Waktu seakan berputar lebih cepat bagi Suci dan Mars.
Kebersamaan mereka di Maldives akan segera berakhir.
Ini malam terakhir bulan madu mereka setelah begitu banyak hal menyenangkan yang telah mereka lalui bersama selama lima hari belakangan.
Pesona alam Maldives telah mereka jelajahi hampir keseluruhannya.
Malam ini, Suci dan Mars terlihat sibuk untuk packing karena besok mereka akan bertolak dari Maldives dengan menaiki penerbangan pertama menuju Jakarta. Untuk itu mereka harus berangkat pagi-pagi sekali.
Mars membantu Suci membenahi pakaiannya setelah seluruh barang bawaannya telah dia packing rapi.
"Terima kasih, suamiku," ucap Suci pada Mars. Kedua tangannya melingkar di perut Mars. Suci memeluk tubuh Mars dari belakang ketika Mars masih sibuk merapikan pakaian milik sang dara.
"Udah sana, kamu istirahat, biar aku yang beresin sisanya," ucap Mars pada Suci.
"Iya nanti juga aku istirahat, aku mau jalan-jalan dulu..." balas Suci dengan gelagat manjanya. Jemari lentik wanita itu bergerak turun dan turun dari perut Mars.
Mars menangkap pergelangan tangan Suci, dia tersenyum geli. "Oh, udah mulai nakal ya?" tegur Mars dengan senyuman lebar. Lelaki itu menahan jemari Suci sebelum mencapai area berbahaya miliknya.
Suci menarik jemarinya. Berpindah tempat dan bergerak nakal dengan berputar di sekitar dada Mars.
Mars yang saat itu mengenakan kemeja pantai dengan tiga buah kancing bagian atas yang dibiarkan terbuka, memuluskan aksi Suci membelai dada bidangnya. Hal itu jelas membuat Mars jadi semakin kegelian.
"Ini malam terakhir loh, Mas?" ucap Suci dengan suaranya yang terkesan menggoda.
Mars berbalik dan menarik pinggul Suci sampai terdengar teriakan kecil yang keluar dari mulut sang wanita.
Cukup lama Mars menikmati keintiman mereka. Menikmati tatapannya yang terasa sejuk setiap kali tertuju pada wajah Suci yang begitu cantik.
"Kamu cantik sekali, Suci..." bisik Mars saat itu.
Suci menunduk malu. Pipinya langsung merona.
Mars sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjalankan perannya sebagai seorang suami sebaik mungkin.
Persetan dengan segala pikiran aneh yang terus mengusiknya. Tentang aturan-aturan Venus yang melarangnya bersikap manis pada Suci.
Mars tidak perduli.
Toh, jika memang Mars mendapat keuntungan dari perannya tersebut, anggap saja itu sebagai bonus atas pekerjaannya kali ini. Mars berharap apa yang kini dia rasakan terhadap Suci hanya sekadar perasaan semu yang akan berakhir jika waktunya tiba. Mars tentu tidak ingin dirinya larut terlalu dalam pada perasaan konyol yang justru akan dia sesali di kemudian hari.
Mars harus sadar akan posisinya dan berpikir bahwa apa yang dia lakukan saat ini hanya sebuah permainan atau hiburan semata. Anggap saja dia sedang bersenang-senang.
Meski, jauh di dasar lubuk hatinya yang terdalam, Mars tetap tidak mampu menutupi perasaan bersalahnya terhadap Suci. Perasaan ingin memiliki. Ingin mencintai sepenuh hati. Perasaan yang tumbuh bahkan tanpa Mars sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)
RomanceArea Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura-pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma...