20. Orang ketiga

703 47 15
                                    

"Berpura-puralah sampai kau terbiasa jika itu hanya sandiwara."

—lUgU—


□Selamat Datang dan Selamat Membaca□



















"Kamu lucu banget, ya? Pantes aja dia jadiin kamu pacarnya."

Aiyanika tetep mengelusi bulu-bulu kucing itu, dia acuh tak acuh terhadap gadis yang mengajaknya berbincang sejak kepergian Karna tadi.

"Boleh gak kenalan?"

Aiyanika mendengus kesal, "Tante berisik banget dari tadi, bisa diem gak?!"

Gadis itu tersentak pasal dia disebut tante oleh Aiyanika. Apakah karena dandanannya yang terlalu mencolok atau Aiyanika yang terlalu seperti anak kecil.

Tak berselang lama, Karna kembali dengan bungkus plastik putih berisi makanan yang dia janjikan kepada Aiyanika. Dia terkesiap mendapati seseorang bersama Aiyanika.

"Hai mantan," seru gadis itu.

Karna diam terpaku, jelas mungkin Aiyanika tidak akan peduli dan tak tahu apa itu istilah mantan. Namun, Karna tetap melempar tatapan tajam ke arah gadis tersebut.

"Senia, ngapain lo di sini?" tanya Karna.

Senia Lilian Bianca, seorang gadis berambut pirang mantan pertama dari Karna. Jujur saat melihat keberadaan gadis itu hati Karna mendadak gelisah, ingatan semua tentang gadis itu berputar dipikiran tanpa diminta, sebut saja Senia mantan terindah Karna.

"Gue kangen mantan," jawab Senia dengan santai.

"Mantan lo kan banyak."

"Salah satunya adalah lo yang sulit buat gue move on," keluh Senia dengan raut wajah sengaja memelas.

Karna berdecih, "Udah basi banget."

"Gak ada niatan balikan?"

"Gak minat."

Karna memutar bola matanya malas, kemudian membawa Aiyanika masuk ke mobilnya membiarkan kucing itu sendirian di luar. Aiyanika sempat merengek, tetapi Karna tidak peduli sebab sedang emosi.

"Buat beberapa hari ke depan kita gak main dulu, aku mau beresin suatu urusan, penting."

Aiyanika mengernyit, "Lebih penting dari Aiya?"

Karna mengembuskan napas berat, dia tidak bisa membuat Aiyanika salah paham saat dirinya dilanda kemarahan. Dia menoleh ke arah Aiyanika, membelai lembut rambut Aiyanika yang masih tergerai indah.

"Aku bakal cepet beresin urusannya biar bisa main lagi sama Yaya Bocil, setuju?" ucap Karna yang tidak mendapat respons dari Aiyanika.

"Bukan karena cewek tadi, kan?"

Karna menghentikan laju mobilnya, dia kembali berfokus kepada Aiyanika. Tatapan intimidasi dari gadisnya tersebut seperti berbeda dari sifatnya yang lugu, Aiyanika kenapa? Itu yang membuat Karna bingung saat ini.

"Emang kamu tahu dia siapa?"

Aiyanika menepis gelagatnya yang tampak aneh, dia mengigiti bawah bibirnya gugup menghadapi Karna yang seperti sadar dengan pertanyaannya.

Aiyanika terkekeh pelan, "Kata tante tadikan mantan Om Kelinci."

"Emang kamu tahu mantan itu apa?"

Aiyanika semakin dibuat gugup, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Wajahnya sudah pucat pasi, seperti tertangkap basah tapi masih pandai menyembunyikan sesuatu.

"Gak tau om," kata Aiyanika seadanya.

Karna tidak mau ambil pusing, kemudian dia pun kembali menyetir perjalanannya yang sempat tertunda. Rasanya masih janggal karena Aiyanika seperti berbohong.

Sementara di lain tempat, Senia setia menemani kucing yang tadi bersama Aiyanika. Seseorang menghampirinya, Senia sadar akan kehadiran cowok tersebut, dia ikut berjongkok di samping Senia.

"Lo yakin bisa buat hubungan mereka hancur?"

Senia tersenyum miring, "Hatinya Karna itu plin-plan, cukup gampang buat gue taktik lagi."

"Gaya omong lo Sen, tapi apa mungkin? Dia kelihatan lebih suka sama tuh cewek kan?"

Beberapa saat mereka berdua saling melempar atensi. Senia menemukan tatapan dari cowok tersebut yang meragukannya, tetapi tak dapat dipungkiri saat pertemuan tadi ada rasa aneh dari Karna.

"Siapa tuh cewek?"

Cowok tersebut terkekeh, "Kocak banget, lo gak tau dia? Semua anggota Gramor juga kenal tuh, lo harus inget Gramor dan Treairex sama Aegros adalah musuh kita. Mantan lo harus lo hancurin dan lo tau gak? Ceweknya itu bahaya banget."

"Tapi kenapa kok tadi keliatan kaya bayi bego?"

"Sembarangan lo kalau ngomong, gue ragu lo bisa ngalahin tuh bocah," katanya.

Senia merenung sejenak, mengingat kembali sosok yang dia temui tadi. Dengan wajah polosnya, gadis itu disebut bahaya? Oleh cowok yang berada disisinya ini. Ada rasa tak menentu pada hatinya, apa mungkin itu benar? Tentang apa yang diceritakan bosnya tersebut.

"Bocah kaya gitu apa yang harus ditakutin?"

Tidak ada lagi respons, karena sosok cowok tersebut sudah menghilang dari pandangannya.

"Sial, kaya setan gue belum nanya nama tuh cewek," gerutu Senia.

Tangannya terulur membelai pelan kucing yang mulai mengeong ketakutan.

"Kita lihat antara orang baru atau orang lama yang akan diakui," lirihnya.

"Woy! Siapa lo?!"

Senia tersentak dia hendak beranjak melarikan diri, tetapi tangannya terlebih dahulu dicekal seseorang.

"Kenapa lari hm?"



















Haiii

Bagimana kabar kalian??? Apakah masih ada yang menunggu cerita ini di revisi? Maaf atas keterlambatan Nana dalam merombak cerita, nanti Nana akan berusaha semaksimal mungkin agar cepat selesai.

Jaga kesehatan dan Love Yourself!!

Bye bye bye guysss ♡♡♡♡

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang