21. Terjebak Perasaan

615 39 7
                                    

"Cinta membuat keburukan seseorang pun terlihat baik di mata kita. Bahkan ribuan kesalahan pun dimaafkan untuknya."

—LugU—


♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡
























Senia menepis cekalan itu ke udara, dia memincingkan mata saat sosok itu terkekeh pelan.

"Sayang, jangan ganggu aku dulu," lirih Senia.

Adnovan, cowok tersebut mengernyit heran dengan sifat Senia yang bak bunglon.

"Aku kangen kamu," kata Adnovan.

Senia merunduk takut, "Aku punya urusan penting, nanti aja, ya?"

"Aku mau kamu soalnya aku kangen," imbuhnya.

Senia menatap lekat manik mata Adnovan yang menyorotnya penuh pengharapan. Lantas dia pun mengalah dan mengikuti kemauan pacarnya tersebut.

Jalanan ibu kota yang ramai, Adnovan lebih memilih hotel bintang lima yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Kemudian, dia terpaku saat melihat Senia yang bertingkah.

"Sen," sanggahnya.

Senia tak mendengarkannya, dia melepas jaketnya. Kini dia mengekspos tubuh mungilnya yang hanya dibaluti kaos putih lumayan transparan dengan berpadu rok di atas lutut.

"Kamu mau aku kan?" lirihnya.

"Buset dah ni cewek agak edan, ya?" Batin Adnovan sambil mengucap istighfar beberapa kali.

"Aku cuman kangen aja kok," cicit Adnovan.

Nyalinya benar-benar ciut, sungguh dia takut kehilangan kesadaran. Dihadapkan Senia yang brutal ini, gadis itu menghampirinya yang duduk di atas ranjang.

"Lo pasti bisa Novan, demi Aegros."

Adnovan tidak bisa mengelak, saat Senia dengan berani mendekatinya, hingga jarak mereka benar-benar tinggal tunggu Adnovan khilaf.

"Aku juga kangen kamu," bisik Senia yang membuat Adnovan merinding seketika.

Senia menggandeng tangan kekar Adnovan yang sudah bergetar, tampaknya juga Adnovan berkeringat panas dingin sejak tadi. Namun, Senia tak sadar akan hal itu.

"Sayang," lirihnya.

Adnovan menatap ke arah Senia yang mampu menghipnotisnya. Gadis itu menggenggam tangan Adnovan dan meletakannya di dada gadis itu.

"Anjir setan Novan, astaghfirullahalazim,  ya ampun Alge gegara lo gue harus begini, gue cemplungin habis ini lo ke rawa-rawa buaya."

Adnovan sedikit gelisah, dia pun melepaskan genggamannya dari Senia.

"Kenapa Sayang?"

Adnovan menggeleng lemah, dia benar-benar tidak berdaya dengan rayuan gadis gila ini. Senia malah tersenyum penuh kemenangan, dia duduk bersila kemudian mengisyaratkan Adnovan untuk tidur dipangkuannya.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang