03. Kopi Susu Hangat

1.8K 139 46
                                    

"Jika bintang dilangit adalah harapanmu, maka gelap malam ini adalah ketakutkanmu. Tidak peduli seberapa jauh kamu terbang ke atas sana, jangan takut jatuh. Karena proses bangkit hanya membutuhkan keberanianmu bukan dukungan dari orang yang tidak ingin melihatmu bersinar."

—lUgU—
















Karna tersenyum semringah ketika membayangkan Aiyanika itu jadi mainan terlucu sepanjang masa dihidupnya. Aneh tetapi dia gadis yang langka, itu sebabnya Karna rela menghabiskan waktunya untuk meladeni gadis alien itu.

"Halo, Yaya bocil! Lagi ngapain?" Karna tidak berhenti tersenyum saat sambungan telepon itu aktif.

"Halo, selamat malam dengan kami penjual roti terbaik di seluruh jagat raya Indonesia jaya, ada yang bisa Auriella cupcake bantu?"

Karna mengernyit heran, "Gak usah bercanda bocil."

"Bapak kenapa? Apakah bapak ingin memesan kue di toko Auriella? Atau bapak butuh obat?"

Karna mengembuskan napas panjang, dia berdecak kesal ternyata dia malah menghubungi toko kue bundanya sendiri.

"Buset! Enggak usah ngomong sembarang lo! Itu toko punya emak gue!" Karna memutuskan teleponnya, kemudian melempar ponselnya ke kasur.

Dia termenung di meja belajar, sembari menatap foto wajah dari inti Aegros. Dia mulai mengabsen dari namanya terlebih dahulu. Aegros punya anggota inti seorang cewek sangar dari Bandung, tetapi ketika dia tiba-tiba hilang kabar Aegros menyatakan cewek itu keluar.

"Sarani Oktabelvan, gue kira lo bakal kembali seperti yang lo janjikan," gumam Karna hingga tanpa sadar mengeluarkan air mata.

"Tapi tenang Aegros akan tetap sama meski lo gak ada."

Karna beranjak dari duduknya hendak merebahkan tubuhnya di kasur. Namun, kedatangan Lintang membuatnya terusik.

"Si Halen pulang Kar! Kita disuruh makan malem bareng," desis Lintang dengan wajah suntuk.

Karna memutar bola matanya malas, "Ayah juga pulang?" Lintang hanya mengelengkan kepalanya.

Karna berangsur dari kasurnya mengikuti langkah Lintang ke ruang makan yang di sana sudah terpampang jelas Helana Annandya Vilofso saudara tiri Lintang dan Karna, dia adalah kakak perempuan tertua.

Karna tidak suka kehadiran cewek ini, dia adalah anak dari seorang ibu yang menyebabkan bundanya dan ayahnya berpisah. Sungguh keluarga munafik, ayahnya jarang pulang karena ibu Helana.

"Makan malem kok jam duabelas, di mana sih titik kewarasan otak elo?" sungut Karna yang menahan kekesalan di kepalanya.

"Kamu sekolah tapi mulut kamu sangat tidak berpendidikan," balas Helana ikut kesal.

"Ayah kalian ingin saya tinggal di sini, jadi saya harap kalian bisa menerima saya sebagai kakak."

"Najis," gumam Lintang yang sedang menahan rasa kantuknya.

Helana menatap satu persatu adik tirinya itu. "Saya tidak akan mengganggu hari kalian, saya hanya memastikan kalian baik-baik saja."

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang