42. Tuduhan Mahen

297 27 0
                                    

"Terbiasa untuk menyendiri, tapi nyatanya tanpa dirimu hati ini sungguh sunyi tak berpenghuni."

—luGU—

















♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡



















Malam diiringi alunan gemercik hujan turun dari langit, menemani kesepiannya Aiyanika di kamarnya. Tampaknya Karna tidak pulang ke rumah, lelaki itu benar-benar menjauhinya.

"Aku harus selugu apa biar kamu ada lagi?"

Ponsel Aiyanika bergetar dengan sigap gadis itu membuka layarnya. Berharap Karna yang menghubunginya, tetapi malah notifikasi pulsanya yang sudah kadaluarsa.

"Daripada Aiya bingung, mending kasih makan kelinci ayam deh soalnya Om Kelinci enggak makan dari pagi!"

Dia berlari ke dapur mengambil sisa goreng ayam yang masih utuh, dia hanya mengambil satu bagian paha saja. Kemudian dia melangkah ke balkon untuk menemui kelinci di kandangnya.

"Aduh, pasti kamu lapar, sini Aiya bawain makanan," katanya penuh kelembutan.

Namun, bukannya menuruti perintah Aiyanika, kelinci tersebut malah berlari dari kejaran sang pemiliknya. Aiyanika rela basah kuyup demi memberika kelincinya makanan enak.

"Kamu dikasih ayam goreng malah milih makan daun!" dengus Aiyanika meredam kekesalannya yang mendidih.

Karna memutar bola matanya malas, dia menghadirkan payung di atas Aiyanika. Hingga gadis itu mendongak dan mendapati Karna dengan ekspresi datarnya.

"Kirain gak bakal pulang," ledek Aiyanika berdiri menghadap Karna.

Embusan napas Karna yang hangat dapat Aiyanika rasakan di wajahnya, begitu sedikit jarak di antara mereka saat ini. "Aku bakal bawa kamu pulang ke rumah Mami."

Dengan tangan yang bergetar Aiyanika meraih tangan Karna. "Kesalahan Aiya beneran gak bisa dimaafin?"

Karna menggelengkan kepalanya, dia membawa Aiyanika dalam dekapannya hingga merasakan jika tubuh mungil itu gemetar ketakutan.

"Aku mau kuliah ke Amerika, kamu mau nunggu aku, kan?" Gadis itu semakin menahan isakan pilunya.

Aiyanika menatap lekat Karna yang tidak lagi menunjukan kemarahannya, tetapi suatu kesedihan yang terpendam. "Sejauh itu?" tanyanya dengan nada lirih.

Hanya senyuman kecil yang bisa Karna berikan sebagai respons, dia pun membawa Aiyanika untuk turun dari balkon. Mereka berdua membersihkan diri yang tadi kehujanan. Kini keduanya duduk di atas ranjang tanpa pembicaraan selama beberapa menit.

Karna mengembuskan napas berat. "Yaya Bocil, kamu gak marahkan kalau aku tinggalin kamu? Aku pasti bakal lagi kok."

"Berapa lama Aiya harus nunggu?"

"Secepetnya aku bakalan pulang demi kamu," ucap Karna meyakinkan bahwa dirinya tidak akan terlalu lama jauh dari Aiyanika.

Aiyanika mendengus kesal. "Berapa tahun Om Kelinci, Aiya harus nunggu?!"

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang