"Jangan pernah lepaskan seseorang yang membuat tangismu adalah kebahagiaan."
—Lugu—
♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡
"MAHEN!!"
Dia terlonjak kaget dari tidurnya, Mahen mengintip dari jendela rumahnya, ternyata inti Aegros datang ke mari tengah malam begini. Dia pun dengan santai menemui mereka semua.
"Gak usah teriak-teriak lo Novan, gue gak budeg!" seru Mahen memutar bola matanya malas mendapat lirikan tajam dari Adnovan.
"Kalian ngapain ke sini?" tanya Mahen menatap inti Aegros satu persatu.
Adnovan dengan angkuhnya mendorong pelan tubuh Mahen. "Lo yang buat anggota Aegros keracunan!!"
Sontak tuduhan tersebut membuat Mahen gugup, pasalnya dia sudah tidak bisa lagi berbohong kali ini. Dia pun merunduk takut, perlahan langkahnya mendekati Karna.
"Iya, gue pelakunya, gue yang udah racunin anggota Aegros, gue juga yang buat pesta pernikahan Karna ancur dan gue juga ngasih rendang ke elo," ungkap Mahen penuh penyesalan.
Algevan menaikkan salah satu alisnya. "Pas di rumah Akra apa itu juga karena elo?"
"Atau mungkin lo berkhianat dan ada dipihak Yahasiro?" timpal Adnovan semakin menyudutkan keadaan Mahen.
Dia menggelengkan kepalanya, kedua telapaknya saling menempel dan di angkat ke arah Karna. "Maafin gue Kar, tapi soal di rumah Akra itu jelas perbuatan Yahasiro mana mungkin gue bertindak sejauh itu, gue juga gak mungkin jadi pengkhianat, Kar."
"Terus lo ngapain lakuin semua itu ke gue? Gue punya salah sama lo? Bilang aja Hen," ujar Karna yang sudah kebingungan.
Mahen hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Gue sayang Aegros, gue gak mungkin khianatin Aegros."
"Lo disuruh ngaku doang banyak omong!" sarkas Adnovan yang geram sampai menendang Mahen.
Dia terbanting ke tanah, Mahen berusaha menahan rasa ngilu pada bagian perutnya. Algevan pun memisahkan saudara kembarnya dari Mahen, bisa babak belur Mahen jika menghadapi Adnovan.
"Gue ngelakuin ini terpaksa, gue gak punya uang buat nanggung biaya hidup keluarga. Anak panti asuhan lagi butuh gue, gue nerima tawaran dari seseorang," terang Mahen di sela-sela rintihannya.
"Siapa yang bayar lo?" tanya Karna berjongkok di depan Mahen.
"Gue gak mau ngasih tau, uangnya udah gue pake buat anak panti, kalau dia marah gue takut dia hancurin panti asuhan."
Algevan menggelengkan kepalanya tidak tega melihat Mahen yang berusaha memohon agar dimaafkan. Dia menatap Rainan di sampingnya yang tampak santai, tetapi menunjukkan gelagat takut.
"Dia cuman mau bales dendam sama lo Kar, jujur gue takut banget Kar, maafin gue."
"Gue yang nyuruh Mahen," potong Rainan hingga mereka tercengang dengan keberaniannya.
Karna beranjak kemudian menatap tak percaya ke arah Rainan. "Kenapa lo lakuin itu?"
Kekehan pelan ke luar dari mulutnya, matanya yang tajam menusuk nyali Karna untuk mengeluarkan emosi. Rainan bergerak lambat tapi pasti, dia mendekati Mahen dan membantunya untuk bangkit.
"Karena gue gak ikhlas lo hidup tenang setelah bunuh Rafel! Lo pembunuh Karna! Lo gak sadar diri atas kesalahan lo itu, gue gak bisa maafin lo," serunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUGU
Teen Fiction"Jadi pacar gue, ya?" "Boleh, tapi pacar itu apa?" Apakah playboy kelas kakap- Karnahasta Allean Nandra dapat menyikat habis siswi di seantero sekolahnya yang tak berdosa hanya bermodalkan tampang rupawan yang memabukkan, bahkan segala macam janji...