Operasi transplantasi Jantung Hita berhasil.
Dokter Jihan mengatakan kalau Hita akan pulih total dalam jangka satu sampai dua bulan ke depan. Tentunya dengan beberapa persyaratan yang harus Hita jalani.
Selain menjaga pola makan sehat, Hita di wajibkan menjaga pola hidup sehat dan tidak diperbolehkan melakukan aktifitas berat terlebih dahulu. Check up rutin akan terus di jadwalkan oleh Dokter Jihan hingga enam bulan pertama pasca operasi.
Saat ini, Hita masih dalam pengawasan tim medis hingga 24 jam ke depan karena operasi baru saja dilakukan. Saat itu, Hita sudah dipindah ke ruang ICU.
Selang-selang infus dan bantuan pernapasan masih terpasang di tubuhnya.
Pagi-pagi buta, Mars sudah berangkat ke rumah sakit sebelum Suci terbangun dari tidur. Lelaki itu masuk ke dalam ruangan ICU setelah tim medis memberinya izin untuk membesuk. Itu pun hanya diperbolehkan sebentar saja.
"Kak..." sapa Hita mencoba tersenyum meski wajahnya terasa kaku. Sekujur tubuhnya nyeri efek operasi karena obat bius yang perlahan hilang. Bibir pucatnya melekuk sedikit. Hita mencoba menggerakkan jari jemarinya dengan susah payah. Dia menggapai-gapai ke arah Mars.
Mars menggenggam jemari Hita dengan penuh kelembutan. Pelupuk matanya menghangat menahan haru. Melihat sang adik kini bisa tersenyum lagi.
"Kamu hebat, Hita... Nggak lama lagi kamu bisa pulang dari sini, bisa sekolah lagi kayak dulu. Nanti Kakak bakal masakin kamu nasi goreng kesukaan kamu, makanya kamu cepet sehat ya?" bisik Mars setengah membungkuk. Dia mengusap ubun-ubun kepala Hita dengan penuh kasih sayang.
Satu buliran bening menetes dari sudut mata Hita. Mars dengan cekatan menghapusnya.
"Hita adiknya Mars, bukan cewek cengengkan?"
Senyuman Hita semakin lebar. Mars pun tertawa meski terdengar sedikit dipaksakan.
"Te-rima kasih, Kak..." ucap Hita lagi. Bibirnya masih kelu untuk digunakan bicara meski hanya sepatah dua patah kata.
"Kamu itu amanah yang dititipkan almarhum Bapak dan Ibu pada Kakak. Sudah menjadi kewajiban Kakak untuk menjaga dan merawat kamu,"
Mars bisa merasakan genggaman Hita di jari jemarinya semakin erat.
Hita mencoba bicara lagi meski masih terlihat kesulitan.
"Hita... Sa-yang Kak Mars..."
Mars tersenyum.
"Kakak juga sayang kamu," balasnya disertai satu kecupan di kening sang adik tercinta. "Mungkin untuk satu minggu ke depan, Kakak nggak bisa datang untuk menemani kamu di sini karena Kakak ada pekerjaan ke luar kota. Tapi, kamu tenang aja, nanti Bang Kinong dan istrinya yang akan bergantian jagain kamu di sini," jelas Mars dengan sangat berat hati.
Hita mengangguk dan tersenyum. "Ka-kak nggak u-sah khawatir. Hi-ta, pasti ba-ik-baik saja," ucap gadis itu terbata.
Mars kembali mengecup kening Hita sebelum akhirnya lelaki itu pun pamit undur diri.
"Titip Hita ya, Bang?" ucap Mars pada Kinong yang baru saja sampai di rumah sakit.
Kinong menepuk bahu Mars. "Hita itu cewek kuat, dia pasti cepat sembuh, lo tenang aja," ucap Kinong dengan gayanya yang setengah cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)
RomanceArea Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura-pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma...