Sore ini, Adhiguna sampai di Jakarta setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas jam dari Zurich.
Lelaki berperawakan tinggi dengan kulit kuning langsat itu tampak mengutak-atik ponselnya di lobi Bandara.
Mengesah kesal karena ponsel Venus sang anak masih tak juga bisa dihubungi.
Harusnya, jika ada masalah di perusahaan, bukan lagi urusan Adhiguna. Hanya saja, berhubung Venus memang sedang menjalani bulan madu terlebih anak itu sangat sulit dihubungi sejak berada di Maldives, jadilah, Adhiguna terpaksa turun tangan sendiri untuk mengurus masalah serius yang terjadi di perusahaannya. Meski, di balik urusan perusahaan itu, sesungguhnya Adhiguna memiliki alasan penting lain mengapa dia tiba-tiba memutuskan untuk pulang. Dan yang pasti, alasan lain ini, hanya diketahuinya seorang diri.
Lelaki paruh baya itu sempat mampir ke minimarket sembari menunggu mobil yang menjemputnya tiba.
Sekelebat bayangan seseorang yang melintas di sisi jendela mengusik Adhiguna saat dirinya sedang membayar barang belanjaannya di lokasi minimarket di dalam bandara.
Apa iya itu Suci?
Bisiknya membatin.
Sekedar ingin memastikan, meski kurang yakin dengan perasaannya saat itu, Adhiguna menoleh cepat ke arah sosok wanita berambut panjang yang kini berjalan menjauh memunggunginya dari luar minimarket. Wanita yang sedang bergelayut mesra dan bergandengan tangan dengan seorang lelaki. Dari gelagatnya, mereka seperti pasangan pengantin baru.
"Total belanjaannya jadi Lima puluh delapan ribu rupiah Pak," ucap sang kasir minimarket memecah fokus lelaki paruh baya di hadapannya.
Adhiguna terhenyak. Dia menggeleng pelan dan mengusik segala pikiran aneh yang hinggap di kepalanya.
Tidak mungkinkan menantunya kini bersama lelaki lain?
Lagi pula, harusnya, Venus dan Suci masih berada di Maldives sekarang.
Pikir Adhiguna membatin.
Setelah membayar barang belanjaannya, Adhiguna pun beranjak dari minimarket dan menunggu kendaraannya datang untuk kemudian membawanya pulang menuju kediaman Diningrat.
Di sepanjang perjalanan menuju kediaman Diningrat, senyuman di wajah renta Adhiguna terus saja terkembang, saat ingatannya kembali tertuju pada sebuah alasan penting lain, mengapa dirinya tiba-tiba memutuskan untuk pulang mendadak ke Indonesia hari ini.
Setelah usaha yang dia lakukan selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan.
Kemarin, Adhiguna baru saja mendapat informasi terbaru dari detektif yang disewanya selama ini, untuk mengusut tentang kasus penculikan anak kandungnya dahulu.
Malam ini, Adhiguna berencana untuk menemui Gun, seorang detektif swasta yang membantunya mencari sang anak. Semoga saja, informasi yang kali ini diperoleh Gun benar-benar akurat dan terpercaya.
Adhiguna berjanji pada dirinya sendiri bahwa dirinya akan berusaha sampai titik darah penghabisan sampai dirinya bisa benar-benar menemukan darah dagingnya yang hilang.
Seorang anak laki-laki yang telah dilahirkan Liliana dua puluh tujuh tahun yang lalu.
******
Cahaya senja keemasan terlihat di ufuk barat menghiasi langit. Sinar terangnya terasa hangat seolah menyambut kembalinya Mars dan Suci ke Ibukota.
Setibanya di Jakarta setelah menghabiskan masa liburan mereka, Mars dan Suci langsung menuju kediaman Diningrat. Lelah dan penat seolah tak terasa walau saat itu mereka harus menempuh perjalanan panjang dari Maldives.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)
RomanceArea Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura-pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma...