44. LDR

320 23 7
                                    

"Karenamu aku tahu beratnya menahan rasa rindu."

—Lugu—









♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡






























Lilin itu menyala, berbarengan dengan tersambungnya video call Karna dan Aiyanika. Tampaknya hari ini adalah waktu menunjukkan di mana si gadis itu berulang tahun ke 23, selama 6 tahun berturut-turut hanya lewat ponsel Karna bisa menyembuhkan rasa ingin bertemunya.

"Happy Birthday Yaya Bocil, hadiahnya nyusul pas aku pulang besok!"

Sudut bibir Aiyanika melengkung  membentuk bulan sabit, dia meniup api yang menyala di ujung lilinnya. "Aiya cuman mau Om Kelinci pulang aja."

Salah satu alis Karna terangkat, kenapa Aiyanika tidak seantusias tahun kemarin yang meminta serba-serbi kado ulang tahunnya. Embusan napas pasrah ke luar dari mulut Aiyanika.

"Aiya pengin Om Kelinci peluk Aiya lagi,  pelukan Om Kelinci lebih spesial daripada hadiah yang gak berarti apa-apa itu," lirihnya.

"Maaf, kalau aku buat kamu nunggu terlalu lama."

"Ini buktinya, Aiya masih nunggu Om Kelinci, gak tega apa buat Aiya lumutan?"

"Iya, sayang, aku pulang hari ini juga, jangan cemberut gitu dong, nanti hadiahnya gak jadi aja deh."

"Udah mau nunggu lama! Hadiahnya masa gak jadi! Om Kelinci gak tau diri!"

"Aku kasih hadiahnya, tapi gak jadi pulangnya, boleh kan? Soalnya di sini terlalu indah buat ditinggal."

"Ya udah di sana aja terus, Aiya mau cari suami baru!!"

Belum sempat Karna protes, Aiyanika dengan secepat kilat mematikan video call nya. Notifikasi dari ponselnya terus masuk, Aiyanika yang terbawa kesal pun melempar ponselnya ke kasur. Karena sayang ya kalau ponselnya sampai harus hancur.

Wanginya roti hangat masuk ke celah-celah kamar Aiyanika, gadis itu pun bergegas ke luar. Dia melihat sang Bunda tengah mencoba resep baru untuk menjadi menu tambahan di toko kue nya.

"Bunda, Aiya pijitin mau enggak?"

Pertanyaan itu mengundang gelak tawa Auriella, dia mengangkat roti yang baru saja ke luar dari oven. Kemudian Aiyanika menghampiri Auriella yang memotong roti tersebut menjadi beberapa bagian.

"Sayang, cobain dong menu baru buat toko kue Bunda." Mendapat tawaran Aiyanika langsung menyerobot roti tersebut.

"Gimana enak?"

Aiyanika meresapi tiap cita rasa lembut yang membuncah di lidahnya. Dia ingin menelan itu lebih banyak lagi, Auriella pun gemas dengan ekspresi menantunya.

"Bunda kalau buat roti gak pernah gagal, beruntung banget Aiya jadi menantu bos roti," decak Aiya terkagum dengan keahlian sang Bundanya.

Auriella tertawa renyah menampilkan deretan gigi rapinya, dia pun mengelus manja rambut Aiyanika. Rasa kesepian dan kesedihannya selama ini terobati dengan hadirnya gadis periang dan lucu seperti Aiyanika.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang