16. Kekacauan

607 58 5
                                    

"Kita akan tetap berdiri tegap jika tak merasa dijatuhkan. Sesekali lawan rasa yang membuatmu tak percaya kepada kemampuanmu."

-lUgu-


















Di malam yang terasa semakin larut, kedua kubu dari arah kanan dan kiri saling melemparkan tatapan maut. Aegross tidak tahu betul jika lawan mereka bukan Gramor, melainkan Treairex.

"Di mana Aksa?" tanya Rafel membuka percakapan.

Seorang cewek melepas helm, dia berjalan menghampiri Rafel dengan langkah santai dan sebuah stik baseball yang bertengger di pundak kanannya.

"Lain kali pake bajunya yang bener, ya? Talinya sampe melorot," kata Rafel sambil terkekeh pelan.

Lantas cewek itu melotot tak suka, dia membenarkan posisi bajunya. Kemudian mengangkat tongkatnya itu di udara hendak melayang ke arah Rafel.

"Cowok gila!"

"Apa lo? Lo harusnya lebih malu dong, anak perawan bukannya tidur di rumah malah keluyuran. Enggak punya rumah? Atau broken home?"

Mereka saling menatap sengit satu sama lain.

"Sama aja kayak dulu, enggak pernah berubah banyak bacotnya," ledek cewek tersebut.

Rafel terkekeh pelan, "Gue enggak pernah berubah soalnya gue enggak munafik kayak lo."

"Brengsek! Rafel!"

Semua Treairex tertegun, kecuali Aegross yang menatap jijik ke arah anggota inti yang ke luar dari Aegross penuh pengkhianatan tersebut.

"Kenapa nona Sarani?" tanya Rafel membuat Sarani menggertakan giginya karena geram.

"Gue mau lo mati! Sok jagoan! Lo pikir gue enggak tau tentang lo?"

Sarani berhasil membuat tubuh Rafel tumbang ke aspal, dia menatap stik baseball besinya yang tepat mendarat di kepala Rafel.

"Woi! Sara!" bentak Algevan.

"Serang! Ngapain masih bengong? Nunggu hujan duit lo pada?!" seru Adnovan rusuh sendiri.

Mereka pun saling beradu di lapangan, Rainan menjauh dari mereka semua sambil membawa Rafel yang sudah tidak sadarkan diri.

"Al, gue nitip Rafel, ya? Lo semua bisa atasin ini, kan? Gue takut Nathan kenapa-kenapa di jalan," ungkap Rainan.

Raut wajah Rainan begitu cemas memikirkan bila adiknya melakukan hal ceroboh yang fatal di jalanan. Algevan yang mengerti situasi pun mengiyakan ucapan Rainan dengan mengangguk pelan.

Rainan segera beranjak menuju lokasi di mana dia meninggalkan Nathan. Sementara pertarungan antar remaja tersebut malah semakin menjadi-jadi, Algevan terus berusaha menyadarkan Rafel.

Namun, pada akhirnya dia memutuskan untuk menelepon seseorang.

"Hentikan semua ini!" bentak Kenan.

"Remaja puber! Udah malem bukannya turu malah tawuran!" teriak Lintang sambil menguap.

Lantas hal itu membuat mereka berhenti melakukan aksi berkelahi. Kenan sempat bingung, dia sama sekali tidak menemukan keberadaan adiknya yang jadi ketua Treairex.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang