24. PENYAKIT MENULAR BERBAHAYA

341 18 2
                                    

Seorang wanita dengan pakaian sexynya terlihat keluar dari sebuah taksi online.

Usai membayar dan sang supir taksi mengeluarkan barang bawaannya dari bagasi mobil, si wanita tampak susah payah menarik kopernya menuju sebuah apartemen mewah di Jakarta.

Wanita itu masuk ke loby gedung berlantai 57 itu. Berjalan menuju lift dan menekan tombol angka 25.

Tak lama, lift sampai di tempat tujuan.

Wanita itu mengeluarkan key card dari mini clutchnya dan mulai membuka pintu apartemen bernomor 50 di hadapannya.

Seorang lelaki yang sedang berkutat dengan laptop di depan ruang TV menoleh ke arah pintu apartemennya yang terbuka.

"Abis dari mana lo? Bawa-bawa koper segala," tanya Venus pada Hanni yang kini menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang letaknya berhadapan dengan Venus.

"Gue abis dari apartemen Daren," jawab Hanni dengan wajah berseri-seri.

"Asik dong abis main kuda-kudaan," ledek Venus yang memang tahu bahwa Daren adalah salah satu sephianya Hanni.

Hanni tersenyum manis. "Kenapa emang, hah? Lo iri?"

"Nggak," Venus kembali beralih pada laptopnya.

"Bilang aja kalo lo pengen, masih kaku aja lo sama gue!" Hanni masih saja meledek Venus.

"Emang lo mau sama gue?" tanya Venus membalas guyonan Hanni.

"Emang gue ngomong kayak gitu?" balas Hanni dengan cengiran lebar.

Venus mencebik. "Ah, dari dulu juga sebelum gue ketemu Amanda, lo emang nggak pernah mau tidur sama gue kan?"

Hanni tertawa geli. "Murahan banget sih lo jadi cowok!" Hanni bangkit dari sofa setelah melepas sepatu boots casualnya ples kaus kaki mininya yang dia lempar ke wajah Venus.

"Sama lo juga!" timpal Venus yang langsung melempar asal kaus kaki Hanni ke sembarang tempat. "Mending ketauan lo jadi pelacur dibayar, ketimbang kasih servis gratis buat pacar-pacar lo yang brengsek itu."

"Samakan kayak lo, sesama spesies brengsek," balas Hanni setelah menenggak setengah jus jeruk yang dia ambil dari lemari es.

"Udah tau brengsek masih lo pacarin juga! Hamil baru tau rasa lo, gue sumpahin nggak ada yang mau tanggung jawab," balas Venus nyinyir.

Hanni yang sedang melanjutkan minum langsung tersedak. "Kampret! Lama-lama mulut lo udah kayak banci ya, lemes!" omel Hanni tidak terima dengan sumpah serapah Venus. Hanni kembali ke sofa dengan sebuah snack dan minuman kaleng di tangannya. "Lagian, kalo emang mereka nggak mau tanggung jawab, kan masih ada lo?"

Mendengar ucapan Hanni kali ini Venus jadi tertawa meski hanya sesaat.

"Lo yakin mau sama gue?" tanya Venus dengan tatapan lurus. Nada bicara lelaki itu terdengar serius setelah tawanya mereda begitu cepat.

Hanni mengedikkan bahu, "kalo udah kepepet, mau gimana lagi? Lumayan juga buat cadangan," ucap wanita itu dengan gaya cuek seraya meraih remot TV dan menyalakannya. Dia duduk dengan kedua kaki yang dia angkat ke sandaran sofa, memperlihatkan dua kaki jenjangnya hingga paha mulusnya terekspos jelas di hadapan Venus.

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang