                                    

"Bagaimana orang memperlakukanmu adalah cerminan dari kelakuanmu terhadap mereka. Jangan bertanya salah siapa ini? Lihat dirimu apakah sudah benar?"

—Lugu—

▪︎Selamat Datang dan Selamat Membaca▪︎























Di sebuah toko roti bertuliskan Auriella di depan toko tersebut kini Karna berdiri menunggu bundanya ke luar dari sana. Penuh karisma dan pembawan tenang, membuat kesan seorang Auriella walau sudah berkepala empat itu masih awet muda. Gaun hitamnya dan caranya berjalan sangat angun dan mempesona.

Karna akui jika bundanya mungkin seumurannya sudah masuk ke dalam jajaran pacar Karna yang sudah membeludak.

"Kita berkunjung ke rumah teman karier bunda, yuk?" Ajakan dari Auriella membuat Karna menyetujuinya karena mungkin teman bundanya punya anak gadis cantik yang bisa dia jadikan koleksi baru.

Karna dan Auriella sudah di dalam mobil menuju perjalan ke rumah teman Auriella. Bukan main Karna tampak seperti orang gila terus tersenyum bagaimana cantiknya anak gadis itu.

"Bunda punya kejutan pasti kamu seneng," kata Auriella yang mengeleng-gelengkan kepalanya melihat Karna yang berkhayal.

Karna tersenyum, "Di mana ada Karna di situ pasti ada cewek cantik, yakan bun?"

Auriella mengembuskan napas beratnya, punya anak yang hobi koleksi cewek cantik sangatlah diluar otak. Dahulu Auriella perasaan ngidam tidak yang aneh-aneh, hanya ingin meminta uang di kolong jembatan. Untung saja anaknya tidak jadi gembel.

"Karma bisa dateng dari arah mana aja, kamu harus cepet-cepet cari yang pasti!" seru Auriella.

Karna terkekeh pelan, "Tenang bun gini-gini banyak yang ngebaris mau sama Karna."

Auriella menggelengkan kepalanya, "Pak Supir kita balik lagi ke toko kue saya."

Mobil mereka kembali ke toko kue, sebenarnya Karna bingung kenapa harus kembali ke toko kue Auriella. Apakah teman bundanya itu tidak jadi bertemu? Atau ada suatu alasan lain. Karna tidak mau berpikir kejauhan dia pun lebih memilih melihat foto-foto Aiyanika yang dia ambil diam-diam diponselnya.

"Hai, bestie!" teriak Auriella berlari kecil dan memeluk temannya itu seolah telah berpisah berabad-abad.

"Auri, aku kangen kamu, anakmu ganteng banget, ya?" Sosok perempuan yang umurnya lebih muda dari Auriella itu tersenyum hangat ke arah Karna yang menghampiri dan menyalimi tangannya.

"Tante punya anak gadis?" tanya Karna tampak enteng.

Auriella menggelengkan kepalanya dan temannya itu sontak kaget sembari tertawa pelan. Sebenarnya Karna tidak tahu harus menanyakan apa lagi, tetapi karena Auriella tadi sudah mengatakan akan mengajaknya bertemu anak gadis dari temannya dia pun bersemangat untuk itu.

"Anak mami lagi makan roti pelangi di dalem mobil," jawab teman Auriella itu.

Auriella mengernyit heran, "Ayo, ajak dia berkenalan sama anak gue! Anak lo suka roti pelangi di toko gue kah? Perasaan lo selalu pesen itu buat anak lo."

Rayla Belianca, teman Auriella sejak pertama kali mereka merintis sebuah karier bersama di Jakarta. Bedanya Rayla lebih tertarik dengan seni dan begitu terampil dia memilih bidang yang bisa menyalurkan ide dipikirannya itu hingga menjadi seorang desainer yang melahirkan karya yang menjalar pesat di ibu kota ini.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang