"Jangan takut untuk bersuara lantang jika itu sebuah kebenaran."
—LuGu—
▪︎Selamat Datang dan Selamat Membaca▪︎
"Eh?! Beban Gramor?" sapa Rafel terkesiap saat melihat keberaan Akra yang memasuki rumahnya.
"Lo berani injek kaki di rumah gue?" Akra tersenyum picik sembari membuka jaket kebangaannya yaitu Gramor.
"Ngaku-ngaku ya lo?"
"Bacot, ini rumah gue! Mau gue kasih liat sertifikat rumah ini?!" Mata Akra memancarkan sinyal permusuhan terhadap Rafel yang memutar bola matanya malas.
"Perasaan ragunan dijaga ketat, tapi kenapa lo masih bisa berkeliaran?" Akra menarik kerah leher Rafel hingga terangkat beberapa centi dari lantai, dia menatap Rafel tajam.
"Gue biarin ketua Aegross itu deket adek gue dengan syarat Gramor dan Aegross enggak tahu soal itu, tapi orang heboh kayak lo ini tahu? Ibu-ibu arisan aja kalah sama mulut lo itu," sarkas Akra.
"Woy! Gue enggak akan biarin Karna berurusan sama cewek bego kayak adek lo itu!" balas Rafel tak ingin kalah.
Akra melepaskan cengkeramannya, dia mendorong Rafel hingga tersungkur ke lantai.
"Gue enggak ada waktu buat ngeladenin omongan orang kurang pendidikan moral," tukas Akra lantas pergi meninggalkan Rafel.
Rafel berdecih kesal, "Demi Aegross, Kar, maaf gue harus ikut campur."
Setelah keributan tadi, Karna pun pulang dengan keadaan yang lesu. Dengan langkah lunglai dia menyusuri markas Aegross tanpa pulang terlebih dahulu ke rumah, kepergian sang kakak Helana membuatnya dan Lintang lebih jarang di rumah, karena selalu terlintas rasa bersalah.
"Lo mau berhenti jadi ketua Aegross?" Pertanyaan mendadak dari Algevan itu sontak membuat suasana hening di antara para inti Aegross.
Karna menoleh ke arah Rafel yang memalingkan wajahnya. Dia tahu pasti berita kedekatannya dengan Aiyanika adik dari ketua Gramor sudah sampai ke semua inti Aegross.
Karna berdeham singkat, "Ada yang salah dari kepemimpinan gue?"
"Lo jadiin adek dari Gramor itu jadi pacar lo? Asli? Mana bocil kematian kayak gitu mirip anak anjing kesasar lagi," celetuk Mahen yang kini ikut dalam obrolan mereka.
"Wah, keliatan dari muka tuh cewek bego dari masih embrio sih," sahut Adnovan sembari terkekeh pelan.
Rainan beranjak dari duduknya, "Gue tau lo hobi pacarin semua cewek, tapi lo berhubungan sama cewek yang notabene adek musuh Aegross. Sebagai predikat ketua, lo kayaknya pantes dicap narsis? Norak? Alay?"
Karna mengepalkan kedua tangannya, dia merunduk sembari menatap kedua tali sepatunya yang lepas. Dia pun berlutut untuk mengikatnya kembali, agar bisa menetralkan emosinya.
Rainan pergi dari markas Aegross seperti biasa, ini bukan lagi hal yang aneh. Mereka terbiasa dengan tidak adanya Rainan, mereka bahkan tidak pernah bertanya ke mana Rainan saat Aegross seperti ini? Rainan pun tidak pernah peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUGU
Teen Fiction"Jadi pacar gue, ya?" "Boleh, tapi pacar itu apa?" Apakah playboy kelas kakap- Karnahasta Allean Nandra dapat menyikat habis siswi di seantero sekolahnya yang tak berdosa hanya bermodalkan tampang rupawan yang memabukkan, bahkan segala macam janji...