"Tetaplah bertahan bersamaku di atap yang sama, melewati badai secara bergandengan, memakan dan meminum pahit dan manisnya perjalanan kita."
—lUgU—
♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡
Hari spesial bagi kedua pasangan, yaitu duduk berdua di pelaminan, melihat sekumpulan orang mengatakan selamat dan doa-doa untuk hubungan yang harmonis dalam rumah tangga. Kini kedua insan itu saling terkekeh pelan menyambut kedatangan Aegros.
"Kalau si Rafel masih ada pasti dia seneng bisa makan gratis gini," lirih Adnovan saat hendak mengambil piring.
Lintang menepuk bahu Adnovan sampai piringnya hampir terjatuh. "Coba diikhlaskan, lo gak kasian apa sama Karna kalau malah sedih gini di hari bahagianya dia."
Cowok berkalung salib itu hanya menyengir kemudian melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, tetapi Mahen berlanjut menghentikannya.
"Jangan dimakan, gue yakin ada racunnya," desis Mahen.
Sontak karena cemas Adnovan kembali meletakkan piringnya, dia menatap heran kelakuan Mahen yang semakin aneh. "Lo dari kemarin ngomong racun mulu, emang lo udah makan ini?!"
Karena tuduhan itu Mahen langsung gelagapan, dia menarik Adnovan ke perkumpulan Sarani, Algevan, Rainan dan Nathan. Mereka heran kenapa kedua orang tersebut balik lagi tanpa membawa secuil nasi pun.
"Novan katanya mau lo abisin semua tuh makanan," kata Sarani menaikkan salah satu alisnya meminta penjelasan.
Adnovan mengempaskan cekalan Mahen ke udara. "Kata si Mahen makanannya ada racunnya."
"Hah? Tau dari mana lo, Hen?" Sarani kebingungan saat semua tamu undangan makan tanpa ada yang aneh pun dari salah satu di antara mereka.
Mahen cengengesan saat matanya mengedar ke seluruh penjuru gedung. Dia pun menunjukkan ekspresi bersalahnya.
"Maaf, gue terlalu cemas setelah kejadian kemarin," sesal Mahen.
"Yok! Gas aja langsung yang punya hajatan kan ketua Aegros," seru Sarani yang diikuti Algevan, Adnovan dan Nathan.
"Lo gak nyembunyiin sesuatu?" Pertanyaan itu membuat Mahen tersentak kaget, lelaki itu pun menggelengkan kepalanya.
"Tolong dong Rai, nanti kalau semisal Karna mau duduk di pelaminan, suruh ngecek dulu aman atau enggaknya," pesan Mahen tampak lelaki itu mengambil langkah ke luar dari gedung.
Perasaan Rainan tidak karuan melihat Mahen yang gelagatnya aneh. Apa maksud dari Mahen, sementara beberapa menit kemudian semua orang mulai terkapar di lantai akibat keracunan, seseorang pun menjerit ketika menuju pelaminan.
"Kenapa?"
Rainan bergegas menuju pelaminan, tempat di mana Karna sudah tak sadarkan diri. Lelaki itu ikut menggotong tubuh sahabatnya ke mobil, betapa semakin herannya Rainan menemukan panah kecil yang tertancap di paha Karna.
"Teror? Setannya belum ketangkap pasti," gumam Rainan.
Mereka tidak sadar bahwa yang diucapkan Mahen adalah sebuah kebeneranan, tetapi mereka semua acuh tak acuh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUGU
Teen Fiction"Jadi pacar gue, ya?" "Boleh, tapi pacar itu apa?" Apakah playboy kelas kakap- Karnahasta Allean Nandra dapat menyikat habis siswi di seantero sekolahnya yang tak berdosa hanya bermodalkan tampang rupawan yang memabukkan, bahkan segala macam janji...