22. Perkara Kecoak Terbang

554 36 6
                                    

"Mencobalah selagi kamu tidak diharuskan menjadi ahli disetiap bidang."

—LUgU—



♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡





















Markas Aegros kini kembali diurusi beberapa inti dari Aegros setelah sekian lama mereka tak mengunjungi. Ada yang berbeda, karena Aegros hanya mengumpulkan lima inti saja.

"Lo semua pada percaya sama pengkhianat?" tanya Karna sambil melirik tak suka ke arah Sarani.

"Dia juga kan pernah jadi bagian dari Aegros," bela Rafel tak mau kalah.

Karna terkekeh pelan, "Aduh, pahlawan mencoba melindungi kesayangannya, ya?"

Algevan berdeham, "Untuk kali ini gunain otak lo sedikit aja buat berpikir secara logis Kar, gak semua orang yang ada dideket lo itu baik, termasuk pacar lo yang adiknya Gramor itu jelas-jelas musuh Aegros."

Mata mereka semua sontak menempatkan atensinya terhadap Algevan, jarang sekali lelaki itu bicara panjang lebar. Namun, mungkin karena ini menyangkut Aegros, Algevan tak peduli harus menjadi lebih banyak mengeluarkan suaranya.

"Lo pikir Aegros yang udah gue anggap keluarga ini gak bakal jahat? Anak Aegros manusia, kan? Gak perlu jauh-jauh tuh contohnya Sarani, gak tau malu," papar Karna membuat keadaan semakin memanas.

Sarani memutar bola matanya malas, "Treairex bakal selalu bantuin Aegros, mungkin gue bisa perbaikin kesalahpahaman ini?"

Karna menatap lekat Sarani, dia memberi sebuah sinyal permusuhan, dia tidak mau menerima apa yang dilontarkan gadis tersebut. Menurut Karna, jika sudah pengkhianat dia akan tetap seperti itu, perubahan manusia itu secepat kita membalikan telapak tangan.

"Gue bisa menyelesaikan ini sendirian tanpa campur tangan dari pendusta andal seperti lo," pungkas Karna penuh penekanan dalam setiap katanya.

Garis di dahi Sarani pun tampak, kala dia bingung menghadapi orang yang begitu keras pendiriannya. Namun, dia tak akan pernah menyerah meyakinkan Karna.

"Bangun! Lo pikir lo keren dengan bertindak sendirian? Cuma modal otak lo yang dibuat kerja sama aja susah," timpal Sarani yang mulai terbawa suasana.

"Penipu tidak pantas diberi kesempatan untuk mendapat kepercayaan, asal lo tahu Sarani gue gak bego buat gak percaya lo lagi."

Algevan mengembuskan napas beratnya, "Jangan kekanak-kanakan Kar, keegoisan lo bisa bunuh salah satu di antara kita."

"Udah, biarin orang bodoh emang susah dinasihatin," celetuk Mahen yang sibuk dengan benda padat pipih dalam genggamannya.

Tanpa basa-basi lagi Karna meninggalkan mereka semua, kini sisa empat inti Aegros yang benar-benar kecewa dengan sifat ketua Aegros.

"Dia butuh waktu kayaknya," jelas Sarani yang merunduk lelah.

"Kita harus kuat, Karna gak mungkin bisa ngatasin sedirian dengan keadaan dia yang kayak gitu, gimana kalau kita susun rencananya?" usul Mahen yang diangguki oleh mereka.

"Maaf, karena gue kalian ribut, harusnya gue emang gak pantes kalian kasih kepercayaan lagi," lirih Sarani.

Rafel mengusap pelan bahu gadis yang spesial dihidupnya itu, bahkan air mata yang merosot bebas di pipi mulus Sarani pun Rafel tidak rela.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang