31. PROMISE

144 11 0
                                    

"Jangan diminum lagi obat ini. Kalau kamu ingin ingatan kamu cepat kembali, Suci," ucap Mars memperingati.

Suci mengerjapkan mata berkali-kali diiringi dengan dua alis yang menyatu. Masih belum paham maksud perkataan Mars.

"Biar aku yang menyimpan obat ini," ucap Mars lagi seraya berlalu dari hadapan Suci, namun gerakan tangan Suci yang sudah lebih dulu menahan tubuhnya, membuat lelaki itu pun urung melangkah.

"Bisa jelaskan lebih detail, maksud perkataan kamu, Mas? Apa hubungan obat ini dengan kembalinya ingatanku?" tanya Suci, pada akhirnya.

Mars mengesah pelan. Dia menggenggam jemari Suci. "Justru hal itu yang masih harus kita selidiki. Tentang alasan kenapa Bi Lia membohongimu soal fungsi obat ini," ucap Mars menjelaskan.

"Memang, apa sebenarnya fungsi obat ini?" tanya Suci dengan nada bicaranya yang mulai meninggi seiring perasaan cemas yang mulai melanda hatinya.

"Ini bukan vitamin penambah daya tahan tubuh, Suci. Melainkan obat yang bisa memberikan efek penurunan daya ingat bagi orang yang mengkonsumsinya," jawab Mars penuh keyakinan.

Dengan kelopak matanya yang seketika berair, kepala Suci perlahan bergerak, menggeleng. Kakinya melangkah mundur dengan ekspresi yang terlihat seperti orang syok.

"Nggak, nggak mungkin! Ini nggak mungkin! Bi Lia nggak mungkin melakukan itu sama aku, Mas. Aku yakin kamu salah. Kamu pasti udah salah paham, Mas," ucap Suci dengan suaranya yang terdengar bergetar.

"Apanya yang salah? Jelas-jelas di sini tertulis merk obatnya dan saat aku coba searching di internet obat apa ini, aku mendapat informasi itu di sana, Suci! Jadi mana mungkin aku salah? Kalau kamu nggak percaya, selepas kita sampai di Jakarta besok, kita datang ke Klinik terdekat dan kamu bisa tanyakan sendiri pada dokter ini obat apa. Supaya semuanya jelas kalau memang kamu nggak percaya sama aku," ucap Mars panjang lebar.

Suci yang masih dalam keadaan syok hanya bisa terdiam saat langkah mundurnya terhenti karena tubuhnya yang sudah membentur dinding.

Wanita itu mulai terlihat menangis.

Melihat keadaan Suci yang seperti itu, Mars jelas tak tega. Hingga dia pun mendekati Suci dan merengkuh tubuh Suci ke dalam pelukannya.

"Aku akan bantu kamu, Suci. Selama ada aku di sini, nggak akan ada yang bisa nyakitin kamu, termasuk su--" Mars memutus cepat kelanjutan kata yang hampir saja lolos dari mulut bodohnya.

Untungnya, pikiran Suci yang kalut membuat wanita itu tak terlalu memperhatikan apa yang baru saja diucapkan oleh Mars. Dia masih larut dalam ketidakpercayaan dan rasa kecewanya terhadap Bi Lia, jika memang apa yang dikatakan lelaki yang dia pikir suaminya itu memang benar adanya.

Jika memang obat yang selama ini Bi Lia berikan pada Suci bukanlah Vitamin daya tahan tubuh seperti yang selama ini Bi Lia katakan, melainkan obat yang bisa menyebabkan pengkonsumsinya mengalami penurunan daya ingat, itu artinya, Bi Lia memang berniat membuat ingatan Suci tak pernah kembali lagi.

Lantas, apa sebenarnya motif Bi Lia melakukan itu?

Siapa sebenarnya Bi Lia?

Atau memang ada orang yang sudah menyuruh Bi Lia melakukan hal itu?

Pada akhirnya, Suci hanya bisa bertanya-tanya sendiri dalam hati, tanpa mampu menemukan jawaban pasti.

"Mulai saat ini, jangan percaya pada siapa pun di rumah, termasuk Bi Lia. Jika ada sesuatu yang mencurigakan yang mungkin kamu dengar, langsung laporkan padaku. Aku akan membantumu mencari tahu tentang semua ini," Mars kembali meyakinkan Suci bahwa dirinya akan senantiasa ada di sisi Suci dan melindunginya. Setidaknya, sampai pekerjaannya ini berakhir.

"Nanti, aku akan belikan Vitamin peningkat daya tahan tubuh yang asli, yang bentuknya sama seperti obat ini. Kita hanya perlu menukar kemasannya saja agar Bi Lia tidak curiga dan berpikir bahwa kamu masih tetap mengkonsumsi obat ini. Sementara aku, akan mencari informasi lebih lanjut tentang siapa dalang di balik semua kejadian ini, paham maksudku kan, Suci?" Mars menunduk, menatap wajah Suci yang sudah banjir air mata.

Suci mengangguk masih dengan bibirnya yang terkatup, membuat Mars gemas hingga tak kuasa menahan diri untuk tidak mengecupnya.

Bola mata boneka Suci mengerjap mendapati serangan yang begitu tiba-tiba dari sang suami. Meski hanya sebuah kecupan singkat, tapi tetap saja dia terkejut karena momennya yang memang kurang tepat.

Merasa kesal, Suci malah memukul dada bidang Mars dan tambah mengerucutkan bibirnya.

"Sekarang, dari pada kita melow-melow begini, mending kita lanjutin lagi yang tadi ketunda?" ucap Mars setengah berbisik. Diliriknya ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. "Masih ada waktu delapan jam sampai kita berangkat, bisalah ya, dua sampai tiga jam bertempur dulu, auuw," ucapan Mars terhenti tatkala sebuah bogem mentah yang cukup kuat mendarat di dadanya.

Suci menatapnya dengan tatapan nyalang, membuat senyum jahil di wajah Mars seketika meredup.

"Masih bisa ya kamu bercanda Mas?" ucap Suci yang jadi marah besar. Hal itu jelas membuat Mars terkejut. "Ini tuh masalah serius! Kamu tau Mas, Bi Lia itu udah aku anggap seperti pengganti Ibuku sendiri. Dia yang menjagaku sejak aku buta. Dia yang selalu ada menemaniku sepanjang hari tanpa pernah mengeluh. Jadi, aku benar-benar tak percaya jika Bi Lia bisa setega ini padaku! Kenyataan ini benar-benar sulit aku percaya, Mas!" Tutur Suci dengan tangisannya yang semakin pecah.

Menatap Suci dengan tatapan penuh keprihatinan, Mars hanya bisa berujar dalam hati.

Dan kamu akan menjadi lebih tidak percaya, jika aku mengatakan tentang siapa aku sebenarnya Suci...

Terlebih, mengenai alasan kenapa aku bisa berada di sini bersamamu sekarang.

Semua karena permintaan suamimu sendiri!

Lagi, Mars kembali merengkuh tubuh Suci ke dalam pelukannya. Merasa bersalah karena sejak awal dirinya memang tak tahu kedekatan Suci dengan Bi Lia.

"Maaf, aku minta maaf..." bisik Mars mengakui kesalahannya.

"Jika Bi Lia saja selaku orang terdekatku selama ini tak lagi bisa aku percaya, lantas, kemana aku harus mengadu setelah ini?" ucap Suci masih dengan tangisannya yang terus merebak.

"Masih ada aku, Suci. Ada aku. Jangan khawatir..."

Mungkin, untuk tiga bulan ke depan, Mars bisa saja menepati janjinya untuk senantiasa berada di sisi Suci dan melindungi Suci dari niat jahat orang-orang di sekelilingnya.

Tapi, setelah pekerjaannya ini selesai, apa yang harus dia lakukan untuk tetap menepati janjinya tersebut?

Itu artinya, sebelum waktu perjanjian kerjasamanya dengan Venus berakhir, Mars sudah harus mendapatkan titik terang mengenai kejanggalan demi kejanggalan yang mulai dia temui dalam lingkup kehidupan keluarga Diningrat.

Jika memang ada orang yang menginginkan ingatan Suci tak pernah kembali, itu artinya pasti ada sesuatu yang disembunyikan yang mungkin diketahui oleh Suci tentang keluarga ini.

Apakah mungkin, Venus pelakunya?

*****

Hayo, kita mulai bermain teka-teki ya...

Jangan lupa Vote dan komen kalau suka...

Salam Herofah...

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang